Seluk-beluk Alam Astral (Niskala)


Pemandangan di Alam Astral

Alam astral memiliki tingkatannya yang berbeda. Tiap-tiap tingkatan materinya berbeda-beda kepadatannya. Karena bahasa yang terbatas, kita terpaksa berbicara tentang tingkatan-tingkatan bagiannya, seakan tingkatan yang satu lebih tinggi letaknya dari pada tingkatan yang lain.

Berhubung dengan itu kita tidak boleh beranggapan keliru tentang mereka itu (atau tentang alam lebih besar dari alam astral, yang hanya menjadi bagian dari yang besar itu), bahwa bagian-bagian itu tempat-tempat terpisah dalam ruang, seperti papan-papan pada rak buku, atau seperti kulit bawang, yang satu di luar yang lain. Harus dipahami, bahwa materi tiap-tiap kawasan alam atau bagian saling menembusi. Sehingga di sini di atas bumi ini semua terdapat dalam ruang yang sama. Meskipun benar juga, bahwa jenis-jenis materi yang lebih halus, meluas lebih jauh dari bumi ini dari pada yang lebih padat atau lebih “rendah”.

Demikianlah jika kita berbicara tentang orang yang memasuki suatu alam atau bagiannya, janganlah dianggap ia harus bergerak di dalam ruang.”Tidak !” tetapi ia hanya memindahkan kesadarannya dari suatu tingkat ke lainnya.

Lambat-laun, sedikit demi sedikit ia tidak dapat menanggapi getaran dari alam dengan suatu jenis materi dan mulailah disadarinya getaran lebih cepat dan lebih halus dari materi yang lebih halus pula. Dengan demikian suatu alam dengan segala pemandangannya dan penduduknya tampak sedikit demi sedikit hilang dari pengelihatan. Tampak lambat laun Alam lain yang lebih luhur sebagai gantinya.

Dipandang dari segi lain, benar juga penggunaan “tinggi”atau “rendah”, mengenai bagian-bagian alam, yaitu jika kita membandingkan alam-alam itu atau bagian- bagiannya sebagai lingkaran kecil dikelilingi oleh lingkaran lain yang makin bertambah besar. Sebab materi dari semua bagian alam terdapat juga di tempat ini di atas permukaan bumi, namun alam astral lebih besar dari pada alam dunia ini, sampai beberapa ribu mil di atas permukaan bumi. Hukum gravitasi pun bekerja pada materi astral, sehingga jika materi bagian-bagian alam itu dibiarkan saja, maka mungkin juga akan membentuk suatu bola besar dengan materi berjenis-jenis itu, lapisan- lapisannya yang konsentris. Namun bumi ini selalu berputar mengelilingi matahari. Selain itu juga mendapat pengaruh dan daya beraneka warna, sehingga antara jenis yang satu akan bercampur dengan jenis yang lain-lainnya. Sekalipun demikian tetap benar, bertambah tinggi kita naik, kita akan menjumpai materi yang selalu berkurang padatnya.

Ada persamaannya yang sangat dekat dengan dialam wadag ini, yaitu dengan bumi, air dan udara, benda padat, cair dan gas. Semuanya terdapat dipermukaan bumi, namun secara garis besarnya benar juga jika kita katakan bahwa bumi ada ditempat terendah, air ada diatasnya dan gas ada diatas sekali. Air dan udara kedua- duanya menembusi bumi, meskipun tidak sampai dalam sekali. Airpun naik kedalam udara dalam bentuk awan, tetapi ketinggiannya juga terbatas. Benda padat dapat dilempar keatas, keudara, karena suatu tenaga kuat, seperti telah terjadi seperti pada waktu gunung meletus, sehingga membutuhkan waktu material letusan ke atas itu untuk kembali kebumi lagi. Namun akhirnya debu itu turun juga, seperti juga air naik kedalam udara sebagai uap, lalu kembali sebagai hujan, dan hal sama terdapat juga pada materi astral.

Kembali kita membicarakan bagian-bagian alam tersebut. Jika kita mulai dari bagian tertinggi, yang kurang padat materinya kemudian turun kebagian dibawahnya, demikian seterusnya, maka bagian-bagian itu dapat dibuat menjadi dua golongan, yaitu bagian 1, 2 dan 3, adalah golongan pertama dan golongan kedua yaitu bagian 4, 5 dan 6. Adapun bagian ke 7 merupakan bagian tersendiri. Bagian-bagian 1, 2 dan 3 atau bagian 4, 5 dan 6 mempunyai materi astral bagi tiap tiap dua bagiannya sebanding kepadatannya seperti air dan benda padat,  dan bagi satu bagian dengan bagian diatasnya sebanding pasir dan besi baja. Kita sekarang menyisihkan bagian ke 7 itu terlebih dulu. Mengenai bagian ke 4, 5 dan 6 semuanya mempunayi latar belakang alam dunia,dimana kita hidup dengan segala macam rangkaiannya. Kehidupan dibagian ke 6 tidak berbeda dengan kehidupan biasa di dunia ini, hanya tanpa badan wadag dengan segala kebutuhannya. Dan jika kita meningkat sampai di bagian kelima dan keempat, segala sesuatu sifatnya kurang kebendaannya dan makin meninggalkan dunia rendah kita dengan segala kepentingannya. Pokoknya pemandangan di bagian-bagian itu seperti di bumi yang telah kita kenal ; Namun sebenarnya masih lebih dari pada itu, sebab jika kita memperhatikannya dari segi yang berbeda dengan menggunakan indera astral, sekalipun benda-benda wadag sejati, tampak sangat berbeda. Seperti telah dikatakan, bagi orang yang inderanya terbuka benar-benar, mereka itu akan tampak seperti bukan dilihat dari satu sisi saja, namun dari segala penjuru sekaligus. Suatu pemandangan yang cukup membingungkan. Belum lagi jika kita tambahkan, bahwa tiap-tiap bagian di dalam benda padat semua dapat seluruhnya, dan dengan jelas dilihat, seperti bagian luarnya. Kita akan dapat mengerti, bahwa dalam keadaan demikian, sekalipun benda yang sangat kita kenal, mula-mula seluruhnya tidak dikenal lagi.

Akan tetapi jika kita berpikir sejenak, kita akan mengerti bahwa penglihatan itu akan lebih dekat pada persepsi yang benar dari pada penglihatan dengan mata badaniah. Dipandang dari alam astral, umpamanya, semua sisi sebuah kubus kaca, akan tampak sama panjangnya seperti kenyataannya. Tetapi jika dilihat di dalam alam fisik, sisi yang jauh dari mata, akan tampak lebih pendek dari pada kenyataannya, karena menurut hukum perspektif dan hal itu tentu suatu kebohongan penglihatan saja. 

Di samping sumber di atas, materi astral bersifat lebih rumit lagi, sebab jika dilihat dengan pengelihatan astral akan dilihat juga bentuk, namun tidak tampak dilihat dalam keadaan biasa. Demikianlah keadaannya ! Misalnya saja bagian-bagian kecil-kecil dalam udara di sekeliling kita; Lainnya yaitu berbagai sinar yang selalu dipancarkan oleh segala sesuatu yang hidup. Tetapi juga empat tingkatan yang lebih tinggi dari pada materi biasa, yang biasanya disebut ether, karena tidak ada nama lain untuk membedakannya dengan materi biasa.

Ether itu terdapat di dalam empat bagian atas dari dunia wadag ini, sehingga dapat disebut suatu tata alam tersendiri, yang secara bebas menerobos semua alam wadag. Jika orang mau menyelidiki getaran “alam ether itu” dan bagai mana daya kekuatan alam luhur mempengaruhinya, maka hal itu akan merupakan bidang tersendiri, yang akan sangat menarik untuk dipelajari, apa lagi bagi seorang ahli ilmu pengetahuan- Sudah tentu ia harus memiliki penglihatan, yang dibutuhkan untuk penyelidikan itu.

Sekalipun kita telah mengerti benar dan dapat menggambarkan dalam pikiran segala sesuatu yang telah diuraikan di atas, namun kita belum juga dapat mengerti, walupun hanya separohnya saja dari sifat komplexnya persoalan ini! Sebab selain bentuk-bentuk atau jenis baru materi wadag ini, kita juga harus menghadapi bagian-bagian materi astral yang banyak membingungkan.

Mula-mula kita harus mengetahui, bahwa tiap-tiap benda wadag, bahkan partikel- partikel ada kembarannya di dalam alam astral. Dan kembaran itu, bukan hal sederhana, tetapi biasanya sangat bersifat komplex, sebab terdiri dari berbagai hal astral, Di samping itu tiap-tiap mahluk hidup dikelilingi oleh suasananya sendiri (suasana yang sering hanya dapat dirasakan) yang biasanya unum disebut “aura” dan bagi mahluk manusia aura ini merupakan cabang pengetahuan yang sangat menarik. Ia dapat dilihat seperti bentuk bulat telur, seperti kabut bercahaya sangat komplex suasananya, dan karena bentuk itu, maka kadang-kadang disebut telur aura.

Bagi orang umum akan mengurangi banyak kesulitan jika ia belajar sekaligus menganggap aura-aura itu bukan hanya sebagai pemancaran sesuatu, namun sebagai benar-benar penjelmaan Ego di berbagai alam”. Jika ia mengerti, bahwa Ego itulah bagian halus tubuh manusia. Selama tubuh Ego yang berreinkarnasi ada di alamnya sendiri, yaitu tanpa bentuk, tempat tinggalnya yang sebenarnya, maka disitu ia memakai badan, yang di sebut badan karana. Akan tetapi jika ia turun ke dalam alam-alam dengan bentuk, ia memakai badan dari materi alam itu, agar ia dapat bekerja di situ. Adapun materi yang ditarik oleh dirinya, itulah yang dibangun menjadi badan pikirannya.

Seperti itu juga, jika ia turun ke dalam alam astral, dibuatlah bagi dirinya badan astral dari materi astral, sedang badan-badannya yang sudah ada,tetap dipakainya. Dan ketika ia turun lebih jauh ke kawasan paling rendah, badan fisik terbentuk menurut cetakan etheris yang disediakan oleh Karma.

Meskipun aura astral kadang-kadang lebih menyolok karena kecemerlangan kilatan warnanya, sebenarnya ether dan kembaran etheris materinya lebih padat, karena masih termasuk batasan kawasan tubuh, namun hanya tak tampak oleh penglihatan biasa. Bila kita mengamati badan anak yang baru lahir dengan kemampuan psikis, akan kita dapati bahwa ia diserapi bahan astral dari berbagai tingkat kepadatan, maupun oleh berbagai tingkat bahan etheris. Bila kita mau bersusah menelusuri badan-badan rohani ke asal- usulnya, akan kita dapati bahwa kembaran etheris yang merupakan cetakan Tiga Guna (Sattva, Rajas, Tamas) pembentukan badan fisik, dibentuk dari bahan/materi etheris oleh para agen Karma. 

Dalam komposisi kembaran etheris harus masuk sedikit-sedikit dari semua tingkatan materi etheris yang berbeda-beda. Tetapi perbandingannya bisa sangat berbeda-beda, dan ditentukan oleh berbagai faktor seperti ras induk, ras cabang dan tipe manusia, maupun oleh karma individu. Bila diingat bahwa 4 sub bagian materi ini terdiri dari banyak kombinasi, yang pada gilirannya membentuk agregat/kelompok yang masuk ke dalam komposisi ‘atom’ dari yang disebut ‘unsur’ oleh para ahli kimia, maka dapat dilihat bahwa azas ke dua dari manusia itu sangat rumit, dan jumlah kemungkinan variasinya praktis tak terhingga. Maka betapa pun rumit dan luar biasa karma manusia, mereka yang bertugas di bidang itu dapat memberi cetakan yang cocok guna membentuk tubuh yang tepat.

Satu butir lain yang perlu disebut sehubungan dengan kenampakan badan fisik bila dilihat dari kawasan astral, yaitu bahwa penglihatan luhur bila terkembang penuh, memiliki kemampuan membesarkan atas kemauan partikel terkecil menjadi ukuran sebesar apa pun yang diinginkan, seperti halnya mikroskop. Tetapi dengan kemampuannya jauh lebih besar dari pada mikroskop nana pun atau yang mungkin akan dibuat Molekul dan atom hipotetis yang didalilkan ilmu pengetahuan adalah realitas yang tampak nyata bagi pelajar okult, namun ia mengenalinya sebagai sesuatu yang jauh lebih rumit sifatnya dari pada yang telah ditemukan ilmuwan.

Peneliti ilmiah yang telah mempunyai penglihatan astral dengan sempurna, tidak hanya akan menemukan bahwa percobaan-percobaannya dalam fenomena biasa yang telah dikenal akan sangat dimudahkan tetapi juga akan terbentang dihadapannya pandangan pengetahuan yang sama sekali baru baginya, yang jika ingin dislidiki secara tuntas akan membutunkan waktu lebih dari seumur hidup. Umpamanya saja ada sesuatu yang indah dan menarik yang telah tampak pada diri si peneliti, dengan perkembangan penglihatan astral, yaitu adanya warna-wara lain, dan sama sekali berbeda dengan warna yang dapat dilihat dengan penglihatan biasa. Warna itu berada di luar spektrum biasa, termasuk warna merah infra dan violet ultra, yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan dengan sarana lain. Itu sangat terang dapat dilihat di alam astral.

Seperti di atas telah disinggung, bahwa benda-benda alam dunia, merupakan latar belakang dari kehidupan di bagian-bagian tertentu dari pada alam astral. Namun kita akan melihat lebih banyak lagi dari rupa yang sebenarnya dan sifat-sifatnya yang menonjol akan lebih tampak dari pada apa yang biasa kita lihat. Pengaruhnya secara umum juga sangat berbeda. Sebagai suatu contoh, ambillah sebuah batu, sebagai suatu benda yang sangat sederhana. Jika dilihat dengan penglihatan astral, bukan lagi seperti segumpal batu tanpa hidup. Pertama, akan tampak seluruh zat wadag batu itu, dan tidak sebagian kecil saja. Kedua juga dapat dilihat getaran semua partikel-partikel wadagnya. Ketiga, akan dilihat adanya kembaran astral, yang terdiri dari berbagai jenis materi astral, yang semuanya juga bergerak tanpa berhenti. Kemudian ke empat dapat dilihat seseuatu yang hidup sangat jelas bekerja di dalam batu itu. Dan itu juga bekerja di seluruh alam, sekalipun sudah tentu penjelmaannya tampak berbeda sekali.

Perbedaan ini disebabkan oleh tingkatannya yang berbeda-beda kepadatannya. Untuk memudahkan soal ini, maka masing-masing tingkatan diberi nama sendiri-sendiri. Hidup itu, kita kenal terlebih dulu dalam tiga alam elemental. Jika hidup itu memasuki alam mineral disebuf monade mineral. Di dalam alam tumbuh-tumbuhan disebut monade tumbuhan, demikian seterusnya. Sepanjang apa yang kita ketahui, tidak ada benda atau materi mati.

Sebagai tambahan dapat dikatakan, bahwa dapat dilihat juga suatu aura di sekjtar masing-masing benda itu, namun tidak seperti yang terdapat pada mahluk-mahluk hidup atau bahkan yang lebih tinggi, yang mempunyai aura yang lebih besar dan lebih beraneka warna rupanya. Di alam astral itu, terdapat elemental-elemental rendah sebagai penghuninya juga. Akan tetapi hal ini, akan lebih tepat, jika diterangkan sebagai suatu jenis elemental, yang biasa disebut roh alam. Di sini bukan merupakan tempatnya unrtuk membicarakan hal ini secara terperinci mengenai hidup keilahian yang berdiam di dalamnya. Dalam alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang dan alam manusia, sifat auranya tentu lebih komplex dengan lebih banyak warnanya.

Hanya sedikit orang yang terlatih dapat berada di alam itu. Mereka dapat melihat hal-hal dengan sebenarnya, namun hal tersebut dapat dilakukan setelah berpengalaman lama. Sekalipun mereka yang dapat melihat sepenuhnya, sering merasa bingung sekali dan kacau untuk dapat mengerti dan ingat. Di antara sebagian kecil, yang dapat melihat dan ingat, maka tampaknya hampir tidak ada yang dapat menceritakan segala yang diingat, karena kurangnya kata-kata dalam bahasa di dunia ini. Banyak orang berpenglihatan batin tidak terlatih, tidak pernah melakukan penyelidikan. Mereka hanya menerima kesan saja, yang dapat benar, namun juga dapat salah atau mungkin sama sekali salah.

Seperti di atas telah diterangkan, semua benda-benda wadag memiliki kembarannya dari zat astral yang juga tidak dapat terlihat oleh manusia. Perbedaan kembaran dengan aslinya, dapat dianggap soal kecil, tetapi merupakan bagian yang esensial dalam gambaran simetri atau seimbang tentang segala benda.

Jika ada suatu mahluk astral yang selalu bekerja dengan menggunakan perewangan, maka inderanya lambat laun dapat menjadi kasar, sehingga akhirnya tidak peka lagi terhadap materi lebih tinggi di alamnya sendiri, sehingga tidak dapat melihatnya. Hanya penglihatan terlatih di alam astral, yang dapat sadar di dua alam ini, akan dapat mempercayai apa yang dilihatnya, sebab dapat melihat tiap benda dengan bagiannya yang halus dengan seketika. Perlu juga dipahami, sifat komplex itu ada, hanya jika dilihat secara lengkap, dan diselidiki, baru aman dan terhindar dari penipuan dan kesalahan.

Mengenai bagian alam astral ketujuh, ia juga memiliki alam dunia ini sebagai latar belakangnya. Hanya apa yang dapat dilihat dari latar belakang ini seluruhnya berubah dan hanya merupakan pandangan tidak lengkap, sebab semua yang bersifat cahaya dan baik serta indah, sama sekali tidak kelihatan.

Mengenai hal itu telah digambarkan 4.000 tahun yang lalu dalam teks Mesir kuno,  yang bunyinya sebagai berikut: “Jenis tempat apakah itu yang telah kudatangi? Tidak ada air, tidak ada udara, dan dalaranya tak terduga, dan kehidupan seperti malam yang tergelap, sedang orang perantauan di tempat itu, tanpa pertolongan. Di tempat itu orang tidak dapat hidup dengan hati tenang.

Bagi orang di tempat itu, sesuai dengan tingkatannya sungguh nyata bahwa “dunia ini penuh kegelapan dan penghuni yang kejam.” Namun kegelapan ini memancar dari dalam diri sendiri, sehingga kehidupannya dilaksanakan dalam kegelapan terus-menerus karena kejahatan dan kekejamannya. Memang itulah yang disebut neraka, telah dibuat oleh manusia sendiri.
Tulisan ini tidak bermaksud mengatakan bahwa bagian alam ini seluruhnya khayalan saja dan sama sekali tidak mempunyai kenyataan. Bagian alam itu sebagian ada di atas permukaan tanah dan sebagian lagi (mungkin kebanyakan) ada di bawah tanah, artinya menembus tanah padat. Akan tetapi, yang dimaksud yaitu bagi orang-orang yang biasa hidup dengan hati bersih dan baik, tidak akan menyentuh bagian yang sangat tidak menyenangkan ini ataupun menyadari adanya jika orang memasukinya, tentu hanya karena perbuatannya, dan pembicaraannya dan pikirannya sendiri yang jahat.

Bagian pertama, kedua dan ketiga alam astral, meskipun menempati ruang yang sama, menimbulkan kesan sangat jauh dari alam wadag, dan oleh karena itu kurang kebendaannya. Mahluk-mahluk yang berdiam di sini sama sekali tidak mempunyai perhatian terhadap dunia dan segala miliknya. Mereka biasanya dipenuhi pikirannya sendiri, dan sampai ‘batas-batas tertentu mencipta lingkungannya sendiri. Ciptaan itu cukup bersifat objektif dan dapat dilihat oleh mahluk-mahluk lainnya, juga bagi orang waskita.

Di dalam bagian inilah, para roh membuat rumahnya, sekolahnya dan kota-kotanya sendiri, meskipun diciptakannya hanya untuk sementara saja. Tetapi selama itu cukup nyata, namun bagi orang yang dapat melihat lebih terang, mereka itu patut dikasihani, sebab semua yang menggembirakan baginya, sebenarnya hanya buatan mereka sendiri. Banyak hal-hal yang mereka perbuat, tampaknya nyata meski dengan keindahan sementara dan seorang pengunjung tanpa pengetahuan lebih tinggi, dapat merasa puas dan senang jika ia merantau di dalam hutan dan gunung-gunung, di antara telaga-telaga indah dan taman – taman bunga yang menyenangkan. Semuanya memang tidak ada bandingannya di alam dunia ini. Tiap-tiap orang atau jiwa di sana dapat menciptakan lingkungan sendiri menurut khayalannya sendiri. Perincian mengenai perbedaan antara tiga bagian atas alam astral, mungkin akan dapat lebih mudah diterangkan, jika kita sampai pada pembicaraan penduduk di alam astral.


Sumber

THE ASTRAL PLANE

its scenery, inhabitants and phenomena
By cw. leadbeater



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga