Mengenal Cara Perhitungan Kalender Saka Bali


Cara Menentukan Penanggalan Kalender Bali

Kalender Bali sangat istimewa, Penanggalan Bali adalah penanggalan “konvensi“. Tidak astronomis seperti penanggalan islam, tidak pula aritmatis seperti penanggalan jawa, tetapi ‘kira-kira’ ada di antara keduanya.

Didalam kalender Caka Bali ada dua awal tahun dalam penanggalannya, yaitu awal tahun kalender dan awal tahun keagamaan. Awal tahun kalender yaitu dimulai dari Bulan ke-1 seperti umumnya kalender lainnya. Dan untuk awal tahun keagaannya itu dimulai ketika Nyepi dibulan maret. Ketika kalender Caka digunakan nama-nama pancawara adalah Pahing, Pon, Wagai, Kaliwon, dan Umanis/manis. Penulisan pada prasasti terkadang menggunakan singkatan Pa, Po, Wa, Ka, U atau Ma. Nama-nama hari Sadwara adalah Tingle, Aryang, Wurukung, Uwas, Paningrong, dan Mawulu. Dalam prasasti terkadang ditulis tu atau tung = tunglai, ha = hariyang, wu =wurukung, pa = paniruan, wa = was, dan ma = mawulu.

Nama-nama hari dalam prasasti ditulis dengan singkatan ra atau a = raditya atau aditya (minggu), so = soma (senin), ang = anggara (selasa), bu = budha (rabu), wr = wrhaspati (kamis), su = Sukra (jumat) dan sa = saniscara (sabtu).

Wariga merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang sifat-sifat atau watak wewaran, tanggal panglong, wuku, ingkel, sasih, dan lain-lain. Kata Wariga mengandung arti saat waktu atau hari yang baik dan buruk yang diakibatkan oleh peredaran kekuatan di jagat raya. Kata wariga memiliki perhitungan dan pemilihan saat, waktu atau hari yang baik (ayu), serta menghindari waktu yang buruk (ala) guna mengupayakan hasil pekerjaan yang maksimal.
Ada 3 komponen yang harus diperhatikan dalam penyusunan kalender Caka Bali, yaitu cara menentukan sasih, cara menentukan susunan sasih, dan cara menentukan tahun.

A. Cara menentukan umur sasih

Cara menentukan umur sasih dalam kalender Caka Bali adalah dengan memakai cara atau sistem pengalihan purnama tilem (pengalihan dari Bulan purnama ke bulan mati). Cara pengalihan purnama tilem digunakan untuk:

  1. Memprediksi saat jatuhnya purnama (Bulan Purnama) dan tilem (Bulan Mati)
  2. Memprediksi saat jatuhnya penanggal atau hari-hari setelah Bulan mati dan panglong atau hari-hari setelah bulan purnama
  3. Menentukan umur sasih. Guna mendapatkan ketepatan jatuhnya purnama dan tilem, maka sistem pengalihan purnama tilem memakai perbandingan rumus secara matematis. Adapun nama pengalihan yang digunakan dalam kalender Caka Bali adalah eka sungsang. Sejak tahun 1953 sampai tahun 1971, pengalihan dalam kalender Caka Bali memakai pengalihan eka sungsang ka kliwon. Dari tahun 1971 hingga tahun 2000, kalender Caka Bali menggunakan pengalihan eka sungsang ka pon. Dan tahun 2000 menggunakan pengalihan eka sungsang ka pahing. Pengalihan eka sungsang akan mencapai puncak ketepatan sekitar tahun 2050, dan pada tanggal 9 November tahun 2117 harus diganti dengan pengalihan sungsang ka (soma) umanis. Diperkirakan pada tanggal 14 November 2236, pengalihan eka sungsang ka umanis diganti dengan pengalihan eka sungsang ka radite kliwon. Pada tanggal 22 januari 2361 diperkirakan pengalihan eka sungsang ka radite kliwon diganti dengan pengalihan dengan eka juluwangi ka sanicara wage. Berdasarkan perhitungan pengalihan purnama tilem tersebut didapat 1 siklus Bulan, yaitu dari tilem ke tilem berikutnya adalah 29,53059 hari atau sama dengan 29 hari 12 jam 44 menit agar mempermudah dalam perhitungan dalam setiap bulannya itu dijadikan umurnya antara 29 dan 30. Umur sasih dikaitkan dengan hari penuh sehingga umur sasih diatur sedemikian rupa antara 29 dan 30 hari. Karena itu, rata-rata umur sasih mendekati siklus 1 bulan, yaitu 29,53059 hari. Satu sasih kalender Caka Bali terdiri atas 30 tithi , 15 penganggal dan 15 panglong. Dengan perhitungan pengalihan purnama tilem, maka pada setiap 63 hari terjadi tithi nampih karena umur tiap-tiap sasih harus dinyatakan dengan hari yang bulat, yaitu 29 atau 30 hari.

 

B. Cara menentukan susunan sasih

  1. Berpatokan pada konsep sasih kasa = Bulan Juli, sasih karo = Bulan Agustus
  2. Berpatokan pada konsep tilem kesanga harus jatuh Bulan Maret, purnama kapat harus jatuh pada Bulan Oktober
  3. Berpatokan pada matahari tepat berada di titik puncak pada sasih kapat dan sasih kaulu
  4. Berpatokan pada terbit dan terbenamnya bintang-bintang, seperti bintang waluku, bintang tenggala, bintang lombalomba, bintang pikatan, bintang undakan, bintang pagedogan, bintang arjuna, bintang banyak, bintang klapa, bintang gagak, bintang asu, bintang layaran, bintang mung dan bintang kartika.
  5. Berpatokan pada penampih sasih karo bila tahun Caka dibagi lima menghasilkan sisa genap dan penampih sasih kaulu bila tahun Caka dibagi 5 menghasilkan sisa ganjil.
  6. Berpatokan pada konsep bintang penentu umur sasih, dan tilem kesanga jatuh antara tanggal 15 Maret sampai dengan 13 April
  7. Berpatokan pada konsep tilem kesanga jatuh antara 2 Maret sampai 31 Maret
  8. Berpatokan pada konsep tawur kesanga dilaksanakan pada saat tilem ketika Matahari tepat berada di titik puncak atau di garis khatulistiwa, yakni tanggal 21 Maret, diantara patokan-patokan tersebut, patokan yang dapat diandalkan konsistensi dan ketepatannya adalah patokan yang terakhir, yakni tilem kesanga adalah tilem yang paling mendekati posisi matahari dalam keadaan seimbang, ketika Matahari berada di khatulistiwa, yaitu tanggal 21 Maret. Adapun tilem yang jatuh pada tanggal tanggal yang dekat dengan tanggal 21 Maret adalah tilem yang jatuh antara tanggal Maret sampai dengan tanggal April.

C. Cara menentukan Tahun Caka (Nyepi)

Angka tahun kalender Caka Bali sama dengan angka tahun masehi dikurangi 78 tahun untuk angka tahun pada Bulan Januari, Februari dan awal Maret, serta dikurangi 79 untuk angka tahun pada akhir Bulan Maret hingga Bulan Desember. Pertama-tama tahun baru dihitung berdasarkan pengalihan purnama tilem, yakni berpatokan pada tilem kesanga sebagai hari terakhir pada tahun sebelumnya. Hari pertama setelah tilem kesanga dinamakan penganngal pisan sasih kedasa atau hari pertama paroh terang, sasih kadasa yang lazim diperingati sebagai hari raya Nyepi atau tahun baru Caka. Penggunaan tilem sebagai patokan adalah karena hari-hari setelah tilem dinamakan penanggal atau tanggal (paroh terang) yang dalam bahasa sansekerta disebut suklapaksa. Karena itu sistem perhitungan waktu juga dinamakan sistem penanggalan.

Sasih kesanga dijadikan patokan Karena pada sasih itu Matahari berada digaris khatulistiwa, terutama mendekati tanggal 21 Maret. Sebagaimana disebutkan diatas bahwa tilem kesanga adalah tilem yang jatuh paling dekat dengan tanggal 21 Maret dan purnama kadasa adalah Purnama pertama pada musim semi.

Sistem lunisolar pada Kalender Bali dalam disebut Surya Candra Permana, dan ditambah lagi satu sistem yang digunakan yaitu sistem wuku dan ada juga yang masih digunakan itu sistem Bintang Maya.

Unsur Bintang Maya/ Kartika sebagai salah satu penentuan dalam kegiatan religius di Bali. Karena Bintang Maya itu tidak terlihat pada Bulan Maret yang bertepatan pada awal tahun kalender keagamaan Caka Bali. Kemudian Bintang Maya itu muncul/terlihat kembali pada Bulan Juli, inilah awal tahun dalam kalender penanggalan Bali jika dihitung berdasarkan sasih. Dari pedoman tersebut, kemudian ahli kalender Caka Bali membuat rumusan penentuan Purnama – Tilem yang dikenal dengan istilah Pengalantaka atau pengalihan Purnama – Tilem.

Malamasa yaitu Tahun Saka dibagi 19 , ditentukan sebagai berikut :

  • Jika hasil sisa bagi 19, maka Mala Sasih jatuh pada Sasih Jyesta
  • Jika hasil sisa bagi 3, maka Mala Sasih jatuh pada Sasih Sadha
  • Jika hasil sisa bagi 6, maka Mala Sasih jatuh pada Sasih Jyesta
  • Jika hasil sisa bagi 8, maka Mala Sasih jatuh pada Sasih Sadha
  • Jika hasil sisa bagi 11, maka Mala Sasih jatuh pada Sasih Jyesta
  • Jika hasil sisa bagi 14, maka Mala Sasih jatuh pada Sasih Sadha
  • Jika hasil sisa bagi 16, maka Mala Sasih jatuh pada Sasih Sadha

Yang penulis temukan Kelemahan dari kalender Caka Bali jika ditinjau dari astronomi ini yaitu banyak diperlukan koreksi-koreksi yang dibutuhkan karena berkaitan dengan kegiatan keagamaan yang berlangsung, maka dari para tokoh yang memberikan dewase keagamaan ini mengadakan perhitungan dengan penuh pertimbangan ( bahkan tidak hanya bisa menghandalkan dari satu jenis kalender pengarang tertentu) guna dapat menentukan baik-buruknya hari yang akan diadakan kedepannya.


Percetakan MahaMeru Bali

Kalender Bambang Gde Rawi

Bagi anda yang berminat mencetak Kalender dinding Bali sebagai media promosi dan kepedulian anda pada konsumen dan masyarakat dapat menghubungi Kami di website :
Pre-Order Disini



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga