Panca Bali Krama di Pura Agung Besakih


Yasa Kerti

Dalam rangka menyongsong Karya Agung Panca Balikrama dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih sesuai dengan Keputusan Paruman Sulinggih Provinsi Bali Tanggal 26 Juni 2008, untuk mendukung kesucian dan suksesnya pelaksanaan Karya Agung tersebut patut dilaksanakan Yasa Kerti oleh seluruh umat Hindu, baik dalam sikap dan prilaku maupun dalam bentuk upacara dan upakaranya sebagai berikut :

1. Yasa Kerti dalam Bentuk Perilaku

Untuk menyongsong Karya Agung Panca Balikrama dan Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih sebagaimana halnya dalam pelaksanaan setiap yadnya, lebih-lebih yadnya yang besar, perlu didukung dengan pengendalian diri yang baik, sikap dan perilaku yang iklas, yang dilandasi dengan kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan, sesuai dengan lontar Indik Panca Balikrama :

Kayatnakna, away saula-ulah lumaku, ngulah subal, yan tan hana bener anut linging aji. Nirgawe pwaranya kawalik purihnya ika, amrih ayu byakta atemahan hala. Mangkana wenang ika kaparatyaksa de sang anukangi, sang adiksani lan sang adrewe karya, ika katiga wenang atunggalan panglaksana nira among saraja karya. Aywa kasingsal , apan  ring  yadnya  tan  wenang , kacacaban, kacampuhan  manah weci , ambek branta, sabda parusya. Ikang manah stithi jati nirmala juga maka sidhaning , karya , marganing amanggih sadya rahayu , kasidhaning panuju mangkana kengetakna. Estu phalanya.( Ida Pedanda Gede Putra Tembau : 2009 : 7 )

Maksudnya :

Waspadalah, jangan sembarangan melangkah asal jalan saja, apabila tidak benar sesuai dengan ucap sastra agama. Pekerjaan sia-sia itu namanya, akan berbaliklah harapan yang diperoleh, berharap kebaikan, tetapi nyatanya menjadi tidak baik (buruk). Demikianlah patut selalu waspada bagi Tapini, Yajamana dan orang yang memilki yadnya, ketiganya itu patut menyatukan pandangan dan langkah dalam mengendalikan semua pekerjaan (yadnya).

Janganlah saling bertentangan, sebab dalam pelaksanaan yadnya tidak boleh ternodai, dicampuri oleh pikiran kotor, pikiran bimbang, kata-kata kasar. Pikiran yang suci dan tidak ternoda jualah yang mengantarkan keberhasilan suatu yadnya, sebagai jalan menemukan keberhasilan dan keselamatan, berhasil mencapai tujuan, demikianlah selalu diingat, semoga mendapatkan pahalanya.

Dengan landasan sikap dan perilaku seperti tersebut diatas, demi tertib dan lancarnya karya dimaksud, kepada setiap umat yang akan maturan sangat diharapkan :

  • Agar dengan tertib, sabar dan tenang menunggu giliran sembahyang terutama pada saat-saat sedang padatnya
  • Para Pemangku maupun masyarakat yang ingin ngaturang ayah agar terlebih dahulu melapor kepada panitia serta mentaati segala peraturan yang telah
  • Untuk menghindari padatnya pemedek pada hari-hari tertentu, dianjurkan kepada umat dari Kabupaten/Kota untuk ngaturang bakti bersama-sama pada saat giliran kabupaten/Kota yang bersangkutan ngaturang
  • Berpakaian yang pantas (bersih,rapi dan sopan) serta tidak mengenakan perhiasan yang
  • Ikut menjaga kebersihan dengan jalan mengumpulkan dan membuang sampah pada tempat yang telah
  • Ikut menjaga ketertiban dalam perjalanan dengan mematuhi semua aturan yang berlaku termasuk aturan lalu lintas dan parkir sehingga tercipta suasana yang aman, tertib, tenang dan
2. Yasa Kerti dalam Bentuk Upacara dan Upakara

Pada rangkaian kegiatan upacara tertentu, patut dilaksanakan yasa kerti dalam bentuk upacara dan upakara yang dipersembahkan di pura Khayangan Desa, masing-masing keluarga sebagaimana diuraikan dalam Yasa Kerti Karya Agung Panca Balikrama.

Upacara ini dimaksudkan sebagai permakluman (atur piuning) bahwa umat hindu berketetapan hati akan melaksanakan upacara Panca Bali Krama sekaligus mohon berkenan serta tuntunan agar upacara itu nanti dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya tanpa suatu halangan apapun.

Yasa Kirti dimasing-masing Desa Pekraman dan rumah tangga sebagai berikut:

Bersamaan dengan upacara tersebut diatas, agar di masing-masing tempat suci lainnya seperti Merajan, Panti, Dadia, Paibon, dan Khayangan Desa, Dhangkhayangan dan Khayangan Jagat juga mengaturkan Upacara Atur Piuning yang disesuaikan dengan tingkat upacaranya sebagai berikut :

  1. Di Merajan, Panti, Dadia, Paibon, dan sejenisnya, Mengaturkan: Sodan Putih Kuning serta canang sari dan canang yasa, diiringi doa seperti tersebut diatas.
  2. Di Pura Khayangan Desa, Dhangkhayangan, Sad Khayangan dan Pura lainnya termasuk di luar daerah Bali mengaturkan : Daksina Pejati, Sodan Putih Kuning, Canang Sari dan Canang Yasa beserta kelengkapannya. Upacara ini diantarkan oleh pemangku dan umat Hindu penyungsung masing-masing Pura tersebut ikut sembahyang mendoakan agar Karya Agung Panca Bali Krama yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Mulai saat ini seluruh umat Hindu ikut Ngertiang karya dengan Yasa Kirti terutama bentuk kesiapan mental kesucian hati serta senantiasa menampilkan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci, menjauhkan diri dari segala bentuk perbuatan yang tidak terpuji serta menodai kesucian dan kelancaran pelaksanaan Karya Agung Panca Balikrama.


Sumber
Dr. W. Kandi Wijaya

Panca Bali Krama Besakih



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga