Lontar Purwo Bumi Kamulan


Terjemahan Lontar Purwo Bumi Kamulan

Om, Purwa Bhumi Kamulan (awal mula dunia).Yang Mulia Bhatari Uma, lahir dari pergelangan kaki Bhatara Guru.

Mula-mulayang ada adalah Bhatari, sebagai permaisuri Bhatara. Beryogalah Bhatara dan beryoga pula Bhatari. Lahirlah para dewata, panca resi, sapta resi; Kosika, Sang Garga, Maitri, Kurusya, Sang Pratanjala Kosikapandai dalam hal padyargha, (dankemudian) dikutuk oleh Bhatara; Sanghyang Kosika lahir dari kulit. (Kemudian)Sang Garga lahir dari daging. Sang Maitri lahir dari otot. Sanghyang Kurusyalahir dari tulang. Sang Pratanjala lahir dari sumsum. Maka lengkaplah isinyadunia (Bhuwana), sebab telah diisi. Kemudian Bhatara dan Bhatari disuruhmembuat dunia, kemudian ia dinobatkan dan namanya sangat terkenal, dan kemudiandi kutuk oleh Bhatara.

Kosikapergi ke timur, berubah menjadi dengen. Sang Garga pergi ke selatan ,berubah menjadi harimau. Sang Maitri pergi ke barat berubah menjadiular. Kurusyapergi ke utara berubah menjadi buaya. Pratanjala pergi ke tengah , berubahmenjadikura-kura besar. Sang Pratanjala diutus turun membuat dunia. Berjalandengan tanpa teman, (karena) diutus oleh Bhatari (Uma), maka turunlahSang Pratanjala. Lalu menyembah dan mohon diri (ke hadapan) Bhatara danBhatari. Berdirilah ia di antara langit yang kosong. Tidak ada sesuatuyang tampak, tidak ada sesuatu yang bersuara. Maka pikiran Bhatarimenjadi hening, lalu mengeluarkan mentra-mentra untuk menciptakandunia, beserta isinya dunia, bersama dengan sang Pratanjala.

Keringat mengalir dengan deras membasahi badan. Kemudian jatuh menimpa Bhatari (Gangga), maka keluarlah Bhatari Gangga. Pada awal mulanya ketika itu, keringat Bhatari mengering, maka keluarlah garam dari badan yangrasanya sepat dan asin, jatuh menimpa Bhatari Gangga, lalu kelurlahBhatari Samudra; dilihatnyabadan Bhatari, keluarlah tanah dari badan, jatuh menimpa Bhatari Samudra, (maka) keluarlah Bhatari Prthiwi; (kemudian) dataran bumi menjadi melebar,berpayungkan hamparan langit yang lebar. Padaawal mulanya ketika itu, beliaukembali beryoga, mengucapkan mentra untuk membuat dunia.Dari yoga Sanghyang Dharma, keluarlah maha-padma, sebagai pelengkap dunia.Kemudian keluarlah matahari dan bulan sebagai penerang dunia; keluar gugusanbintang-bintang, sebagai hiasan pada dunia. (Kemudian) keluar Panca MahaBhuta,sebagai jiwanya dunia; (kemudian) keluar catur pramana (antara lain) apah,teja, bayu dan akasa. (Sehingga) jiwa anda bhuwana menjadi lengkap dan kuat;dan sekarang ketiga dunia (menjadi sempurna), oleh yoga beliau. Dipandanglah BhatariUma, setiap yang disentuh oleh Bhatari, ada putih, ada merah, ada kuning danada yang hitam.

Tiba-tibaBhatari Sri Uma menjadi murka melihat wujud dirinya, lalu tumbuhdorongan untuk memakan manusia, lalu berteriak bagaikan singa meraung.Gigi dan taringnya panjang. Mulutnya bagaikan jurang terbelah dua. Matabagaikan matahari kembar. Hidung bagaikan sumur kembar. Telingabagaikan paha berdiri tegak. Rambut digulung, badannya tinggi besar,tingginya tidak terkira, dari anda bhuwana (Bulatan bumi) sampai kepertengahan langit, beliaulah Bhatari Durga, namanya saat itu. Semuaabdi Bhatari Durga, dan abdi-abdi Sang Kala melakukan yoga;bulu-bulunya dijadikan(sumber)kejahatan, berwujud laki maupun perempuan.

Semuanyasudah diisi dan sudah dianugrahi nama. Adapun nama-namanya adalah SiCabora, Si Cabori, Si Bragala, Si Bragali, Si Sanaka. Si Sanaki, SiDurana, Si Durani, Si Kalika, Si Kaleki, Si Gondala, Si Gondali, SiBetala, Si Betali, Si Garbhayaksa, Si Garbhyaksi, semuanya berpestapada Galungan.Perwujudan Kala Braja, Besawarna yang amat sakti,Pepelika, Pepeliki, ada yang besar dan ada yang kecil wujudnya, YogaBhatari Durga.

Setelah beliau beryoga, kemudian menyelam kedalam samudra, di sana beliau beryoga. Semua isi samudra lalu keluardalam bentuk aneka rupa seperti : ikan duyung, ikan hiu, dan ikangergaji, ikan tengiri dan buntek (ikan pendek besar mengandung racun).Dan masih banyak lagi dengan nama masing-masing.

Bhatari Durgaberyoga, dipandangnyalah dunia, tembus sampai kepertengahan angkasa.Bhatara Guru melihat, lalu seketika beliau turun. Kemudian beliauberyoga lagi, akhirnya lahirlah (para) Kala. Berteriak bagaikan singameraung, gigi dan taringnya panjang, mulut bagaikan jurang menganga,mata seperti matahari kembar, hidung bagaikan sumur kembar, telingabagaikan rambut diurai, badan tinggi besar. Tingginya luar biasa, bumimenjadi merah, tembus ke pertengahan langit, beliaulah Bhatara Kala.

BhatariUma nama beliau tatKala itu. Para Kala pembantu (beliau) baik yang lakimaupun tatKala itu. Para Kala pembantu (beliau) baik yang laki maupunyang perempuan beryoga. Bhuta Bhuti, Yaksa Yaksi, Pisaca Bhutamenyertai, Maha Bhuta, Panca Bhuta, Pulung Dara (h), Pulung Dari (H).Krti Dara (h), Krti Dari (h), Dewa Dengen, Bhuta Dengen, Daitya, Wil,serta Danawa, Mrajapati Anggapati. Kekelika, Kekeliki, Pepelika,Pepeleki, ada yang besar ada yang kecil bentuknya, yoga Bhatara Kala.Setelah beliau beryoga, lalu beliau tinggal di gunung. Hyang Sangkaranama beliau, (ketika) beliau tinggal di hutan. Bhuta Banaspati,Banaspati pada kayu. Singha Kala pada tanah. Kala Wisesa pada langit.Bhuta Lamis pada batu. Wisnu Pujut pada malam hari. Bangbang Pita padasiang hari. Kala Nundang pada jalan. DoraKala pada pintugerbang. Hyang Maraja pada halaman. Bhuta suci pada sanggar. Bhuta Sayah padaBale agung. Kala Graha pada Kuburan (pemanggahan). Bhuta Ngadang padapersimpangan jalan. Kala Dungkang pada bangunan suci (batur). Bhuta Duleg dibawah tempat tidur. Bhuta Ndelik pada bilah-bilah bambu alas tikar pada tempattidur (galar). Bhuta Gumulung pada tikar pandan yang dianyam halus (klasa). BhutaJempang pada bantal. Bhuta Asih pada tempat tidur. Bhuta Delep pada tugupekarangan (dengen). Kala Sakti pada tempat suci (sanggar). Kala Nembah padacucuran atap. Kala Nginte pada pagar. Kala Ngintip pada tiang rumah. DoraKalapada pintu gerbang. Bhuta Ngigel pada orang kerasukan. Bhuta Ninjo padagundukan tanah diatas kuburan. Bhuta Ngilo pada sumur. Bhuta Mangsa padakuburan Bhuta Boset pada kuburan anak-anak. Bhuta Reregek di perbatasan. BhutaUlu pada jurang. Bhuta Edan pada jalan besar. Bhuta Logok pada pertapaan(tapan?). Bhuta Bega pada pamidangan (?). Bhuta Cantula pada balai pertemuan. BhutaSimuh pada waktu senja. Bhuta Nguncang pada lesung. Bhuta Ngadu pada jalan didepan rumah. Kuncang Kancing pada padangan (?) (alat dapur?). Bhuta Grawangpada rumah kosong. Bhuta Lawang pada Gang. Bhuta Lepek pada medan perang. BhutaRengregek di perbatasan. Bhuta Tulus pada jurang. Kala Kali pada perjudian.Singanjaya pada arena perjudian. Kala Edan pada pasar. SiddhaKala padapertemuan (patamon). Bhuta Dengkol pada kaki tempat tidur. Kala Mukti padadapur. Kala Dengsek pada kuburan anak-anak. Kala Dekek pada dasar tiang rumah.

DipandangnyaBhatari Durga, lewat samudra, bersama dengan Bhatara Kala. Iamenggunakan darah sebagai basma. Ganitrinya tengkorak manusia. Ususselempangnya. Berselendang berwarna merah dan hitam. Diasuh dan diantaroleh para hambanya (yang terdiri dari) para Kala, tidak jauh dari sanaksaudaranya, lalu ia menuju kuburan.Di perbatasan kuburan anak-anak,(pada) pohon kepuh dan randu yang rindang. Dipuja oleh para Kala yangmenjadi hambanya, dengan seperti orang mabuk memakan manusia. Upahmenciptakan dunia, dimakan., siang dan malam, dikejar dan diperangkap,oleh para Kala yang merupakan para hambanya. Kemana pergi dikejar,dimakan siang dan malam. Adapun manusia yang dimakan dengan enaknya.Tidak lain yang dimakan adalah orang yanglahir pada Wuku Carik, yaitu orang yang lahir pada Wuku Wayang, lahir kembarsiam (kadana-kadini), bersaudara lima, tunas tunggul (tunggak wareng), unting-unting(?), (itulah yang) dimakan siang dan malam. Sekarang Sanghyang Kala marah,seketika ia turun, berdiri diantara dunia yang sepi, membuat sanggar pemujaan.Lalu diciptakan Brahma, Wisnu dan Maheswara, kemudian turun kedunia,berkehendak menciptakan manusia. Hyang Iswara menjadi Resi. Hyang Brahmamenjadi Brahmana. Hyang Wisnu menjadi Bhujangga. MereKalah kemudian yang diutusoleh Tuhan (Sanghyang), (agar) menghaturkan sajen, segala jenis sajen yanglengkap. Sekarang sudah ditegaskan; oleh Sanghyang, (bahwa) Brahmana,Bhujangga, Resi, Siwa dan Sogata, (boleh) meruwat sepuluh jenis kekotoran.

BersantaplahBhatara Kala bersama dengan Bhatari Durga, tuak, nasi, dan ikan,berjenis-jenis hidangan lengkap. Dan banyak lagi namanya yang lain.Kemudian Bhatara Kala datang, bersama dengan Bhatari Durga, berdiridiatas tangkai bunga, dipuja oleh para Kala yang merupakan hambasahayanya, sangat senang hatinya, melihat hidangan. Diundang denganjapamantra, diiringi suara genta yang tiada putus-putusnya, suara gentaoragan riuh, suara sangka riuh tidak henti-hentinya. Tembus sampai keangkasa, ditaburi dengan bunga-bungaan, cendana dan bija berwarnakuning, pedupaan dan dupa menyala. Asap dupa panggil tembus sampai keangkasa, bumi jadi harum semerbak bahkansampai ke Windu Pada. (Itulah) awal mulanya adanya manusia dibumi memuja,mempersembahkan sesajen kepada Bhatara Kala, dan kepada Bhatari Durga. Lalu iaberjanji, bahwa setiap Purnama dan Tilem manusia di bumi tidak dikutuk oleh BhataraKala dan tidak pula dikutuk oleh Bhatari Durga. Tidak disantap oleh Hyang Kala,dan tidak pula dimakan oleh Hyang Durga, sebab sudah disucikan kekotorannyaoleh berkat Sanghyang (Tuhan).

Rupanya yang mengerikan kemudian hilang, kembali seperti semula. Hyang Kalamenjadi Bhatara Guru, Hyang Durga menjadi Bhatari Uma. Pulang menujuSiwa-pada (tempatnya Siwa), bersama dengan Bhatari Uma, oleh karenaberkat. Sanghyang,(akhirnya) teruwat juga orang yang diruwat. Yangmeruwat juga teruwat. Yang diruwat adalah Dewa, beliau ada diSiwa-pada. Ia kembali menuju sorga. Setia pada Sanghyang (Tuhan),tinggal di Surya-pada. Kosika kembali ke timur menjadi Hyang Iswara.Sang Garga kembali ke selatan menjadi Bhatara Brahma. Sang Maitrikembali ke barat menjadi Hyang Mahadewa. Kurusya kembali ke utaramenjadi Bhatara Wisnu. Pratanjala kembali ketengah menjadi BhataraSiwa. Semua Kala yang merupakan hamba-hambanya menjadi Widhyadara.Mandiraksa dan Yaksi menjadi Widhyadari. Semuanya kembali ke sorgamengikuti junjungannya. (Semua itu) karena berkat Sanghyang (Tuhan).(Semuanya) kembali sepertiwujudnya semula.

Om Santih Santih Santih Om


Lontar ini milik Jro Tapakan Pasek dari Ds. Kedisan-Kintamani


 




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Dapatkan Dalam Versi Cetak
Baca Juga