- 1Formasi Daśā Bayu dan Daśā Akṣara
- 1...1A. Pemanfaatan Daśā Akṣara dan Daśābayu
- 1...2B. Implementasi dalam Praktik Spiritual dan Ritual
- 1...2.11. Dalam Yoga dan Meditasi (Samadhi)
- 1...2.22. Dalam Upacara Keagamaan (Yadnya)
- 1...2.33. Dalam Pengobatan Tradisional (Usada)
- 2Hubungan Daśābayu dengan Daśā Akṣara
- 2...1A. Hubungan Berdasarkan Sifat (Energi vs. Simbol)
- 2...2B. Hubungan Berdasarkan Kausalitas (Sebab-Akibat)
- 2...3C. Hubungan Berdasarkan Keutuhan Filosofis
- 3Penggunaan Praktis Dalam Spiritual
- 3...1A. Dalam Yoga dan Prāṇayama
- 3...2B. Dalam Pengobatan (Usada)
- 3...3C. Dalam Ritual Keagamaan (Pemujaan)
- 3...4D. Untuk Kesejahteraan Diri (Sekala-Niskala)
- 4Pangringkesan Daśā Akṣara - Daśā Bayu
- 4...1A. Daśā Akṣara sebagai Tattwa (Filsafat / Kebenaran)
- 4...2B. Daśābayu sebagai Susila (Etika / Prilaku)
- 4...3C. Integrasi dalam Upacara (Pemujaan / Ritual)
- 4..1Penglukunan Daśā Akṣara - Kesatuan Idep, Sabda dan Bayu
- 4..1.3.11. Persiapan Diri (Sikap dan Tempat)
- 4..1.3.22. Kontrol Energi (Prāṇayama)
- 4..1.3.33. Penempatan Akṣara (Sthana dan Bija Mantra)
- 4..1.3.44. Pemurnian dan Penyederhanaan (Peringkasan Akṣara)
- 4..1.3.55. Tujuan Akhir : Mencapai Ongkara
- 4..2Tahapan Pangringkesan Akṣara dalam Tubuh
- 4..2.3.11. Daśā Akṣara (10 Akṣara)
- 4..2.3.22. Pañca Akṣara (5 Akṣara)
- 4..2.3.33. Tri Akṣara (3 Akṣara)
- 4..2.3.44. Dwi Akṣara (2 Akṣara - Rwa Bhineda )
- 4..2.3.55. Eka Akṣara (1 Akṣara)
- 5Mekanisme Pangringkesan (Penyusutan) Akṣara
- 5..2.11. Daśā Akṣara → Pañca Akṣara
- 5..2.22. Pañca Akṣara → Tri Akṣara
- 5..2.33. Tri Akṣara → Dwi Akṣara
- 5..2.44. Dwi Akṣara → Eka Akṣara
- 6Pañca Brahma (Lima Manifestasi Dewa / Elemen Penciptaan)
- 6..2.1Akṣara dan Filosofi
- 6..2.2Kedudukan di Tubuh (Bhuana Alit)
- 6..3Pañca Akṣara - Lima Akṣara Inti Mantra
- 6..3.1Makna Mantram (Pañcākṣara Mantra)
- 6..3.2Perbedaan Kunci dan Korelasi
- 7Aplikasi Daśā Akṣara dan Daśābayu dalam Kehidupan Sehari-hari
- 7..3.11. Tingkat Fisik - Bayu / Napas
- 7..3.22. Tingkat Visi / Verbal - Sabda / Ucapan
- 7..3.33. Tingkat Mental / Kesadaran - Ideb / Pikiran
- 8Visualisasi Daśā Bayu (Sepuluh Prāṇa)
- 8..3.1Lima Bayu Utama (Pañca Prāṇa)
- 8..3.2Lima Bayu Tambahan (Pañca Upaprāṇa)
Dasa Bayu (Dasa Wayu) adalah konsep penting dalam ajaran agama Hindu, khususnya di Bali, yang erat kaitannya dengan Dasa Aksara (sepuluh akṣara suci) dan prinsip energi kehidupan. Secara harafiah Daśābayu berarti : Daśā berarti “sepuluh”, Wāyu berarti “angin,” “udara,” atau “kekuatan hidup” ( Prāṇa ). Daśābayu merupakan salah satu dari tiga hal utama yang memberikan kehidupan pada badan jasmani, selain makanan dan minuman.
Daśābayu atau Daśā Prāṇa merujuk pada sepuluh jenis energi atau kekuatan vital yang terdapat dalam diri manusia ( bhuana alit ) dan alam semesta ( bhuana agung ).
Menurut ajaran Yoga dan Tantra Hindu, sepuluh jenis Bayu atau Prana ini meliputi :
Pañca Prāṇa Utama (Lima Prāṇa Utama) :
Prāṇa : Energi yang mengalir ke atas, berpusat di jantung dan paru-paru, mengatur pernapasan dan asupan energi.
Āpaṇa : Energi yang mengalir ke bawah, berpusat di daerah perut bawah, mengatur pembuangan dan ekskresi.
Śamana : Energi yang mengatur pencernaan, berpusat di daerah pusar.
Udāna : Energi yang mengalir ke atas dari leher ke kepala, mengatur ucapan dan pikiran.
Vyāna (wyana) : Energi yang menyebar ke seluruh tubuh, mengatur sirkulasi.
Pañca Prāṇa Tambahan (Lima Prāṇa Tambahan /Upa Prāṇa) :
Nāga : Mengatur gerakan seperti bersendawa, cegukan, atau muntah.
Kūrma (Kūrmarara) : Mengatur gerakan mata, seperti berkedip.
Krikāra : Mengatur rasa lapar, haus, dan bersin.
Devadatta : Mengatur gerakan menguap atau lelah.
Dhanañjaya : Mengatur pembusukan dan tetap berada di tubuh bahkan setelah kematian (hingga tubuh benar-benar hancur).
Daśābayu sangat erat kaitannya dengan Daśā Akṣara (Sepuluh Akṣara Suci), yang merupakan Aksara-Aksara utama dalam agama Hindu Bali dan melambangkan manifestasi kekuatan Dewata Nawasanga (sembilan dewa penjaga mata angin).
Daśā Akṣara (ᬲᬁ
Sang , ᬩᬁ
Bang, ᬢᬁ
Tang, ᬅᬁ
Ang, ᬇᬁ
Ing, ᬦᬁ
Nang, ᬫᬁ
Mang, ᬰᬁ
Śing, ᬯᬁ
Wang, ᬬᬁ
Yang) dianggap sebagai simbol dari kekuatan alam semesta, yang kekuatannya (bayu) dapat digunakan untuk kesejahteraan bhuana alit (manusia) dan bhuana agung (alam semesta).
Penyatuan tingkah laku dan pikiran yang luhur memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan kekuatan Daśābayu yang bersumber dari Daśā Akṣara.
Pengendalian Daśābayu melalui praktik seperti Yoga dan Prāṇayama (teknik pernapasan) bertujuan untuk mencapai kesehatan fisik, keseimbangan mental, dan pencerahan spiritual.
Pemahaman tentang Daśābayu adalah bagian dari ajaran Hindu yang mendalam, terutama bagi para Pemangku atau mereka yang mendalami teologi Hindu, karena berkaitan dengan ritual dan pengobatan tradisional (Balian).
Secara ringkas, Dasa bayu adalah konsep sepuluh energi vital yang merupakan sumber kehidupan dan kekuatan dalam diri manusia, yang pemahamannya terkait erat dengan Akṣara suci Daśā Akṣara dalam tradisi Hindu Bali.
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai hubungan antara Daśābayu dan Daśā Akṣara, yang merupakan dua konsep fundamental dalam spiritualitas Hindu, khususnya di Bali.
Daśā Akṣara (Sepuluh Akṣara Suci) adalah inti dari kekuatan spiritual yang menjadi sumber bagi Daśābayu (Sepuluh Kekuatan Hidup).
Hubungan keduanya dijelaskan sebagai berikut :
Lambang Penguasa Alam : Dasa Aksara (
ᬲᬁ
Sang ,ᬩᬁ
Bang,ᬢᬁ
Tang,ᬅᬁ
Ang,ᬇᬁ
Ing,ᬦᬁ
Nang,ᬫᬁ
Mang,ᬰᬁ
Śing,ᬯᬁ
Wang,ᬬᬁ
Yang) adalah sepuluh huruf suci utama yang melambangkan Dewata Nawasanga (sembilan dewa penguasa penjuru mata angin dan satu di tengah), yang merupakan manifestasi dari Sang Hyang Śiwa sebagai penguasa jagat raya.Akṣara adalah Kekuatan : Setiap Akṣara suci ini memiliki bayu (kekuatan/energi) atau Vāyu sendiri yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan dan kesejahteraan. Akṣara-Akṣara inilah yang menjadi “kata sandi” untuk menarik, mentransfer, dan mengharmonisasi energi spiritual dengan energi vital dalam diri manusia (Daśābayu).
Daśā Bayu sebagai Aktivasi : Konsepnya adalah bahwa Daśā Akṣara (Akṣara-Akṣara suci) adalah representasi dari kekuatan Śiwa yang berada di Bhuana Agung (alam semesta). Ketika Akṣara-Akṣara ini dimeditasikan atau disatukan dalam pikiran ( idep), ucapan ( sabda ), dan tingkah laku ( bayu/Prāṇa ) yang luhur, ia akan mengaktifkan Daśābayu di dalam Bhuana Alit (tubuh manusia).