Tata Cara Nyukat & Nyakap Karang serta Membangun Rumah Bali


 

Melaspas Bangunan Bali

 

Menyelesaikan bangunan disebut dengan plaspas/mlaspas. Agar bangunan itu memiliki daya tahan, memiliki energy dan bersih/suci. Untuk itu banten upacara pemlaspas dibagi menjadi :

Banten Pemelaspas Utama

Guling bebangkit satu soroh,, suci 2 soroh, pengulapan dan pengambyan, pras penyeneng, tulung sayut, sanga urip, pras rayunan. Sapsap ganutng-gantungan, tumpeng dua biji, ayam jantan dan betina, dan raka who-wohan.

Dilengkapi dengan banten pracaru prabot, yakni nasi kandik dengan dagingnya ancruk atau ulat pohon enau. Nasi timpas dengan baling timpas, uang kepeng 7 buah, nasi poot/paet dengan sebatah, uang 5 kepeng, nasi penyeruitan dengan dagingnya pangi, uang kepeng 4 biji, nasi pan patil dagingnya pelas dan uang kepeng 1 biji, nasi siku-siku dan dagingnya paya.

Dilengkapi pula dengan Bala kajoh dengan uang kepeng 7 biji. Segehan sepat dengan daging klentang uang kepeng 7 kepeng, nasi pengutik dengan daging kecicang, dengan uang kepeng 1 biji, nasi pejungut dengan kacang komak dan uang kepeng 1 biji.

Desertai dengan suci asoroh, memakai sanggah cucuk di tengah,  caru bebakuhan sesuai bulan, eteh-eteh pemakuhan, pemlaspas, maorti, maulap-ulap, makurungan, oles dengan minyak cendana, peras penyeneng, tulung sayut, pengulapan, pengambean, guling bebangkit, suci asoroh, tetebasan, ayam sepelaken, tumoeng adanan, peras, raka-raka, rantasan saparadeg, sangga urip, lingga. Digunakan sebagai dawuh sasih apan alang-alangan Banaspati Raja.

Dilengkapi dengan pemlaspas utama berupa guling bebangkit, perlengkapan bebangkit, suci 2 soroh, daksina ageng dan sesantun genep, pengulapan, rantasan, pesucian, peras, ls, tepung tawar, isuh-isuh, sesarik, tetebus, tetimpug, pengelukatan selengkapnya, sibuh pepek, kuskusan anyar, segehan manca rupa, tabuh arak berem, duluring tumpeng putih kuning iwak ayam putih kuning jantan betina dipanggang, raka-raka. Sebagai laban Banaspati yang tinggal di kayu.

 

Banten Pemlaspas Madia

Suci 2 soroh, mapula gembal sekar taman prayascitta luwih, sesayut pengambeyan, pengulapan, solasan dua likur, gereng, kurenan, tumpeng guru, dagingnya bebek putih guling, dan tumpeng putih kuning sepelaken pinanggang dan raka sekewenang , daksina gede 1, dan sesantun segenep dan uang kepeng 1 700, kekrecen 700, rantasan pesucian dan pengelukatan, kuskusan baru, sibuk pepek, pras lis tepung campah, isuh-isuh, buhu-buhu, rerakih dan tetebusan, gelar sanga, segehan manca warna tetabuhan tuak arak berem tekep api.

 

Banten Pemlaspas Alit

Suci satu, prayascita luwih, sesayut pengambyan. Pengulapan, solasan dua likur, gereng, sesantun, dena genep, muang sopakaraning pengelukatan dena jangkep, kuskusan ayanr, sibuh pepek rantasan pesucian pras, lis, tepung tawar, isuh-isuh, buwu, rerakih, tetebusan, tumpeng putih kuning, dena agung iwaknya ayam putih kuning, sapalaken, dipanggang raka-raka sakewenang.

 

Duluran pemlaspasan adalah : 

nasi kandik engan ancruk, nasi timpas/blakas dengan ulamnya baling timpas, nasi paet/pehet dengan sebatah, nasi pengotok dagingnya paya, nasi siku-siku dengan dagingnya kelentang kelor, nasi sepat dengan pelas, nasi penyerutan dengan pakis, nasi pengutik dagingnya kecai, nasi undagi nasi 5 punjung dengan kawisan dan tetabuhan tuak arak berem.

Orti : setiap bangunan yang diplaspas harus diberi orti di setiap sudut dan di bagian atas bangunan. Setiap saka diikatkan sasat dan lis pemlaspas diikat pada saka utama, disertai dengan uang kepeng satakan (200) untuk menutup segala kekurangan.

Satsat Pengengeh

Pada sesaka (tiang), jejeneng kori, jejeneng jendela , pilar patut diberikan satsat alit beralaskan daun dadap 3 helai berisi uang kepeng dua buah.

Lis Pemlaspas

Setelah pemlaspas dilakukan, pemlaspas diikatkan pada tunggeh atau pada saka paling hulu (kaja kangin). Adegan atau tiang tersebut dihiasi dengan kamben digantungkan pis andel-andel (rangkaian uang kepeng 200) seama tiga hari. Maksudnya untuk melengkapi segala kekurangan dalam upacara dan dalam bangunan, sekaligus sebagai sarana untuk memojon ampun ada kekurangan dalam upacara.

 

Rerajahan Ulap-ulap Bangunan

Untuk memberi kekuatan dan sebagai ciri bahwa bangunan udah distanakan linggih Ida Sang Hyang Widhi meraga Bhagawan Wiswakarma, maka haruslah diberikan ulap-ulap dengan bahan kasa. Dipasang di bagian kolong atau Rerajahannya ialah :

Untuk menampilkan bagian ini, diperlukan
Login Membership



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Buku Terkait
Baca Juga