Banten Upakara & Puja Mantra

Hindu mengajarkan tentang konsepsi ketuhanan yang Nirguna tattwam dan
Saguna tattwam. Konsep Tuhan yang Nirguna berarti bahwa Tuhan itu tidak dapat digambarkan karena sifat Tuhan yang Acintya (tak terpikirkan). Sehingga untuk berhubungan dengan Tuhan melalui berbagai jalan, salah satunya dengan cara melaksanakan yadnya. Yadnya merupakan pengorbanan suci secara tulus ikhlas atas dasar kesadaran.

Upakara menjadi perwujudan aktivitas masyarakat untuk memantapkan perasaan batin dalam mendekatkan dirinya kepada Tuhan, menyatakan rasa bersyukur, memohon tuntunan, maaf dan keselamatan. Eksistensi upakara keagamaan di Bali memiliki keunikan tersendiri yang merupakan warisan dari leluhur secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Tradisi ini digunakan sebagai tata cara hidup manusia dalam bermasyarakat, berhubungan dengan Sang Pencipta dan lingkungannya. Upakara menjadi salah satu bentuk pelayanan yang diwujudkan dari hasil kegiatan kerja berupa materi (banten) yang dipersembahkan dalam suatu upacara keagamaan.


Upakara jika ada Lebah (Tawon) di Bangunan

Bagi orang bali, adanya sarang tawon dibangunan bali memiliki arti tanda-tanda khusus yang akan terjadi kedepannya, pertanda tersebut akan membawa kebaikan apabila dilakukan suatu upacara tertentu, dan akan berakibat buruk bila tidak diupacarai. Hal itu merupakan tanda pekarangan tersebut sudah terkena pengaruh durmangala prawesa.  Sesuai petunjuk Lontar Roga Sengara Bumi bahwa : Manusia diberikan petunj ... selengkapnya

Upakara Rumah Kemasukan Ular

Di Bali sering ada kejadian, dinama rumah/paumahan kemasukan ular, kadang ular tersebut berada di tempat tidur, ular didalam almari/bupet, ular di kamar mandi, dan tempat lainnya di dalam rumah. Dari kejadian itu hendaknya sudah waktunya memakai srada kembali kepada kekuatan alam dengan cara mempercayai dan meyakinkan dengan petunjuk sastra agama hindu bali, yakni Lontar Tutur Sang Hyang Eka Bhuana, bahwa ... selengkapnya

Caru Jigramaya untuk Karang Panes

Caru Jigramaya berikut ini banten caru untuk karang panes, karang tenget, maupun untuk yang terkena pemali pulung akibat bhuta jigramaya (tonya) yang menyebabkan penghuni pekarangan atau rumah sakit-sakitan tanpa hentinya. Nihan tingkah ing karang pahumahan, kna gering tutumpur sasab mrana, mwang kna pamali pulung, tan pegat kena gering kabhaya-bhaya, lara sang madrebe humah, reh matonya. I Bhuta Jigrama ... selengkapnya

Banten Caru untuk Bayuh Dewasa

Oleh karena idak semua padewasan mengandung unsur ayu (positif) saja. Tetapi sering kali disertai oleh unsur ala (negatif). Karena tak ada dewasa (hari/waktu) yang mulus (sempurna). Untuk itulah disebutkan dalam padewasan-ala ayuning dewasa-baik buruknya hari diperlukan pemarisudha dewasa. Upakara banten bayuh dewasa ala dapat mengurangi dampak negatif dari dewasa ala untuk menetralisir pengaruh padewasan ... selengkapnya

Banten Caru Pengerapuh Carik

Banten caru untuk pekarangan rumah tinggal dimana asal tanah tempat rumahnya adalah sawah, ladang atau tegalan, maka hendaknya dibuatkan caru pengerapuh carik yang gunanya untukm mengganti fungsi sawah pertanian menjadi perumahan. disamping itu dibuatkan juga caru panepas/penyapuh pundukan (sekat sajah/jalan) apabila tanah yang akan dibangun rumah ditengah-tengahnya atau wilayah rumah yang akan dibangun ter ... selengkapnya