Tata Cara Nyukat & Nyakap Karang serta Membangun Rumah Bali


 

Jenis-Jenis Kayu Untuk Bangunan Bali

Kayu yang baik untuk bahan bangunan sesuai dengan Lontar Janantaka ialah :

  1. Kayu Ketewel (nangka) sebagai prabhu
  2. Kayu Jati sebagaipatih
  3. Wangkal sebagai Kanyuruhan.
  4. Sentul sebagai pengalasan
  5. Tehep sebagai arya
  6. Sukun sebagai demung
  7. Timbul sebagai tumenggung
  8. Prabhu Kepatihan adalah kayu klampuak, juwet, kaliasem, dan rambutan.
  9. Kayu yang tergolong gulma, semua jenis bambu, dan waduri.
  10. Kayu gebang: pohon enau, pohon kelapa, pohon buah
  11. Kayu kwanitan, sebagai petengen (bendahara).
  12. Kayu juwet, bengkel, jempinis, bentenu, slampitan, camplung, kayu sidem, gentimun, adis, suniba, blingbing talun, boni, klampuak, dentawas, dll.
Kayu untuk Jineng (lumbung)
  1. Kayu Pungut, Blalu, Katewel, Kutat
  2. Semua jenis bamboo. Kayu yang berbuah dan berbunga, atau pucangan.
Kayu untuk Bahan Dapur
  1. Kayu Wangkal, Klampuak, Juwet,
  2. Gulma, kayu gebang, dan semua jenis kayu yang berubah, kelapa juga baik, dan kayu anom.
Kayu Untuk Mrajan/pura

Untuk Pratima Dewata atu Pralingga:

  • Kayu Cendana, untuk pratima Bhatara Siwa
  • Kayu Majegau untuk pratima bhatara Sadasiwa
  • Kayu Cempaka Kuning untuk Bhatara Paramasiwa.

Untuk pelinggih Rong Tiga

Kayunya adalah majegau, cempaka, cendana, bumi sari, kwanitan, gentawas, jempinis, bayur, waru, kayu sari, kayu tanjung, kayu sandat, kayu ceruring, kayu tutup, kayu pucangan (kelapa, pinang).

 

Kayu untuk Bahan Kori

Kayu kalikukum, kayu kalimoko, kayu jati, kayu kaliasem, kayu panulak bala.

Kayu yang Tidak Baik untuk Bangunan.

  1. Kayu yang tidak berbunga, namun secara tiba-tiba langsung berbuah. Kayu yang daun mudanya adalah tak subur. Kayu yang digunakan turus lumbung sebelumnya dan dicabut lagi digunakan untuk bangunan, ini yang tak baik.
  2. Kayu yang tumbuh di parahyangan jagat atau desa. Kayu yang tumbuh di pangkung (jurang), kayu yang tumbuh di kuburan, kayu yang tumbuh secara kembar yang alami tidak baik digunakan. Kayu yang dijilati api dan yang pernah terbakar, kayu yang hanyut di sungai, di pantai atau terdampar di sisi pantai. Kayu yang disambar petir, kayu yang terpunggul sendiri, dan kayu yang roboh sendirinya. Kayu yang mati tanpa sebab tidak baik dugunakan untuk bangunan.
  3. Kayu roboh sendirinya tanpa ada yang menebang, ini dihuni oleh Sang Adi Kala
  4. Kayu yang merupakan batas tembok pekarangan, tak baik digunakan untuk bahan bangunan
  5. Kayu yang tak baik untuk sanggah: ketewel, jati, benda ungu, sentul. Menyebabkan hilang wibawa kita.
  6. Kayu yang bekas digunakan upacara manusia yang meninggal atau pernah digunakan untuk upacara pitra yadnya
  7. Kayu yang intinya kayunya (soca) bertumpuk tiga dan saling berhadapan, tidak baik untuk bangunan.
  8. Kayu yang tumbuh dari tunas/embong/tunggak wareng
  9. Kayu bekas wadah/bade untuk upacara pitra yadnya, juga tidak baik untuk bangunan.
  10. Kayu bekas rumah yang disambar petir, terbakar
  11. Kayu bekas rumah yang roboh tanpa sebab
  12. Kayu bekas bale atau rumah tempat tinggal manusia, kemudian digunakan untuk mrajan atau sanggah atau tempat suci yang lain, tidak baik digunakan lagi.
  13. Kayu dongkang mekeem, juga tidak baik digunakan bahan bangunan (embud hati).
  14. Kayu yang batangnya busuk, tidak baik untuk bangunan
  15. Kayu yang saling menusuk dengan kayu yang lain tumbuhnya, tidak baik digunakan (suduk rabi).
  16. Kayu tunggak semijuga tidak baik digunakan
  17. 17.   Kayu kelapa yang bercabang juga tidak baik untuk bangunan.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Buku Terkait
Baca Juga