Sejarah Lingga Yoni di Pura Kancing Gumi


Bentuk Lingga di Pura Kancing Gumi

Penganut agama Hindu percaya bahwa di dunia ada tiga macam cahaya, yaitu matahari, kilat dan api. Ketiga unsur inilah yang kemudian dijadikan dasar pembuatan Lingga yaitu Rudrabhaga (Siwa) pada bagian atas, Visnubhaga pada bagian tengah dan Brahmabhaga pada bagian bawah.
Lingga Yoni yang terdapat pada pelinggih itu berjumlah tiga buah dan bagian bawah dari Yoni itu tertanam, sedangkan bagian bawah Lingga (segi empat) dimasukkan pada lubang Yoni. Tiga buah Lingga yang ditemukan terdiri atas bagian bulat (Siwabhaga) berukuran 14 cm, bagian segi delapan (Wisnubhaga) berukuran 10,5 cm, dan bagian segi empat (Brahmabhaga) berukuran 25 cm.
Mengenai arca, menyebutkan beberapa bentuk Lingga yang terdapat disana yaitu:

  1. Lingga Yoni yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian bawah berbentuk segi empat (Brahmabhaga), bagian segi delapan (Wisnubhaga) dan bagian bulat (Siwabhaga),
  2. Lingga Ganda yaitu dua Lingga dalam satu lapik dan dibelakangnya terdapat sandaran,
  3. Lingga Semu yaitu yang bentuknya hanya terdiri dari bagian bulat dengan lapik berbentuk segi empat di bagian bawah. Semua jenis Lingga yang ditemukan di Pura Puseh ini terbuat dari batu padas.

Lingga merupakan aspek sekunder dari lambang kelaki-lakian (Siwa) disamping Yoni sebagai lambang kewanitaan (Dewi Parwati). Aspek utama Lingga melambangkan api atau cahaya sebagai manifestasi dari kekuatan dan kekuasaan, sedangkan Yoni adalah lambang bumi. Api dan bumi merupakan dua hal yang saling bertentangan, ibarat arus listrik positif dan negatif”, bila keduanya dipertemukan sama halnya pertemuan laki-laki dan wanita, keduanya akan mendatangkan arus atau energi.

Lingga di Pura Kancing Gumi berdasarkan keterangan Informan I Made Sarpa mengatakan “Batu Lingga yang berada di Pura Kancing Gumi merupakan batu jenis batu padas, yang keberadaannya memang diketemukan seperti itu.

Lingga di Pura Kancing Gumi berada di halaman Uttama Mandala dengan dikelilingi penyengker dengan tinggi 40 cm. Ukurannya berdiameter 20-30 cm. Lingga di Pura Kancing Gumi tidak pernah dipindahkan dari tempat semula, sehingga tetap berjejer sesuai dengan patahannya seperti semula.

Disamping patahan Lingga tersebut terdapat kayu yang disebut Kayu Mer. Menurut Pemangku Pura Kancing Gumi, daun Kayu Mer tersebut digunakan sebagai bangket (daun Kayu Mer yang sebelumnya dibakar hingga berwarna hitam kemudian dihancurkan, abu kemudian di berikan tirta atau air suci, kemudian ditempelkan pada kening) hal ini dilakukan berdasarkan petunjuk dari Ida Bhatara Lingsir yang melinggih di Pura Kancing Gumi sebagi pertanda telah menghaturkan atau melakukan pemujaan di Pura Kancing Gumi dan juga dipercaya sebagai simbol keselamatan.

Pemangku Pura Kancing Gumi menjelaskan bahwa bangket diberikan agar umat yang melakukan pemujaan merasa selalu dekat dan dilindungi oleh Ida Bhatara Lingsir. Bangket ini diberikan setelah melakukan persembahyangan atau pemujaan kemudian diperciki Tirta Wangsuh pada Ida Betara Lingsir, diberikan bija dan selanjutnya diberikan bangket. 

Di Pura Kancing Gumi juga terdapat patung Nandini yang merupakan simbol kendaraan Hyang Siwa.


Sumber

I Ketut Tanu
Lingga di Pura Kancing Gumi



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga