Tata Cara Nyukat & Nyakap Karang serta Membangun Rumah Bali


 

Tatacara Membangun Rumah Bali

Setelah menemukan tanah pekarangan yang tepat dan dirasa cocok untuk Membangun Rumah di Tanah Bali, langkah berikutnya adalah mulai “Nyukat Palemahan Karang Paumahan”. dimana titik awal sebagai sukat karang adalah di pojok timur laut (ersania) tanah pekarangan.

 

A. Dasar ukuran (geguat)
  • Sesuai dengan aturan yang terdapat pada Asta Kosala-Kosali dan Asta Bumi, sesuai sepat siku-siku
  • Tata upacaranya sesuai dengan petunjuk lontar Ida Hyang Wiswakarma, sebagai dewatanya para undagi.
  • Sesuai dengan konsep Tri Hita Karana yang sudah jelas mendatangkan kerahayuan serta kemakmuran bagi setiap insan
  • Sesuai Tri Mandala, Tri Angga, Luan Teben, Tri Loka, dan lain-lain.
B. Persiapan Membangun

Nyukat, mengukur pekarangan dan merajan serta membuat kori (pintu gerbang).

Dibuatkan upacara dengan runtutan :

  • Nyakap tempat untuk rumah sesuai kaidah sastra
  • Menghaturkan caru eka sata ayam brumbun diolah menjadi 33 tanding.
  • Nyukat (mengukur) dimulai dari arah timur laut, searah jarum jam dan dihaturkan banten pemali di tempat menancapkan patok.

Sebelum membuat patok ukuran dengan bamboo atau dengan carang dadap yang diberi sasap (satsat), kemudian diberi rerajahan aksara Ang dan Ah, panjangnya satu depa si pemilik rumah. Panjang sukat bisa adepa alit (adepa magemelan) maurip satu hasta musti. Bisa juga adepa agung (adepa ngerebang jeriji) dan juga maurip satu hasta musti.

Upacara (nyukat) mengukur pekarangan, merajan, bangunan dan pintu masuk :

Banten piuning/pakeling :

  • Jika yang dibangun itu dahulunya adalah tanah carik, maka harus matur piuning kehadapan Ida Bhatara Ulun Suwi.
  • Jika dahulunya adalah tanah kebun, maka diayat Ida Bhatara Kahyangan Tiga dan Ida Batara Pengulun Tegal.

Bantenya adalah : peras daksina, ajuman, canang serta segehan manca warna.

  1. Banten caru (di bawah) :
    • Nista: caru itik bulu hitam, dengan lembat asem, dengan urab putih, diolah menjadi 5 tandidng, ketengan 33 tanding, masing-masing memakai sengkwi, banten buh wadah suyuk 5 tanding dilengkapi peras, sesari 27 keteng
    • Bisa juga caru ayam brumbun manca warna dengan olahan 33 bayuh caru pengeruak buana.
  1. Segehan agung jangkep dengan arak tetabuhan, dihaturkan kepada Sang Bhuta Dengen.
  2. Upacara Pekala Hyang dengan sesayut durmanggala, prayascitta dengan wangi-wangian.
  3. Banten ke surya adalah peras, daksina, suci, dan canang.

  4. Banten ke surya adalah peras, daksina, suci, dan canang.
  5. Banten untuk tukang ukur yakni daksina, sagi-sagi, sesarik tetebus, segehan putih kuning.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Buku Terkait
Baca Juga