- 1Ala Dewasa yang BISA Ditebus (Dinetralisir)
- 2Ala Dewasa yang SANGAT BERAT (Sebaiknya Dihindari)
- 3Pelaksanaan dan Banten Caru
- 3.11. Caru Utama : Eka Sata (Ayam Brumbun)
- 3.22. Banten Penebus / Pemunah Dewasa
- 3.33. Mantram / Doa Caru
- 3.3.1Rekomendasi
- 4Tetandingan Banten untuk Upakara Caru Tebasan Dewasa
- 4.11. Tetandingan Banten Tebasan Penebusan
- 4.22. Tetandingan Caru Eka Sata (Ayam Brumbun)
- 4.33. Tetandingan Banten Durmanggala
- 5Mantra dan Tata Cara Nganteb Caru Tebasan Dewasa
- 5.11. Mantra Pengastawa (Pemanggilan) Bhuta Kala
- 5.22. Mantra Ngayab (Saat Menggerakkan Tangan/Ayaban)
- 5.33. Mantra Metabuh (Menuangkan Tuak/Arak/Berem)
- 5.44. Sesontengan Khusus (Penebus Alahing Dewasa)
- 5.5Urutan Pelaksanaan Singkat :
Tetandingan Banten untuk Upakara Caru Tebasan Dewasa
Berikut adalah rincian Tetandingan (susunan isi banten) yang umum digunakan untuk menetralisir Alahing Dewasa (hari buruk).
Mohon diingat bahwa rincian ini adalah standar umum (Mungguing Sastra). Jika Anda memilikiSulinggihatau tradisi Desa Adat (Desa Mawacara) tertentu, sebaiknya dikonsultasikan kembali untuk penyesuaian.
1. Tetandingan Banten Tebasan Penebusan
Banten ini berfungsi sebagai “pembayar” atau penebus kesalahan waktu agar menjadi tawar/netral.
- Alas (Wadah) : Menggunakan Tamas (nampan dari janur/ron) atau Bokor .
- Isi Utama :
- Tumpeng : 2 buah Tumpeng Putih (ada juga yang menggunakan Putih-Kuning tergantung instruksi Pemangku).
- Raka-raka (Buah & Jajan) : Lengkap (pisang, salak, jeruk, jajan begina, jajan uli, tebu).
- Lauk: Kacang, saur (serundeng), telur itik rebus/dadar, gerang (ikan teri).
- Sarana Khusus (Penting) :
- Tepung Tawar : Campuran beras, kunyit, daun dapdap, untuk menetralisir.
- Benang Tridatu : Benang tiga warna (Merah, Putih, Hitam) diletakkan di atas tumpeng.
- Jinah (Uang Kepeng) : Biasanya berjumlah 11 keping atau 33 keping (sebagai simbol penebusan).
- Lis/Penyeneng : Simbol memohon kehidupan dan semangat baru.
- Sampian : Menggunakan Sampian Tebasan (bentuknya lebih besar dan rumit dari canang biasa).
2. Tetandingan Caru Eka Sata (Ayam Brumbun)
Ini adalah tetandingan untukBhuta Kalaagar tidak mengganggu jalannya upacara.
- Alas : Menggunakan Sengkwi (anyaman segi empat dari slepan/daun kelapa tua) atau Ingka .
- Nasi (Puncaknya) :
- Nasi Mancawarna (5 warna: Putih, Merah, Kuning, Hitam, Brumbun) disusun melingkar atau ditumpuk menjadi satu.
- Olahan Ayam Brumbun :
- Ayam Brumbun disembelih, darahnya ( getih ) ditampung dalam takir (wadah daun pisang).
- Dagingnya diolah menjadi:
- Sate : Biasanya 33 tusuk (Sate Lembat dan Sate Asem).
- Urutan : Usus ayam yang diisi daging cincang.
- Karangan/Gorengan : Bagian tulang dan daging yang digoreng.
- Ebatan/Lawar : Lawar putih dan merah.
- Perlengkapan Lain :
- Bawang & Jahe.
- Garam.
- Sampian Caru : Diletakkan di atas tumpukan olahan.
- Canang Sari & Dupa.
- Tetabuhan : Tuak, Arak, Berem, dan Air Tawar (Wajib dipercikkan/disiramkan ke bawah saat ngayab ).
3. Tetandingan Banten Durmanggala
Banten ini sangat penting untuk menghilangkan firasat buruk ataucuntakaakibat hari yang salah.
- Alas : Taledan atau Kulit Sayut kecil.
- Isi :
- Nasi (biasanya berbentuk Tumpeng kecil atau nasi apunjung ).
- Taluh (Telur) : Telur itik mentah atau dibakar (bukan direbus).
- Bawang & Jahe : Diiris tipis.
- Terasi (Teras) Merah.
- Cabai (Tabia) Hijau/Muda.
- Tebu : Potongan kecil.
- Sampian: Menggunakan Sampian Durmanggala (bentuknya khas seperti sapu lidi kecil dari janur, fungsinya menyapu mara bahaya).








