Fungsi dan Makna Perangkat Pemujaan Sulinggih (Tri Sadhaka)


B.11. Fungsi dan Makna Wanci Genitri

Genitri memiliki fungsi sebagai simbol kekuatan, baik Siwa maupun Bhatara Budha. Asal genitri adalah biji dari tanaman genitri atau disebut juga rudhraksa. Rudhraksa diyakini sebagai tanaman yang magis. Bijinya yang sudah tua berwarna biru dapat dijadikan sebagai pelengkap kepanditaan. Rudhraksa juga disebut “mata dewa”.

Melalui keterangan tertulis yang dibuat oleh Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja dari Geria Budakeling, dijelaskan seperti berikut.
“Ganitri punika wantah kawisesan, kaweruhan, kapradnyanan Sang Meraga Pandhita. Ganitri, punika mawit saking geni meartos genah, tri punika wantah tetiga. Tetiga genah linggih Ida Sang Meraga Pandhita ring sekala, niskala, sunya”.

Genitri adalah rangkaian buah genitri yang pada kedua ujungnya dipertemukan dan diikat dengan murdha sehingga menjadi sebuah rangkaian. Genitri adalah simbol yang mewakili Sarwa Buddhanam, Prajna Paramitadewi, dan Sutranam Bodhisattwanam. Jumlah biji genitri adalah 108 berfungsi dan digunakan untuk membayangkan semua Budha dan Bodhisattwa yang dipuja selama proses pemujaan untuk membuat tirtha (air suci).

Di samping itu, genitri merupakan lambang kebajikan, yang diharapkan dapat mengubah malapetaka menjadi kebajikan. Penggunaannya sangat erat berhubungan dengan pembersihan semua kotoran pada diri manusia dan benda-benda yang digunakan agar menjadi suci.

Jika Pandita Budha sedang mempergunakan genitri, beliau senantiasa membayangkan Sang Hyang Agni yang menyala di pusarnya, membakar segala dosa dan kekotoran, serta segala dosa ayah ibu.
Genitri adalah simbol kesaktian (kawisesan), pengetahuan (kaweruhan), keahlian (kapradnyanan) bagi seorang pandita. Hal ini memberikan makna bahwa genitri membantu meningkatkan ke-sidhi-an seorang pandita.

 

B.12. Fungsi dan Makna Kereb

Fungsi kereb secara fisik adalah sebagai pelindung dari keseluruhan perangkat pemujaan Budha Pakarana. Kereb digunakan sebagai penutup perangkat pemujaan Budha Pakarana. Hal itu bermakna bahwa perangkat pemujaan yang memiliki nilai-nilai kesucian, juga harus ditutup atau dilindungi menggunakan alat penutup yang juga memiliki nilai kesucian.

Kereb merupakan penutup, simbolis kegelapan dalam pikiran dan diri manusia. Secara umum bentuk kereb sebagai penutup biasanya juga dipakai untuk menutup atau melindungi benda-benda suci lainnya. Secara umum dipahami bahwa kereb/saab memiliki makna suci untuk penutup atau sebagai pelindung hal-hal yang bersifat suci.

 

B.13. Fungsi dan Makna Penastan,  Canting dan Lungka-lungka / Patarana

Seperti yang telah dijelaskan pada Perangkat Siwa Paksa (Siwopakarana).


SUMBER
Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M.Si

PERANGKAT PEMUJAAN SULINGGIH



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga