Babad Ksatria Tamanbali

Babad Ksatria Tamanbali

Babad Ksatria Tamanbali memakai bahasa Bali Tengahan yang sering disebut bahasa babad bercampur dengan bahasa Jawa Kuna dan bahasa Sansekerta. Babad Ksatria Taman Bali ini merupakan silsilah leluhur para ksatria Tamanbali, di samping merupakan babad lahirnya nama Bangli, yang kita kenal sebagai salah satu kabupaten di Bali. Timbulnya nama Bangli adalah hasil kutukan Sang Anom… Detail

Metatah (Potong Gigi) Massal

Prosesi Upacara Metatah (Potong Gigi) Massal

Istilah yang berkaitan dengan metatah, mesangih, mepandes ataupun potong gigi banyak dimuat dlam pustaka lontar mengurai tentang metatah seperti yang diuraikan di dalam pustaka rontal Dharma Kauripan, Eka Pratama dan Lontar Puja Kalapati. Metatah disebut juga potong gigi. Sampai kini ada tiga istilah di Bali yang lazim digunakan untuk menyebut upacara tradisi metatah yaitu: metatah,… Detail

Daksina Linggih

Daksina Linggih – Simbol (Nyasa) Tuhan dalam Tri Angga

Dalam Kamus Istilah Agama Hindu diuraikan bahwa Daksina adalah 1) kanan, selatan, 2) nama banten yang bentuknya/ pembuatannya berisi beras, kelapa, telor, peselan, bijaratus, pisang, dll. Dalam penataannya berfungsi sebagai hulu. Sedangkan Linggih berarti: tempat tinggal, santapan, kasta, dan melinggih berarti duduk. Jadi, dari definisi di atas dapatlah ditarik benang merah bahwa Daksina Linggih berarti… Detail

Chanakya Niti Sastra

Chanakya Niti Sastra – Ilmu Politik, Kepemimpinan dan Moralitas

Chanakya Niti Sastra secara umum dikenal sebagai ilmu politik dan kepemimpinan. Akan tetapi sesungguhnya ajaran Niti Sastra tidak hanya mengajarkan ilmu politik dan kepemimpinan, melainkan juga mengajarkan bagaimana cara membangun masyarakat yang sejahtera. Kata Niti Sastra memang sudah tidak asing lagi di kalangan tokoh terpelajar, akan tetapi bagi masyarakat yang awam masih terasa asing dengan… Detail

Ngaben Arya Kubon Tubuh

Runtutan Upacara Ngaben Arya Kubon Tubuh

Pandangan masyarakat tentang upacara ngaben masih dipersepsikan ngabehin atau pemborosan, artinya berlebihan, tanpa mempunyai uang lebih atau banyak orang tidak akan bisa ngaben. Ngaben dianggap selalu memerlukan biaya yang besar sehingga memerlukan kesiapan fisik maupun non fisik untuk melaksanakan upacara ngaben. Akhirnya, banyak warga yang tidak bisa ngaben, lantaran biaya yang terbatas. Akibatnya leluhurnya bertahun-tahun… Detail

Istilah dan Konsep Kegiatan Gotong Royong di Bali

Suatu asumsi dasar yang dijadikan patokan dalam artikel ini adalah bahwa masyarakat dan kebudayaan Bali sedang meng­alami proses perubahan, khususnya karena modernfsasi dan pembangunan. Atas dasar logika edukatif, perubahan suatu masyarakat dan kebudayaan pada hakekatnya akan membawa implikasi per­ubahan bagi sub-sistim masyarakat yang bersangkutan, baik sistim ekonomi, sistim teknologi, sistim kemasyarakatan maupun sitim religi. Eksistensi… Detail

Tri Hita Karana untuk Harmonisasi dan Kedamaian

Implemantasi Tri Hita Karana untuk Harmonisasi dan Kedamaian

Tri Hita Karana mencakup pendekatan komprehensif dan holistik dalam menangani masalah perdamaian di Bali. Ini tidak hanya menangani sisi material atau ideasional dari perdamaian tetapi juga sisi transendental dan kosmologis. Tri Hita Karana berupaya menggambarkan orang Bali sepenuhnya, tidak hanya dari perspektif individu dan sosial, tetapi juga ekologis dan kosmologis. Kondisi manusia yang damai tidak… Detail

Lontar Usada Dalem

Pengobatan Bali dalam Lontar Usada Dalem

Pengobatan penyakit dalam Usada Dalem didasarkan pada konsep sekala dan niskala. Dari aspek sekala, pengobatan dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan obat dari tumbuhan, hewan, maupun mineral, sedangkan dari aspek niskala proses pengobatan dipadukan dengan mantra-mantra yang lebih ditujukan untuk menenangkan pikiran dan mental pasien (pengobatan secara spiritual). Dasar pengobatan dalam Usada Dalem juga berpedoman pada kepercayaan… Detail

Lontar Wariga Dewa

Ala Ayuning Dewasa Menurut Lontar Wariga Dewa

1a. Om Swastyastu. Sad guna, gbogang wurip saptawara, pancawara, tang, pang, sadwara, lima-limahin, sisan, 5, dadi sesa. Dewasa, mnge, pepet, tmuang urip, saptawara, pancawara, petek dewa loka, 4, wisnu loka, 3, kubon loka brahma loka, 1. Lebur sangsa, temuang wurip, pancawara, saptawara, sasih, tang, pang, sadwara, gebog, dadyang sesa, jajarang, nem-nemmin, sisan, 6, dadi sesa…. Detail

Lontar Pawangunan Kahyangan

Lontar Pawangunan Kahyangan

1b. Ong Awignamastunamasidhêm. Nihanta rêngên pitutur Bhatari Dhurgha, Sri Aji Jaya Sunu, karanê añenêng ratu ring Bali, satahun pêjah têkeng sêntana pratisêntana, yahetu Sri Jaya Kasunu, andewasraya ring ganda mayu, mojar Bhatari Sacci, Ai Sri Jaya Kasunu, paran sadyane, sumawur Sri Jaya Kasunu, pakulun anêda lugraha, uriping añênêng ratu ring Bali, muah swastaning wadwa sadaya,… Detail