Babad Sira Arya Kubontubuh – Kuthawaringin


 

Prasasti Piagam Raja Purana Pura Arya Kubon Tubuh

Piagam Prasasti Raja Purana Pura Kawitan Sira Arya Kubon Tubuh ditulis di atas lontar. Ukuran naskahnya sepanjang 23 cm dengan lebar 3 cm. Jumlah total halaman naskah sebanyak 15 lembar ditulis secara bolak balik. Di setiap halaman naskah, memuat empat baris tulisan. Jenis aksara yang digunakan adalab aksara swalalita, dengan bentuk agak bulat (ngawindu, mamatan titiran, ngatumbah) dan memakai sistem penulisan pasang jajar sambung dan pasang tumpuk. Tidak ada lembaran naskah yang hilang, dalam artian dari nomor 1b sampai 15b masih tcrsusun secara urut. Kondisi naskah tampak telah mengalami sejumlah kerusakan. Kerusakan tersebut terlihat pada bagian lobang tengah dan tepi· Secara umum kerusakan naskah lontar tersebut disebabkan oleh usia naskah yang sudah tua.

Salah satu aspek penting dalam lontar ini adanya Cap Timbul melingkar yang terbaca “Palugran Dhalem“. Cap ini berfungsi sebagai legitimasi atas anugerah yang diberikan oleh Dalem kepada Arya Kubon Tubuh atas jasa pengabdiannya, serta menjadi pengesahan atas kebijakan Dalem kepada Arya Kubon Tubuh sebagai slah satu Arya Utama yang mengiringi dan mendapingi  Dalem tat kala mengatur roda pemerintahan.

 

Apabila dicermati keseluruhan teks Piagem Prasasti Raja Purana Pura Kawitan Sira Arya Kubon Tubuh – Kula Waringin kerangka isinya dapal dibagi menjadi dua.

Pertama berkaitan dengan kedatangan Prabu Mahusakti (Sri Aji Dalem Ketut Kresna Kepakisan) sebagai adipali kcrajaan Majapahit di Bali. Kedatangan raja Bali tersebut diiringi oleh sejumlah kesatria pemberani, terutama yang terkemuka adalah Sira Arya Kutawaringin yang menurunkan Sira Ngurah Kubon Tubuh dan Sira Ngurah Guntang Gurna. Seluruh kelurunan Arya Kutawaringin tersebul diharapkan agar mcmpertahankan kewangsaan, sehingga tidak terputus.

Kedua, berkaitan dengan hak dan kewajiban yang diterima oleh kelurunan Sira Arya Kubon Tubuh dalam rangka membantu Dalem mengusahakan kebahagiaan dunia. Adapun anugerah Dalem kepada Sira Arya Kutawaringin beserta keturunan beliau yaitu Sira Ngurah Kubon Tubuh dan Sira Ngurah Guntang Gurna karena tanda besamya pengabdian (reh agung pangayahe) secara lebih khusus meliputi :

  1. Kekuasaan untuk mengendarai kuda dengan hiasan barong asepak pada saat mengiring Maha Dalem pergi ke memuja Ida Batara di Gunung Agung pada sasih ke sepuluh (sekitar bulan Maret-April).
  2. Seluruh keturunan Arya Kubontubuh menjadi satu wangsa dengan wang bang.
  3. Seluruh keturunan keturunan apabila melakukan kesalahan dan kesalahan tersebut dikenai hukuman mati, maka dibenarkan untuk diusir selama satu tahun.
  4. Jika dikenai denda harta. dibenarkan hanya permohonan maaf dari Raja
  5. Tidak dikenai kewajiban
  6. Tidak dikenai hukum rajam
  7. Tidak boleh diambil seluruh harga kekayaan miliknya
  8. Apabila ada putri yang berparas cantik, wajib dihaturkan kepada raja

 

Anugerah yang lainnya :

  1. Diperkenankan menggunakan hiasan upacara pada saat meninggal dunia.
  2. Jika menggunakan upacara mabeya, diperkenankan memakai Bade tumpang Lima.
  3. Melaksanakan upacara Sawa Wedana juga diperbolehkan.
  4. Apabila wafat di medan pertempuran, diperkenankan menggunakan Bade bertumpang Tujuh.
  5. Seluruh keturunan Sira Arya Kubon Tubuh menggunakan Bandusa, menggunakan bale lunjuk petulangan macam selem (mregga), bertangga tiga tingkatan, bertumpang salu, berbambu kuning, menggunakan gancaran, menggunakan damar kurung, menggunakan belema, menggunakan minyak raga, menggunakan bale silunggar, menggunakan kapas 11 warna.
  6. Apabila keturunan Arya Kubon Tubuh Meninggal, 7 hari batas sebelnya.
  7. Apabila Mabeye, 6 hari batas sebelnya
  8. Apabila tali pusarnya belum lepas, 21 hari sebelnya.

Demikianlah anugrah Ida Ralu Sakti kepada Sira Arya Kubon Tubuh. Adalah anugerah Ida Dalem yang berstana di Gelgel (Dalem Wuturenggong). Disaksikan oleh Sang Hyang Geni Jaya.


Sumber

I Made Pageh Suardhana
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pasemetonan Pratisentana Sira Arya Kubontubuh-Kuthawaringin Masa Bakti 1998-2003 dan 2003-2008
Mantan Ketua I 1983-1988, 1988-1993, 1993-1998 dan Ketua Pelaksana Pesamuan Keluarga Besar Kubontubuh se Bali pada tanggal 22 Mei 1983 yang melahirkan organisasi Pasemetonan Pratisentana Sira Arya Kubontubuh-Kuthawaringin.



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga