Kaputusan (Ajaran) Aji Maya Sandhi


Om Awighnam Astu Namo Sidham. Inilah Beliau Hyang Maya Sandhi yang mewejangkan beberapa ajaran kepada para murid beliau, menguraikan tentang permulaan teijadinya dunia ini. Adapun isi pembicaraan beliau adalah sebagai berikut: Duhai ananda para muridku dengarkanlah kata-kataku yang isinya menguraikan tentang kelengkapan suatu ajaran dan janganlah kalian tiada menaruh kepercayaan, karena ini adalah anugrah dari Hyang Ajiswara yang wajar kalian laksanakan semasih hidup hingga mati dan hingga tiba saatnya pada penjelmaan kalian nanti. Pada saat dunia baru saja tercipta/ diciptakan, menyerupai Pulau Candani dan disebut pula gedong kusuma. Adapun gedong adalah kundi manik dan kusuma berarti Amertha, dan arti keseluruhannya adalah kundi manik berisi amertha. Terdapat empat jenis kama di antaranya : Kama Merah, Kama Putih, Kama Dadu dan Kama Hitam. Kama Merah dalam penjelmaannya menjadi ... selengkapnya


Berbagai Jenis Ulap Ulap Pelinggih dan Bangunan Bali

Ulap-ulap merupakan media dan simbol sakral yang ada dalam kebudayaan Hindu di Bali. Ulap-ulap terbuat dari secarik kain putih dengan berisikan tulisan Aksara Suci (Aksara Modre), gambar dewa-dewi dan juga gambar sejata yang diyakini memiliki kekuatan magis. Ini memberikan pemahaman bahwa dewa/dewi yang bersangkutan memiliki otoritas terhadap bangunan yang sedang dibangun. Dari sudut pandang religi, upakar ... selengkapnya

Tata Cara Mendem Sawa dan Pelaksanaan Ngaben Sederhana

Dari beberapa penelusuran terhadap Lontar di Bali, ngaben tidak selalu besar biayanya. Ada beberapa jenis ngaben yang justru sangat sederhana. Ngaben-ngaben jenis ini antara lain Mitrayadnya, Pranawa dan Swasta. Namun demikian, terdapat juga berbagai jenis upacara yang tergolong besar, seperti sawa prateka dan sawa wedhana. Sebelum sampai pada uraian pokok, perlu juga dikemukakan pengertian dasar lebih dah ... selengkapnya

Tantu Pagelaran

Om awighnamastu, Nihan sanghyang tantu panggelaran, Kayatnakna dé mpu sang hulun, Sang maharepāwruhérika, Ndah ndah pahénakta ng dénta mangrengö. Ri katgaritanéka nusa jawa ring asitkala, Iki manusa Tanana, Nguniwéh sanghyang mahāméru tan hana ring nusa jawa, Kunang kahananira sanghyang mandara giri, Sira ta gunung mageng maruhur pinaka lingganing bhuwana, Mungguh ring bhumi jambu dwipa, yata ma ... selengkapnya

Filosofi dalam Tutur Lontar Bubuksah & Gagakaking

Cerita Bubhuksah dan Gagakaking merupakan sebuah karya sastra keagamaan. Sebagai sebuah cerita yang bernafaskan religius mengutarakan tentang cita-cita dan hakikat pembebasan jiwa menuju alam murni yakni Moksa. Lontar Tutur Bubuksah merupakan salah satu kesusastraan populer yang berkembang sekitar pertengahan abad ke-14 di zaman Majapahit dan berkembang sampai ke Bali. Naskah Tutur Bubuksah sebagai satu kar ... selengkapnya

Shiwa-Buddha di Kitab Sang Hyang Kamahayanikan

Kitab Sang Hyang Kamahayanikan merupakan kitab kuno yang bersifat Tantris. Memuat ajaran jalan pembebasan (moksha), Kependetaan serta tata aturan hubungan Guru/Nabe dan murid (aguron-guron). Shiwa dan Buddha adalah dua agama yang lahir di Bharatawarsa. Untuk mengungkap perkembangan Shiwa dan Buddha, tampaknya tidak dapat dilepaskan dari evolusi agama Hindu terutama pada zaman Brahmana. Mengingat ajaran Shi ... selengkapnya

Kala Purana

Om Awighnamastu, Iti kalapurana, maka purwaka Sanghyang Çiwa ring swarga Çiwaloka, kawuwusen Bhatara Çiwa, hana putranira kalih siki laki-laki, kang panuwa Sanghyang Kala, kadi tapning raksasa warnanira, kang ari Sanghyang Pancakumara ngaranira, kari raré, apekik warnanira, sira Bhatara Kala duk mijil sandyawéla, ri dina wrespati, pon, wara wayang. Sang Hyang Pancakumara duk mijil sedek prabata, ring ... selengkapnya