Dasabayu Dasa aksara

Energi Hidup (Prana) di Dasa Bayu dan Dasa Aksara


Formasi Daśā Bayu dan Daśā Akṣara

Daśā Akṣara sendiri terbentuk melalui serangkaian penyatuan Akṣara-Akṣara yang lebih kecil :

Kelompok AkṣaraJumlahAkṣaraKekuatan yang Dibangkitkan
Pañca Brahma
(Lima Akṣara Penciptaan/Peleburan)
5Sa, Ba, Ta, A, I
ᬲ᭞​ ​ᬩ᭞​ ​ᬢ᭞​ ​ᬅ᭞​ ᬇ
Melambangkan api/unsur penciptaan.
Pañca Tirtha
(Lima Akṣara Pembersihan)
5Na, Ma, Śi, Wa, Ya
ᬦ᭞​ ​ᬫ᭞​ ​ᬰᬶ᭞​ ​ᬯ᭞​ ᬬ
Melambangkan air/unsur peleburan.
Daśā Akṣara10Sa Ba Ta A I Na Ma Śi Wa YaGabungan Pañca Brahma dan Pañca Tirtha.
Akṣara ini yang diperas lagi menjadi Oṁ (Eka Akṣara)
yang merupakan inti dari segala kekuatan.

Dalam lontar-lontar Bali, disebutkan bahwa penyatuan Daśā Sita dan Daśā Sila kemudian menjadi Daśā Akṣara, yang erat kaitannya dengan Catur Daśā Bayu (Empat Belas Bayu/Kekuatan).

Dalam lontar Jñāna Siddhanta tentang Sanghyang Dasa ātmā di jelaskan :

Nihan Sanghyang Daśabāyu ngaranira, lwirnira: prāna, apāna, samāna, udāna, byāna, nāga, kūrma, krikāra, dewadatta, dhanañjaya. Yeka daśabāyu ngaran. Ya daśaprāna nga, Ikang daśabāyu ya maka tattwa daśāksara.

Artinya:
Yang disebut Daśabāyu adalah prāna, apāna, samāna, udāna, byāna, nāga, kūrma, krikāra, dewadatta, dan dhanañjaya. Itulah yang disebut Daśabāyu, yang juga adalah Daśaprāna ‘sepuluh nafas vital’. Daśabāyu itu adalah hakikat dari Daśāksara.

Lebih lanjut dijelaskan:

Nihan Sanghyang Daśāksara, lwirnira: Ing Hang Kang Sang Mang Rang Lang Wang Yang Ung. Sira Sanghyang Daśāksara nga, Sira pinaka mǔrti ning Daśasandhi. Sira Sanghyang Windūdewa ngaranira.

Artinya :
Inilah yang disebut Daśāksara, yaitu Ing Hang Kang Sang Mang Rang Lang Wang Yang Ung. (umumnya ditulis dengan I Ha Ka Sa Ma Ra La Wa Ya Ung). Ia itulah Sanghyang Daśāksara. Ia adalah perwujudan dari Daśasandhi. Ia juga yang disebut Sanghyang Windūdewa.

Di Jñāna Siddhanta, Daśabāyu ini disimbolkan dengan Rerajahan :

ᬑᬁ ᬇ​ ᬅ​ ᬓ​ ᬲ​ ᬫ​ ᬭ​ ᬮ​ ᬯ​ ᬬ​ ᬉᬁ

Ong I A Ka Sa Ma Ra La Wa Ya Ung.

 

Daśabāyu adalah Daśaprāṇa, yang karena fungsi vitalnya disebut Sanghyang Windū dewa adalah dewa yang mengendalikan prāṇa dalam diri manusia. Pusat-pusat pusaran itu ada pada daśa sandhi, yakni sepuluh sentrum atau cakra dalam diri manusia. Dan masing-masing bāyu memiliki wijākṣara.

A. Pemanfaatan Daśā Akṣara dan Daśābayu

Orang yang mempelajari dan memahami Daśā Akṣara dan Daśābayu bertujuan untuk :

  1. Pengendalian Diri : Dengan menyatukan tingkah laku dan pikiran yang luhur, seseorang mampu mempergunakanDaśābayu (kekuatan vitalnya) untuk kesejahteraan diri dan alam semesta.

  2. Pembersihan Spiritual (Pangelukatan) : Daśā Akṣara sering digunakan sebagai Wijakṣara (mantra) dalam ritual dan pangelukatan (pembersihan diri). Misalnya, Akṣara Sang melambangkan Tirta Sanjiwani (air kehidupan) untuk pembersihan, dan Bang melambangkan Tirta Kamandalu untuk peleburan.

  3. Keseimbangan Bhuana Alit dan Agung : Penempatan Daśā Akṣara pada titik-titik tertentu di tubuh ( Bhuana Alit ) seperti ubun-ubun, mata, telinga, dan jantung, bertujuan untuk menyelaraskan energi vital (Daśābayu) di dalam diri dengan kekuatan alam semesta ( Bhuana Agung ).

Daśā Akṣara adalah simbol dan rumus spiritual (mantra), sedangkan Daśābayu adalah manifestasi kekuatan hidup (Prāṇa) yang diaktifkan, dikendalikan dan disalurkan melalui pemahaman dan praktik Akṣara-Akṣara suci tersebut.

 

Kita lanjutkan pembahasan dengan melihat bagaimana konsep Daśābayu dan Daśā Akṣara diterapkan dalam praktik spiritual dan kehidupan nyata Hindu di Bali.

B. Implementasi dalam Praktik Spiritual dan Ritual

Konsep Daśābayu dan Daśā Akṣara menjadi dasar bagi berbagai praktik keagamaan yang bertujuan menyelaraskan Bhuana Alit (mikrokosmos, tubuh) dengan Bhuana Agung (makrokosmos, alam semesta).

1. Dalam Yoga dan Meditasi (Samadhi)
    • Penglukunan Daśā Akṣara : Ini adalah praktik spiritual tingkat tinggi (sering diajarkan kepada undagi atau rohaniwan) di mana praktisi melakukan Yoga dan Prāṇayama (teknik pernapasan) untuk mengendalikan Daśābayu (sepuluh jenis Prāṇa).

    • Internalisisasi : Tujuannya adalah menempatkan dan memutar seluruh Bija Akṣara (Akṣara benih/Daśā Akṣara) di organ dalam tubuh (cakra) secara bertahap.

Misalnya, Akṣara ᬅᬁ Ang (Brahma) di pusat api pencernaan (pusar), dan ᬉᬁ Ung (Wiṣṇu) di pusat air (jantung), untuk mencapai keseimbangan energi.

    • Pencapaian : Melalui disiplin ini, energi spiritual ( Daśā Akṣara ) mengaktifkan dan mengharmoniskan energi vital ( Daśābayu ), menghasilkan kesadaran batin, kesehatan ( sehat badani ), dan kebahagiaan ( sehat batin ).

2. Dalam Upacara Keagamaan (Yadnya)
    • Upacara Dewa Yadnya : Daśā Akṣara/Bayu banyak digunakan, salah satunya pada upacara besar seperti Ngenteg Linggih (penobatan atau pengukuhan pura).

    • Sarana Pemujaan : Daśā Akṣara menjadi mantra (Wijakṣara) yang diucapkan oleh Sulinggih atau Pemangku (pendeta/pemimpin upacara) untuk memanggil dan memohon anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan). 

 Contoh : ᬒᬁ ᬅᬁ ᬉᬁ ᬫᬁ ᬬᬁ (Oṁ, Ang, Ung, Mang, Yang). Tujuannya adalah memastikan kehadiran dan bayu (kekuatan) dari para dewa di peluasan atau linggih (tempat pemujaan) yang baru.

3. Dalam Pengobatan Tradisional (Usada)
    • Usada Bayu/Usada Yeh : Beberapa jenis lontar Usada (kitab pengobatan tradisional Bali) menggunakan konsep Daśābayu dan Daśā Akṣara sebagai dasar pengobatan.

    • Penyucian (Penglukatan) : Proses penyucian diri untuk menyeimbangkan energi destruktif sering menggunakan sarana air (tirta). Air ini diberi energi dengan mengucapkan Daśā Akṣara sebagai mantra. Dalam konteks ini, Akṣara suci bertindak sebagai media transfer energi (bayu/Prāṇa) yang membersihkan penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan energi spiritual atau energi negatif.

    • Pengendalian Kekuatan : Akṣara suci dapat digunakan untuk tujuan baik (seperti menjadi balian panengen atau penyembuh) atau tujuan negatif (seperti ilmu hitam, Leak). Lontar-lontar menjelaskan kombinasi akṣara tertentu seperti wisah, taling, cecek, suku dan guwung, yang jika disalahgunakan dapat menghasilkan kekuatan sihir.

Daśābayu adalah aspek kehidupan yang bersifat fisik dan energi (Prāṇa),
sementara Daśā Akṣara adalah aspek spiritual yang bersifat Sabda dan Idep (suara dan pikiran).

Penguasaan terhadap kedua konsep ini mengajarkan bahwa kekuatan untuk hidup, sehat, dan mencapai kesejahteraan terletak pada kemampuan manusia untuk menyelaraskan kekuatan batinnya (Daśā Akṣara) dengan kekuatan vitalnya (Daśābayu) dan alam semesta.



Ulasan Dasabayu & Aksara ini ada di Buku Kanda Pat
Baca Juga