Tata Cara Mengubur Ari-Ari Sesuai Tradisi Bali

Perawatan ari-ari merupakan bagian terpenting setelah bayi lahir, bahkan menjadi prioritas sebelum merawat tubuh bayi. Ritual proses mendem ari-ari sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur orang tua. Setelah bayi terlahir, upacara dan upakara yang dibuat adalah berupa : Dapetan, Penyeneng dan Jerimpen. Sesajen tersebut, sesuai dengan daerah tertentu (loka dresta). Disebutkan dalam Dharma Kahuripan bahwa… Detail



Tata Cara Pemangku Nganteb Pecaruan Eka Sata

Caru Eka Sata adalah kurban suci yang digunakan untuk mengharmoniskan lingkungan pekarangan seperti areal perumahan, tempat suci dll. Kekuatan-kekuatan yang bersifat negatif yang sering menimbulkan gangguan serta bencana, tetapi dengan Bhuta Yadnya ini maka kekuatan – kekuatan tersebut akan dapat melindungi secara niskala kehidupan manusia dan lingkungannya. Caru Eka Sata mempunyai 2 fungsi, yaitu secara sekala… Detail



Tradisi Pemujaan untuk Bhatara/i Śri Rambut Sedana

Bagi kepercayaan masyarakat Hindu di Bali, Ida Batara Rambut Sedana atau Peradah atau Dewi Śri adalah manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai dewa kemakmuran dan kekayaan kepada manusia yang dirayakan setiap piodalan rambut sedana tepatnya Buda Cemeng Klawu dilaksanakan dipemerajan keluarga, pura kahyangan tiga desa pakraman maupun pura kahyangan jagat. Pemujaan terhadap-Nya berawal dari perkembangan dan… Detail



Pelaksanaan Upakara Caru Labuh Gentuh

Caru labuh gentuh merupakan jenis upakara, banten atau sesajen yang digunakan di dalam upacara bhuta yadnya, untuk menetralisasi alam semesta bhuwana alit dan bhuwana agung menjadi harmoni, Suatu kurban suci yang bertujuan untuk menyucikan tempat (alam beserta isinya), memelihara dan memberikan penyupatan kepada para bhuta kala dan makhluk-makhluk yang dianggap lebih rendah dari pada manusia…. Detail



Rangkaian Upacara Ngelungah (Ngasturi)

Upacara Ngelungah dilakukan untuk bayi yang meninggal  sudah  berusia  diatas  42 hari, namun belum meketus / tanggal gigi. Ini adalah sebuah prosesi pengembalian Atman bayi yang tidak sempat terlahir di dunia. Bayi yang sudah terbentuk dalam rahim sudah  memiliki  atman maka janin yang tidak sempat lahir baik keguguran atau digugurkan harus dikembalikan ke alam Sunya agar… Detail



Upakara Untuk Karang Panes ( Pekarangan Tidak Baik)

Pekarangan atau Karang angker diyakini akan berdampak negatif bagi penghuninya seperti penghuninya tertimpa sakit yang tanpa sebab, binatang piaraan yang mati secara tiba-tiba, dan sering terjadi pertengkaran di antara penghuni. Untuk menetralisir atau menggulangi Karang panes diharapkan membangun palinggih yang disebut dengan palinggih Indra Blaka atau Padma Andap sebagai sthana Sang Hyang Indra Blaka. Selain… Detail



Segehan Nasi Wong-Wongan Sebagai Penyomya Bhutakala

Beraneka ragam persembahan yang dapat dipersembahkan kepada Tuhan seperti jenis-jenis nasi sebagai sarana upakara. Adapun jenis-jenis nasi tersebut yaitu: nasi kepelan, nasi sasah, nasi angkeb, nasi kojong, nasi bira, nasi prajnan, nasi isehan, nasi sega dan nasi wong-wongan. Terjadinya wabah yang melanda suatu wailayah membuat umat Hindu di Bali melakukan persembahan berupa nasi wong-wongan. Segehan… Detail



Berbagai Jenis Upakara dan Bentuk Tetandingan Banten

Upacara yang berasal dari kata sansekerta, Upa dan Cara, Upa berarti Sekeliling atau menunjuk segala dan Cara berarti Gerak atau Aktifitas. Sehingga Upacara dapat diartikan dan dimaknai Gerakan Sekeliling Kehidupan Manusia dalam upaya menghun=bungkan diri dengan Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa. Aktifitas ini dilakukan berlandaskan Kitab Suci Weda dan Satra Agama Hindu…. Detail



Penggunaan Puja Mantra (Stava, Stuti, Stotra dan Sehe)

Pūjāstava tidak dapat dilepaskan dengan teologi Hindu pada umumnya. Untuk itu penguasaan terhadap mantra-mantra Veda maupun pūjā, stuti, stava, stotra atau sêhê sangat mendukung pemahaman terhadap teologi tersebut. Pemahaman terhadap teologi Hindu hendaknya juga diikuti dengan upaya untuk menyucikan diri pribadi sebagai sarana untuk merealisasikan pemahaman dan penghayatannya itu. Penyucian yang mantap akan membuka atau… Detail



Upacara Mebayuh Otonan sebagai Pembersihan Karma Wasana

Upacara mabayuh oton merupakan salah satu upacara manusa yadnya yang bertujuan untuk membebaskan manusia dari derita bawaan atau karma wasana atau dari sifat-sifat buruk yang dibawa sejak lahir. Sebagaimana ajaran agama Hindu bahwa manusia terikat oleh hukum Karma. Keterikatan pada Karma, menyebabkan manusia mengalami samsara atau kelahiran kembali untuk menjalani hasil karma sebelumnya. Yang dimaksud… Detail