Kanda Pat (Catur Sanak), Kekuatan Antagonis pada Manusia


Ketegangan antara kekuatan kebaikan dan kejahatan dijelaskan dalam Catur Sanak atau Kanda Pat (kanda mpat). Kanda Pat adalah ‘keempat saudara’ yang menyertai setiap orang sejak dalam kandungan atau, lebih tepat, sejak lahir sampai mati . Mereka disebut juga catur nyama atau sanak catur.
Keempat saudara yang dimaksudkan itu adalah yeh nyom (air ketuban), getih, rah (darah), lamas (selubung halus janin), dan ari-ari (placenta), yang oleh Eiseman disebut sebagai ‘the four spirit guardians’. menengarai bahwa tidak satu tempat pun di Indonesia, kecuali di Bali, yang memiliki kepercayaan begitu kuat akan  catur sanak.

Keempat saudara asral kita bisa menolong orang sejauh mereka diberi perhatian semestinya. Sebaliknya, mereka bisa menyebabkan kesulitan bahkan penyakit, bila mereka dilalaikan oleh manusia.
Meskipun Kandapat dipercayai sebagai kekuatan-kekuatan magis yang menyertai setiap orang, mereka juga bisa masuk dan menjadi bagian dalam tubuh manusia itu sendiri. Secara implisit, semua ini mau menggarisbawahi satu hal ini, yakni setiap orang terbuka ke alam kedewaan (Niskala) dan sekaligus vulnerable akan pengaruh buta kala. Lewat hidung, telinga, mulut, dan mata pengaruh buruk Kanda Pat bisa menguasai manusia sedemikian rupa sehingga ia memiliki sifat-sifat Bhuta.

Mengenal Konsep Dasar Kanda Pat / Catur Sanak

Leluhur bali menyelaminya lebih dalam yang kemudian melahirkan konsep ajaran Kanda Pat atau Catur Sanak. secara umum, inti Kosep Dasar Kanda Pat ini adalah “manusa ye, butha ye, dewa ye” (dia itu manusia, sebagai butha dan juga sebagai dewata), sehingga penekanan awal dari konsep kanda pat ada di kandapat bhuta, kanda pat manusa dan kanda pat dewa. berikut ini penjabaran konsep kanda pat tersebut:

Kanda Pat Tri Hitakarana Tri Kona Tri Guna Tri kaya parisudha
Bhuta Palemahan Utpeti Tamas Perbuatan
Manusa Pawongan Stiti Rajas Perkataan
Dewa Parhyangan Pralina Satwam Pikiran

1. Konsep Kanda Pat Bhuta

Memberikan pemahaman penciptaan yaitu panca maha bhuta menekankan konsep palemahan (lingkungan) ajaran yang menyadarkan kita bahwa lingkungan adalah milik kita yang wajib dan harus dijaga/diperhatikan cara untuk dekat dengan alam hanyalah dengan perbuatan saja mempelajari saudara kita yang masih berupa butha kala yang sangat kuat enerjik dan dipenuhi oleh aura panas (semangat). Apabila kurang memahami, biasanya akan condong pada sisi tamas-nya.

Fisik Sanak Bhuta Sang pengabih Arah Mahabhuta Kekuasaannya
Yeh Nyom Anggapati Suratma Timur Pertiwi tubuh mahluk
Getih Prajapati Jogormanik Selatan Apah kuburan dan jalan
Lamas Banaspati Dorakala Barat Teja sungai dan bebatuan
Ari-ari Banaspati raja Mahakala Utara bayu pepohonan
Rare Bhuta Dengen Yamadipati Tengah Akasa Badannya

2. Konsep Kanda Pat Manusa

Ajaran ini merupakan implementasi dari konsep pawongan, yang menitik beratkan pada ajaran untuk menjaga hubungan dengan sesama manusia. dengan terjaganya hubungan baik ini, maka tujuan duniawi kita (jagadhita) akan lebih mudah diperoleh.
Didalam menjaga hubungan sosial ini, disamping perbuatan yang menjadi pusat perhatian adalah ucapan/perkataan yang kemudian menjadi sumber kekuatannya, memahami saudara kita yang sudah berkultivasi menjadi manusia, yang sifatnya sangat mirip dengan manusia. Konsep ini lebih dekat dengan sifat rajas. Identik dengan Manusa Yadnya, Pitra Yadnya dan Rsi Yadnya.

Nama (I Ratu) Letak Kekuasannya Linggih
Ngurah Tangkeb Langit Bhagawan Penyarikan Timur hewan dan binatang Ulun Sui
Wayan Teba Bhagawan Mercukunda Selatan Jalan dan Pegunungan Pura Desa
Made Jelawung Bhagawan Sindhu Barat sungai dan bebatuan Pura Puseh
Nyoman Sakti Pengadangan Bhagawan Tatul Utara Pepohonan Pura Dalem
Ketut Petung nama dwijati kita Tengah Diri sendiri Telengin Hati

3. Konsep Kanda Pat Dewa

Seperti halnya kanda pat diatas, ajaran kanda pat dewa merupakan pengejawantahan dari konsep parhyangan, dimana setiap menusia menjaga hubungannya dengan tuhan dalam manifestasinya sebagai dewata. Sehingga upacara Dewa Yadnya sangat dekat dengan ajaran kanda pat dewa ini.

Sanak Bhuta Sanak Manusa Sanak Dewata Arah
Anggapati Ratu Ngurah Tangkeb Langit Bhatara Iswara Purwa
Prajapati Ratu Wayan Teba Bhatara Brahma Daksina
Banaspati Ratu Made Jelawung Bhatara Mahadewa Pascima
Banaspati Raja Ratu Nyoman Sakti Pengadangan Bhatara Wisnu Uttara
Bhuta Dengen Ratu Ketut Petung Bhatara Siwa Madya

Dalam Kanda Pat Dewa, simbolis dan kebenaran, esoteris adalah suatu permainan kecerdasan yang sangat indah dan mempesona. Pelajaran tentang Kanda Pat Dewa mempunyai kesulitan yang sama seperti pesonanya. Mempesona karena beragam keberadaannya. Sulit karena ia merupakan lambang atau symbol. Inilah ajaran Kanda Pat Dewa yang bermula dari ajaran Kanda Dewa, yang disebut sebagai

“sanak Dewa, ne melingga ring Gedong Kusuma, Ida meraga Sang Hyang Siwa”

Dari Sang Hyang Siwa inilah, kemudian lahir Dewa-Dewa yang lainnya. Seperti, Sang Hyang Rwa Bineda, Sang Hyang Tiga Sakti, Sang Hyang Panca Dewa, Dewa Nawa Sangga dan sebagainya. Semua itu adalah merupakan pamurtian atau manifestasi dari Siwa sendiri.

Pada waktu kita lahir ke Dunia ini, maka pada saat yang sama lahir pula Sang Hyang Tiga Sakti. Beliau Sang Hyang Tiga Sakti, amor ring Buwana Agung, kemudian dipuja oleh semua makhluk di Dunia. Beliau bersthana di Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem, dalam konsep Tri Kahyangan Desa. Yang tidak lain adalah Siwa sendiri dalam trinitasnya sebagai Brahma, Wisnu dan Siwa. Bila melayang-layang di ambara beliau berwujud Sang Hyang Agni atau Brahma, dan yan sira amarga ring soring pretiwi, beliau berwujud Sang Hyang Wisnu. Di dalam angga sariranta beliau melingga ring bayu, sabda lan idep.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Dapatkan Dalam Versi Cetak
Baca Juga