Waktu untuk Berobat Niskala / ke Balian
Pengobatan bergantung pada Hari (Dewasa Ayu). Dalam Lontar Wariga, hari-hari ini memiliki energi yang bertentangan dengan tujuan penyembuhan, sehingga dikhawatirkan pengobatan menjadi Tan Sidan (tidak berhasil), Matemahan Pati (berujung kematian), atau Nglahlah (menular ke keluarga lain).
1. Pasah (Hari Lepas/Hanyut)
Dalam siklus Tri Wara (Pasah, Beteng, Kajeng), hari Pasah adalah hari yang paling dihindari untuk pengobatan pemulihan jiwa ( Ngulapin ).
- Filosofi : Pasah berarti “lepas” atau “bercerai”.
- Risiko : Jika berobat pada hari ini, dikhawatirkan jiwa ( Atman ) pasien yang dipanggil tidak mau melekat kembali ke tubuh, atau obat yang diminum “lewat” begitu saja tanpa diserap tubuh.
- Pengecualian : Pasah justru BAIK untuk membuang sial atau membuang penyakit ( Melarung ), tapi BURUK untuk mengisi kekuatan ( Ngedegin Bayu ).
2. Kala Gotongan (Hari Pikulan Mayat)
Ini adalah hari yang sangat berbahaya dan paling ditakuti.
- Ciri : Jatuh pada pertemuan wuku tertentu (biasanya berkaitan dengan hitungan Neptu yang berat).
- Filosofi : “Gotong” artinya memikul.
- Risiko : Diyakini jika orang sakit keras berobat pada hari ini, bukannya sembuh, ia malah akan “digotong” ke kuburan (meninggal dunia).
- Tindakan : Jika sakit parah jatuh pada hari ini, Balian biasanya menunda ritual besar dan hanya memberikan pertolongan pertama (P3K).
3. Semut Sedulur (Semut Beriringan)
- Ciri : Jatuh pada Wuku tertentu (seperti Kulantir, Wariga, Pujut pada hari tertentu).
- Filosofi : Seperti semut yang berjalan berbaris tak putus-putus.
- Risiko : Penyakit akan Menular atau merembet ke anggota keluarga lain. Atau penyakitnya akan “beranak-pinak” (komplikasi) menjadi panjang dan lama sembuh.
4. Ingkel Wong (Pantangan Manusia)
Dalam siklusWuku, ada minggu-minggu tertentu yang disebutIngkel(Pantangan) untuk objek tertentu (Taru/Tumbuhan, Buku/Bambu, Sato/Binatang, Wong/Manusia).
- Ciri : Saat Ingkel Wong sedang berlangsung.
- Risiko : Energi vital manusia sedang di titik terlemah. Melakukan operasi gaib, bedah Niskala , atau pemijatan keras pada hari ini sangat menyakitkan dan sulit pulih.
5. Dina pati / Dina Taliwangke (Hari Kematian)
- Ciri : Hari di mana perhitungan Urip (nyawa) hari tersebut bernilai 0 atau mati (biasanya pertemuan Sapta Wara dan Panca Wara tertentu).
- Risiko : Ritual apapun yang dilakukan dianggap “kosong” atau hampa. Doa tidak sampai ke langit, obat tidak ada tuahnya.
6. Kala Jengking
- Filosofi : Jengking artinya terjungkal atau posisi sulit.
- Risiko : Pengobatan akan mengalami banyak hambatan. Misalnya: Balian tidak ada di rumah, sarana upacara tumpah, atau pasien tiba-tiba mengamuk saat diobati. Penyakit cenderung menjadi kronis (menahun).
KAJENG KLIWON (NETRAL/AMBIGU)
Kajeng Kliwon sering disalahartikan. Apakah baik atau buruk?
- Untuk Balian (Penyembuh) : Ini adalah hari SANGAT BAIK untuk meracik minyak sakti ( Minyak Bebai ) atau membuat jimat, karena pintu gerbang gaib terbuka lebar.
- Untuk Pasien Lemah : Ini adalah hari BERISIKO . Pasien yang kondisinya sangat lemah ( Bayu-nya tipis ) dilarang keluar rumah mencari obat pada hari Kajeng Kliwon, terutama saat Sandikala (sore hari), karena mudah “ditempel” oleh Bhuta Kala yang sedang berkeliaran.
- Kesimpulan : Jika pasien kuat, boleh berobat (terutama untuk Melukat ). Jika pasien lemah/kritis, tunda dulu.
SOLUSI DARURAT (PENGECUALIAN HUKUM WARIGA)
Bagaimana jika sakitnya mendadak kritis (Emergency) tepat pada hari buruk (misal: Kala Gotongan)? Apakah dibiarkan mati?
Tentu tidak. Usada Bali memiliki konsep “Gering Tanpa Sangakan” (Sakit mendadak tanpa rencana). Solusinya adalah:
- Penawar Pralina Dewasa : Balian akan mengucapkan mantra khusus untuk “mematikan” pengaruh buruk hari itu sementara waktu. Mantra : “Singgih Ratu Sang Hyang Kala Pati, ingsun tan nungkul ring Dewasa, ingsun nungkul ring Hyang Widhi. Sirna ala, teka ayu.” (Hamba tidak tunduk pada hari, hamba tunduk pada Tuhan).
- Upacara Ngulati (Menyelip) : Ritual dilakukan pada jam-jam peralihan (misalnya tepat tengah malam atau tepat tengah hari) di mana pengaruh Kala hari tersebut sedang lengah.
- Menggunakan Tamba Tawar : Pasien diberikan air kelapa gading (Bungkah) terlebih dahulu sebagai penetralisir efek hari buruk, baru kemudian diberi obat utama.










