Pura Kahyangan Tiga dan Prajapati


Struktur Pura Puseh

Kata Puseh adalah berasal dari kata puser yang berarti pusat. Kata pusat di sini mengandung makna sebagai pusatnya kesejahteraan dunia yang mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan bagi umat manusia, sehingga upacara-upacara yang berhubungan dengan kesuburan dunia dilaksanakan di Puseh.

Dewa Wisnu sebagai Dewa Pemelihara dari ciptaan Hyang Widi dalam seni arca digambarkan dengan laksana atau ciri bertangan empat yang masing-masing memegang, cakra, sangka dan buah atau kuncup teratai. Wahana adalah Garuda, sedangkan saktinya adalah Sri atau Laksmi (Dewi Kebahagiaan).

Mengenai denah dari Pura Puseh dapat dibagi atas dua bagian sebagaimana denah dari Pura Desa. Pembagian atas dua bagian tersebut adalah: halaman pertama atau disebut dengan jabaan dari pura dan halaman kedua disebut jeroan dari pura.

Pada halaman pertama terdapat beberapa buah bangunan, seperti candi bentar, bale kulkul, pawaregan, bale gong, apit lawang dan candi kurung.

Mengenai fungsi dari bangunan-bangunan tersebut di atas adalah sama dengan bangunan-bangunan yang terdapat pada halaman pertama dari Pura Desa.

Pada halaman kedua atau jeroan pura terdapat pula beberapa buah bangunan dengan fungsinya masing-masing seperti:

  1. Sanggar Agung. Bangunan suci ini pada bagian puncaknya terbuka yang berfungsi sebagai tempat memuja Hyang Raditya/ Hyang Widi Wasa. Pada bagian puncaknya dibuat terbuka karena Hyang Widi tidak terbatas, memenuhi alam semesta.
  2. Meru Tumpang Lima atau Tujuh atau Sebelas. Bangunan meru ini berfungsi sebagai stana Dewa Wisnu yang dipuja di Puseh. Di sini menjadi tanda tanya kenapa meru, dipakai sebagai stana Dewa Wisnu dan kenapa tidak Gedong sebagai di Pura Desa dan Dalem. Mengenai hal ini belum diketahui dengan pasti tetapi kemungkinan karena Meru adalah lambang gunung yaitu Gunung Mahameru sebagai stana para Dewa. Gunung dengan hutannya adalah merupakan sumber mata air yang nantinya mengalir menjadi sungai-sungai. Air inilah yang memberikan kesejahteraan atau Amerta kepada umat manusia.
  3. Ratu Made Jelawung. Bangunannya berbentuk gedong, berfungsi sebagai tempat pepatih (pendamping) dari Dewa yang berstana di Meru.
  4. Sedahan Pengrurah. Bangunan ini berbentuk tugu dengan fungsi sebagai penjaga keselamatan dan keamanan dari pura.
  5. Gedong Pertiwi. Bangunan ini berfungsi sebagai stana dari Ibu Pertiwi.
  6. Batur Sari. Bangunan ini berfungsi sebagai stana dari Dewi Danuh yang berkaitan dengan kesuburan.

Pura Puseh ini merupakan pura yang menjadi pusat kesejahteraan desa yang bersangkutan khususnya, dan kesejahtaraan alam semesta pada umumnya. Itu sebabnya, segala upacara yang terkait dengan kesejahteraan, diselenggarakan di Pura Puseh ini. Atas dasar itulah maka Dewa Wíṣṇu, sebagai dewa pemelihara alam yang dipuja di Pura Puseh ini.

Seperti halnya Pura Desa, Pura Puseh ini pada umumnya juga hanya terdiri atas dua kawasan saja, yaitu palataran jaba dan palataran jeroan.

 

a. Palataran Jaba

Di kawasan ini terdapat sejumlah bangunan yang hendaknya terdiri atas:

  • Candi Bentar
  • Bale Kulkul
  • Pawaregan (atau dapur)
  • Bale Gong
  • Apit Lawang

Fungsi dari masing-masing bangunan yang terdapat di dalam palataran jaba Pura Puseh ini pada prinsipnya sama dengan fungsi dari masing-masing bangunan yang terdapat di palataran jaba dari Pura Desa.

 

b. Palataran Jeroan

Di kawasan ini terdapat sejumlah bangunan yang hendaknya terdiri atas:

  • Sanggar Agung
  • Meru Tumpang Lima atau Meru Tumpang Pitu atau Meru Tumpang Solas, yang berfungsi sebagai sthāna Dewa Wíṣṇu
  • Ratu Made Jelawung, yang merupakan bangunan berbentuk gedong ini adalah tempat papatih atau pembantu utama dari Dewa Wíṣṇu itu sendiri
  • Ratu Ngarurah atau Sadahan Pangrurah
  • Gedong Prthiwi, yang merupakan bangunan yang berfungsi sebagai sthāna dari Dewi Prthiwi, śakti Dewa Wíṣṇu
  • Batur Sari, yang merupakan bangunan yang berfungsi sebagai sthāna dari Dewi Danuh, yang terkait erat dengan urusan kesuburan

 

c. Denah Pura Puseh

Adapun struktur ataupun denah Pura Puseh ini adalah sebagai berikut :

Keterangan Denah:

  1. Meru
  2. Sadahan Panglurah
  3. Ratu Made Jelawung
  4. Padmāsana (Sanggar Agung)
  5. Gedong Prthiwi
  6. Batur Sari
  7. Pangaruman
  8. Bale Pawedan
  9. Kori Agung
  10. Apit Lawang
  11. Bale Gong
  12. Pawaregan
  13. Bale Kulkul
  14. Candi Bentar


Sumber

Pura kahyangan Tiga
Prof. Drs. I Gusti Gde Ardana

Dan
Kahyangan Ida Sang Hyang Widhi
WasaKoerniatmanto Soetoprawiro



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga