- 1Ala Dewasa yang BISA Ditebus (Dinetralisir)
- 2Ala Dewasa yang SANGAT BERAT (Sebaiknya Dihindari)
- 3Pelaksanaan dan Banten Caru
- 3.11. Caru Utama : Eka Sata (Ayam Brumbun)
- 3.22. Banten Penebus / Pemunah Dewasa
- 3.33. Mantram / Doa Caru
- 3.3.1Rekomendasi
- 4Tetandingan Banten untuk Upakara Caru Tebasan Dewasa
- 4.11. Tetandingan Banten Tebasan Penebusan
- 4.22. Tetandingan Caru Eka Sata (Ayam Brumbun)
- 4.33. Tetandingan Banten Durmanggala
- 5Mantra dan Tata Cara Nganteb Caru Tebasan Dewasa
- 5.11. Mantra Pengastawa (Pemanggilan) Bhuta Kala
- 5.22. Mantra Ngayab (Saat Menggerakkan Tangan/Ayaban)
- 5.33. Mantra Metabuh (Menuangkan Tuak/Arak/Berem)
- 5.44. Sesontengan Khusus (Penebus Alahing Dewasa)
- 5.5Urutan Pelaksanaan Singkat :
Untuk mengatasi atau menetralisir (nyomia) Alahing Dewasa (hari buruk) ketika sebuah upacara terpaksa harus dilaksanakan pada hari tersebut (karena keadaan mendesak atau Cuntaka ), biasanya digunakan sarana Caru Penebus atau Banten Pemunah .
Pelaksanaan Caru Penebus Alahing Dewasa (seperti Caru Eka Sata Ayam Brumbun yang dijelaskan sebelumnya) dilakukan dengan aturan waktu dan kondisi khusus.
Caru ini digunakan ketika Anda “Kepepet” (terdesak) harus melaksanakan upacara, namun tidak mendapatkan hari baik ( Dewasa Ayu ). Berikut kondisinya:
Ala Dewasa yang BISA Ditebus (Dinetralisir)
Jika anda bertemu dengan hari-hari yang mengandung unsur di bawah ini, Caru Ayam Brumbun dan Banten Penebus sangat dianjurkan :
- Tanpa Dewasa (Nihil) : Hari di mana tidak ada tanda baik ( Ayu ) maupun tanda buruk ( Ala ) yang dominan, namun Anda harus melaksanakan upacara.
- Kala Sor / Kala Temah : Hari yang diyakini membawa energi ke bawah (negatif) atau kutukan, namun bisa dialihkan energinya dengan caru.
- Kala Jengking / Kala Nempuri : Hari yang sering menyebabkan gangguan kecil, percekcokan, atau rasa was-was.
- Geheng Manyinget : Hari dengan banyak gangguan tak kasat mata (banyak Kala berkeliaran).
- Salah Wadi : Hari yang sebenarnya “salah tempat/waktu” untuk jenis upacara tertentu, tapi dipaksakan dengan penebusan.
Ala Dewasa yang SANGAT BERAT (Sebaiknya Dihindari)
Meskipun ada Caru Penebus, para Sulinggih biasanya menyarankan untuk Tidak Memaksakan diri pada hari-hari berikut (khususnya untuk Manusa Yadnya seperti Pernikahan dan Dewa Yadnya ) :
- Pasah / Beteng : Khusus untuk pernikahan, hari Pasah sangat dihindari karena bermakna “berpisah/cerai”. Caru penebus seringkali dianggap tidak cukup kuat melawan energi ini.
- Rangda Tiga : Wuku Wariga, Warigadean, Pujut, Pahang, Menail, Prangbakat (peralihan wuku). Sangat berbahaya untuk pernikahan dan pembangunan.
- Uncal Balung : Rentang waktu “tulang sisa” dari Galungan hingga Pegatwakan (35 hari), umumnya dihindari untuk Manusa Yadnya dan Pitra Yadnya besar.
- Taliwangke : Hari yang memiliki unsur “kematian/bangkai”, sangat pantang untuk pernikahan.
Caru ini dilaksanakan di pagi hari sebelum acara utama, khusus pada saat Anda terpaksa menggunakan hari yang memiliki gangguan ringan-menengah ( Kala Sor, Kala Nempuri ) atau hari biasa tanpa Padewasan .
Jika hari tersebut jatuh pada Rangda Tiga atau Pasah (untuk nikah), sebaiknya cari hari lain, kecuali ada petunjuk khusus ( bhisama ) dari Sulinggih yang berwenang (Nabe).
Berikut adalah rincian Kapan (Waktu) dan Saat Kondisi Dewasa Ala Apa (Jenis Hari Buruk) caru ini dilaksanakan:
Pelaksanaan dan Banten Caru
Secara teknis, caru ini berfungsi sebagai “pembuka jalan” atau penetralisir sebelum upacara utama dimulai.
- Sebelum Puncak Acara : Dilaksanakan pada pagi hari ( semeng ) atau sesaat sebelum Ida Pedanda/Pemangku muput (memulai) upacara utama.
- Posisi : Caru ini dihaturkan terlebih dahulu di Nataran (halaman) atau di Lebuh (pintu masuk) untuk membersihkan lokasi dari energi negatif hari tersebut.
- Urutan :
- Haturkan Banten Durmanggala & Byakala (Pembersihan diri/lokasi).
- Haturkan Caru Eka Sata Ayam Brumbun (Penetralisir Bhuta Kala).
- Baru kemudian upacara utama (Piodalan/Pernikahan/dll) dimulai.
Berikut adalah rincian Caru dan Banten yang umum digunakan untuk menetralisir Alahing Dewasa menurut sastra Wariga dan tradisi di Bali :
1. Caru Utama : Eka Sata (Ayam Brumbun)
Jenis Caru yang paling umum digunakan untuk menetralisir pengaruh buruk ( Ala ) dari dewasa adalah Caru Eka Sata dengan menggunakan Ayam Brumbun (ayam dengan bulu campuran lima warna/mancawarna).
- Filosofi : Ayam Brumbun mewakili perpaduan Pancawara dan Pengider Bhuwana (tengah), yang dipercaya mampu menetralisir (nyomia) kekuatan Bhuta Kala yang mengganggu pada hari tersebut.
- Tempat : Biasanya dihaturkan di Nataran (halaman rumah) atau di Lebuh (pintu masuk) sebelum upacara utama dimulai.
- Pengolahan :
- Dolah menjadi Urutan , Sate , Kebat/Lawar .
- Tetandingan mengikuti tata cara Caru Eka Sata pada umumnya (tanding 33 atau sesuai desa kala patra).
2. Banten Penebus / Pemunah Dewasa
Selain Caru fisik, diperlukan Banten khusus untuk memohon pengampunan dan perlindungan. Rangkaiannya biasanya terdiri dari:
- Banten Prayascita : Untuk pembersihan pikiran dan sarana upacara dari kekotoran (leteh).
- Banten Durmanggala : Khusus untuk menghapuskan firasat buruk , mimpi buruk, atau tanda-tanda alam yang kurang baik (termasuk hari yang buruk).
- Banten Byakala : Untuk memisahkan kekuatan negatif (Bhuta) dari manusia (Manusa).
- Tebasan Penebusan :
- Berisi : Tumpeng putih kuning, raka-raka (buah), jajan, sampian tebasan.
- Fungsi : Sebagai “tebusan” kepada Hyang Widhi dan manifestasi waktu (Sang Hyang Kala) agar hari yang buruk menjadi tawar.
3. Mantram / Doa Caru
Pemangku atau Sulinggih biasanya akan melantunkan mantra khususPengastawa Sang Hyang Kalauntuk memohon agar sifat “Kala” (waktu yang memakan/merusak) berubah menjadi “Amertha” (memberkati).
Catatan Penting (Uger-uger) : Meskipun ada Caru Penebus, ada beberapa jenis Alahing Dewasa Agung yang sangat disarankan untuk dihindari total (tidak bisa ditebus) untuk upacara Manusa Yadnya (pernikahan/potong gigi) atau Dewa Yadnya (piodalan), seperti:
- Uncal Balung
- Rangda Tiga (Wuku Wariga, Warigadean, Pujut, Pahang, Menail, Prangbakat)
- Taliwangke
Rekomendasi
Jika anda terpaksa menggunakan hari yang kenaAla:
- Gunakan Ayam Brumbun : Pastikan Caru Eka Sata menggunakan ayam brumbun, bukan ayam warna lain.
- Tambahkan Segehan Mancawarna : Di setiap sudut (pojok) tempat upacara, haturkan segehan mancawarna 9 tanding untuk menjaga kestabilan energi dari segala arah.
- Sanggah Cucuk : Di lebuh (pintu masuk), pasang Sanggah Cucuk dengan Banten Daksina, Peras, Tipat Kelanan dan Segehan Agung di bawahnya untuk menyambut dan menyomia Kala sebelum masuk ke area upacara.








