Seluk-beluk Alam Astral (Niskala)


3. Kaum Orang biasa

Tidak perlu diterangkan bahwa jumlah ini berjuta-juta kali lebih besar dari pada jumlah mereka yang telah kita bicarakan diatas, jika diperhatikan kondisi masing-masing tentu sangat luas batas-batasnya. Demikian juga batas waktu masing-masing berada di alam itu juga luas, sebab ada yang hanya beberapa hari saja atau beberapa jam saja, namun sebaliknya juga ada yang berdiam di sana sampai bertahun-tahun, bahkan ada yang sampai berabad-abad.

Orang yang menjalani hidupnya di dunia dengan baik dan suci, sedangkan perasaan serta cita-citanya bersifat tidak mementingkan diri sendiri dan rohaniah, tidak akan tertarik oleh alam ini.

Jika ia seluruhnya tidak diganggu, tentu tidak banyak hal-hal yang akan menahan dirinya di situ, atau membangunkannya untuk bekerja di situ, sebab harus dimengerti, bahwa sesudah meninggal dunia, manusia sejatinya menarik perhatiannya ke dalam diri sendiri.

Langkah pertama kali dalam hal itu yalah menanggalkan badan wadagnya dan kemudian hampir langsung meninggalkan badan ethernya secara langsung. Demikianlah dimaksudkan agar ia secepat-cepatnya juga menanggalkan badan astralnya atau badan keinginannya untuk kemudian masuk ke dalam alam Sorga. Di sini sajalah semua buah cita-citanya akan dapat berbuah dengan sempurna.

Manusia dengan pikiran mulia dan suci dapat berbuat hal diatas, sebab ia telah dapat menguasai semua nafsu duniawi selama hidupnya. Segala kekuatan kemauannya telah diarahkan kedalam saluran-saluran tinggi, sehingga hanya tinggal sedikit daya kekuatan nafsu rendah yang harus dihabiskan di alam astral. Ia tinggal di sana hanya untuk waktu pendek saja, dan mungkin sekali ia akan memiliki kesadaran lebih sedikit dari pada setengah mimpi mengenai segala keadaan di sekitarnya sampai ia jatuh tertidur. Pada waktu itu badannya yang lebih tinggi akhirnya membebaskan diri dari bungkus astralnya untuk masuk dalam kehidupan sangat bahagia di dalam alam surga.

Bagi orang yang belum menginjak jalan yang menuju pada perkembangan gaib, apa yang diceritakan di atas merupakan hanyalah cita-cita. Tentunya tidak dapat di capai oleh semua orang, atau bahkan oleh sebagian besar umat manusia. Rata-rata orang tidak membebaskan diri dari nafsu rendahnya sebelum meninggal dunia, sehingga membutuhkan waktu panjang atau pendek untuk berada di dalam berbagai bagian alam astral, agar dapat memberi waktu pada segala kekuatan yang telah ia timbulkan untuk menghabiskan dirinya dan dengan demikian membebaskan Kekuatan itu akan habis sesudah dilaksanakan apa yang menjadi tujuannya.

Jika orang meninggal dunia dan jiwanya masuk ke dalam alam astral, maka daya pengrusak alam mulai bekerja pada badan astralnya dan kejadian ini menimbulkan elemental dalam badan itu merasa dalam keadaan bahaya. Sebab itu ia mulai membela hidup dirinya, yaitu dengan mencegah haneurnva badan astral selama mungkin. Ia mengusahakannya.dengan menyusun badan astrai itu menurut kemampuannya sendiri, yaitu dengan membuat badan itu berlapis-lapis menurut bagian materi astral,dengan yang terpadat sendiri menjadi lapisan luar,kedua dari materi lebih halus, demikian selanjutnya- Lapisan terpadat ada di luar sendiri, sebab dapat memberi pertahanan besar untuk mencegah kehancuran badan astral.

Orang yang berdiam di dalam lapisan materi terendah sendiri sampai ia dapat membebaskan diri dari materi itu menurut kekuatan pribadinya. Jika hal itu telah terlaksana, maka kesadarannya pindah dipusatkan pada lapisan berikutnya, yang terdiri dari materi alam astral bagian keenam.

Dengan kata lain,  ia telah memasuki alam astral bagian keenam.  Jika badan astral telah menghabiskan daya tarik terhadap suatu lapisan, maka materi kasar lapisan itu akan ditinggalkan, dan badan astral berada di dalam bagian alam yang lebih tinggi. Juga dapat dikatakan seperti menjadi lebih ringan dan dengan demikian badan itu selalu naik dari bagian lebih rendah ke bagian lebih tinggi. Dalam bagian-bagian itu, badan itu hanya berhenti jika terjadi keseimbangan dalam alam yang terkait.

Kejadian-kejadian demikian sering dapat kita dengar dalam pertunjukan seance, yaitu yang menggunakan prewangan untuk hubungan dg orang mati yang sering berkata, bahwa mereka itu akan meningkat ke alam lebih tinggi.Jika demikian keadaannya, mereka tak akan ada kemungkinan lagi berhubungan dengan orang hidup dengan menggunakan prewangan, atau setidak-tidaknya tidak mudah lagi. Apa yang dikatakan itu memang kenyataan, bahwa jiwa di alam bagian tinggi alam astral hampir tidak mungkin menggunakan prewangan biasa.

Dengan demikian dari keadaan badan astral kita dapat dimengerti berapa lama jiwa itu tertahan di suatu bagian alam astral, sebab hal itu akan tergantung tepat dengan jumlah materi astral yang terdapat dalam badan tersebut.

Hal ini juga bergantung pada bagaimana hidupnya di dunia, nafsu yang ia ikuti, kemauannya, sebab semua itu akan menentukan jumlah unsur-unsur yang ia masukkan dalam badan astralnya.

Maka bagi seseorang yang dapat hidup suci dan berpikir tinggi, dapat merubah jumlah materi astral bagian rendah sangat sedikit. Nafsu-nafsu itu jika dituruti kehendaknya akan menarik zat astral bagian rendah dalam badan keinginannya. Jika zat-zat itu lebih halus karena nafsu-nafsu yang luhur, maka zat-zat astral rendah akan sangat sedikit, sehingga pada waktu berhubungan dengan daya penghancurannya, jumlah yang sedikit itu akan tercerai-berai dengan seketika, kembali kepada alam sekitarnya dan membuat jiwa itu bebas pada saat itu juga untuk beralih ke dalam bagian-bagian alam astral berikutnya.

Bagi orang-orang yang benar-benar memiliki sifat-sifat rohaniah tinggi, keadaan yang diceritakan di atas telah dapat dicapai untuk semua bagian alam astral. Akibatnya ia hanya melalui saja alam astral dan tidak berhenti di situ, dan langsung sadar di alam surga, nirwana atau dewachan. Seperti telah diterangkan di atas, bagian-bagian alam tersebut saling menerobos. Jika kita mengatakan, bahwa jiwa berpindah dari satu bagian ke lain bagian, hal ini tidak berarti bahwa jiwa itu harus berpindah tempat, tetapi ia memusatkan kesadarannya dari satu lapisan badannya ke lapisan di luar sendiri ke lapisan berikutnya.

Kita harus mempunyai pengertian jelas, seperti diterangkan sebelumnya, bahwa pandangan tentang tempat tidak dapat dihubungkan dengan bagian-bagian alam astral ini. Jiwa orang yang telah meninggal dunia, dan seluruhnya bekerja di sini, dapat dengan mudah sekali pergi keberbagai tempat, hanya melalui alam pikirannya. Namun ia tidak akan memindahkan kesadarannya, dari satu bagian alam astral ke bagian lain yang lebih tinggi, kecuali jika ia sudah menanggalkan badannya dari segala materi dari bagian tubuh.

Para pelajar okultisme dapat juga membuat kehidupan di alam astral menjadi sesuatu yang sangat berbeda dari apa yang diceritakan di atas. Bagi orang biasa jika ia meninggal dunia dan bangun dari ketidak sadarannya di alam astral, maka badan astralnya akan disusun materinya oleh elemental nafsu di dalamnya, yaitu dalam tujuh lapisan, mulai lapisan kasar di luar sampai lapisan halus di dalamnya. Dalam badan astral itu ia akan menerima getaran dari luar hanya melalui lapisan luar itu sendiri. Dengan demikian jiwa tersebut hanya mempunyai pandangan alam dari bagian tersebut. Orang menerima pembatasan itu sebagai bagian dari kondisi kehidupannya yang baru.  Memang ia tak sadar bahwa pembatasan itu ada, dan ia mengira bahwa apa yang ia lihat adalah semua yang dapat dilihat, karena ia tak tahu apa-apa mengenal elemental atau kegiatannya.

Namun pelajar Theosofi mengerti akan semua ini, karena itu ia tahu bahwa pembatasan itu tak perlu ada. Dengan mengetahuinya ia seketika akan berusaha melawan tindakan elemental nafsu, dan akan bertahan agar badan astralnya tetap dalam kondisi yang sama seperti selama hidup duniawinya, artinya, dengan semua partikelnya tercampur satu sama lain dan bergerak bebas.

Konsekuensinya adalah bahwa ia akan mampu menerima getaran dari materi setiap bagian alam astral secara serentak, dan dengan demikian seluruh alam astral sepenuhnya terbuka bagi penglihatannya. Ia akan mampu bergerak kian kemari sebebas waktu ia tidur secara fisik dan karena itu dapat menemukan dan berkomunikasi dengan setiap orang di alam astral, tak tergantung di bagian alam yang mana orang saat itu berada.

Usaha untuk melawan perubahan susunan, dan mengembalikan badan astral ke kondisi semula, tepat sama seperti yang harus dilakukan dalam melawan keinginan keras selama hidup fisik. Elemental itu takut dalam setengah sadar yang khas baginya, dan ia berusaha mengalihkan ketakutannya. Maka manusia selalu punya naluri kuat akan adanya bahaya yang menjalar padanya, yang hanya dapat dihindari dengan membiarkan perubahan susunan badan astral. Namun bila ia tetap melawan rasa ketakutan yang tak masuk akal itu dengan tegas atas dasar pengetahuannya sendiri bahwa tak ada alasan untuk takut, pada waktunya ia akan mengalahkan perlawanan elemental, sebagaimana ia telah berulang kali melawan dorongan keinginan selama hidup duniawinya. Maka ia menjadi kekuatan yang hidup selama kehidupan astralnya, mampu meneruskan karya menolong orang lain sebagaimana ia biasa mengerjakan pada jam-jam tidurnya.

Komunikasi dialam astral dibatasi oleh pengetahuan yang bersangkutan, sebagaimana juga di sini. Sedangkan orang yang mampu menggunakan badan mentalnya dapat mengkomunikasikan pikirannya kepada yang di sana dengan lebih mudah dan cepat dari pada di bumi, melalui kesan mental. Penghuni alam astral biasanya tak mampu melakukannya, karena ada pembatasan yang mirip dengan yang berlaku di bumi, meski tak begitu ketat. Akibatnya adalah bahwa mereka di sana seperti halnya di sini, ditemukan berteman dalam kelompok yang terhimpun oleh kesamaan simpati, kepercayaan dan bahasa.

Gagasan poetis tentang kematian sebagai penyamarataan universal hanyalah kemustahilan yang timbul dari ketidaktahuan, karena faktanya kebanyakan kasus kehilangan badan fisik tidak membuat perbedaah apa pun dalam watak atau kecerdasan pribadi. Dan karena itu sama banyaknya perbedaan tingkat kecerdasan di antara mereka yang biasa kita sebut mati sebagaimana di antara yang masih hidup.

Bagaimana pun tingkatan mahluk di alam itu, keadaannya berubah-ubah, tetapi keseluruhannya lambat-laun menjadi selalu berkurang, sebab pikiran rendah manusia selalu ditarik ke arah berlawanan oleh sifat-sifat luhur manusia yang selalu menariknya ke atas. Sedangkan nafsu-nafsu kuat menariknya dari bawah untuk selalu turun. Itulah sebabnya selalu berubah-ubah ke atas dan ke bawah, tetapi kecenderungan bergerak keatas lambat laun menjadi lebih besar, sebab pengaruh hawa nafsu dan keinginan seiring perkemangan kemajuan spiritual, menjadi bertambah lemah untuk pada akhirnya lenyap sama sekali.


Sumber

THE ASTRAL PLANE

its scenery, inhabitants and phenomena
By cw. leadbeater



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga