Berbagai Jenis Upakara dan Bentuk Tetandingan Banten


 

48. Jenis dan Tingkatan Banten Bebangkit

Banten bebangkit berfungsi sebagai Tataban/Ayaban, sebagaimana hal nya banten Pulogembal, tetapi dalam upacara yang lebih besar. banten bebangkit ini di tujukan kepada Bhatari Dhurga ( dewi uma ) dalam manifestasinya sebagai penguasa Black Magic, dan beberapa kala yang di anggap sebagai yoni (tapakanNya) antara lain: Sang Kala Udug Basur, Sang Kala Ulu Singa, dan sebagainya.

Kiranya hal ini akan menimbulkan kecenderungan bahwa seolah – olah kita memuja serta menempatkan pada diri kita, penguasa black magic ( Bhatari Dhurga dan yoniNya ), dan bukan Dewi Uma dan Dewi Parwati. tetapi hendaknya di ingat bahwa banten bebangkit itu selalu dan harus di sertai dengan banten Pulogembal, di mana banten ini di tujukan kehadapan Bhatara Gana beserta widya dara dan widya dari (Pulogembal dan sekar taman). dewa gana adalah sebagai dewa pembebas dari segala rintangan, penolong di dalam segala bahaya, penuntun para dewa, manusia dan lain – lainnya, yang bertujuan untuk keselamatan dan kesejahteraan.

Menurut Lontar Siwa Gama, hanya Dewa Ganalah yang dapat menghadapi segala kekuatan/magic dari Bhatari Durgha, dan akhirnya kembali ke surga sebagai Dewi Uma / Dewi Parwati. dalam wujud beliau sebagai dewi uma (uma dewi), maka beliau di anggap sebagai Ibu seluruh sekalian alam beserta isinya. tetapi bila beliau berwujud sebagai dewi durgha, maka beliau di anggap sebagai pengganggu alam beserta isinya yaitu sering menimbulkan wabah penyakit, mala petaka, dan lain sebagainya.

Banten Bebangkit dan Banten Pulogembal, dapat di lukiskan sebagai dua kekuatan yang saling berlawanan, yaitu kekuatan positif dan kekuatan negatif. Banten pulogembal di antara banten bebangkit selalu akan berfungsi sebagai penetralisir kekuatan negatif, dan pada suatu saat akan terjadilah keseimbangan (keadaan yang netral). dengan demikian maka apa yang kita tatab /puja /tempatkan di dalam badan kita dapat mencapai keseimbangan/kesejahteraan di dalam kehidupan kita.

 

Tadah Bebangkit

Bebangkit adalah kumpulan dari beberapa buah / sorohan bebanten, biasanya kumpulan banten ini sering di sebut sorohan Bebangkit. Sesungguhnya Bebangkit ada dua jenis / bagian, yang lazim di sebut Tadah Bebangkit, antara lain:

A. Tadah bebangkit ireng

bentuknya bulat di buat daripada daun enau/ron, di atasnya di isi sejenis jejahitan di sebut Mingas – Mingus. empat buah letaknya sedemikian rupa sehingga seolah – olah menunjukan empat arah (timur, Selatan, Barat, Utara), pada jejahitan itu di isi ubi keladi, pisang yang sudah di goreng, jajan kuskus yang di buat dari ketan gajih dan injin, di sampingnya di taruh Peras Alit, Tulung Alit, sesayut alit, penyeneng dan sula tulung kecil, sesayut alit, penyeneng dan sulanggi (sejenis jejahitan), yang berisi nasi kuning, teri, serundeng/sesahur, kacang komak dan garam.

B. Tadah Bebangkit Putih

Bentuknya bulat di buat dari daun enau/ron, dan isinya sama seperti bebangkit ireng, akan tetapi semua bahan-bahannya mentah, kemudian di lengkapi dengan bijaratus, pelawa papeselan, porosan, pinang, masing – masing menjadi empat bungkus / biji. di samping itu terdapat pula beberapa jenis tupat yang di sebut tupat bebangkit antara lain:

  1. Tupat Nasi,
  2. Tupat Cakra,
  3. Tupat Damar,
  4. Tupat Lawang,
  5. Tupat Uluwatu,
  6. Tupat Terompong,
  7. Tupat Taluh,
  8. Tupat Lepet,
  9. Tupat Pendawa,
  10. Tupat Sari,
  11. Tupat Kukur,
  12. Tupat Guli,
  13. Tupat Canden,
  14. dan lain – lainnya.

Tupat tersebut di atas masing – masing satu biji/buah, kecuali tupat nasi banyaknya enam buah (akelan). semuanya itu di alasi dengan sebuah tamas dari daun enau yang berwarna putih/ambu, di lengkapi dengan nasi muncuk kuskusan dengan ikannya telur itik yang di rebus.

Kedua jenis tadah bebangkit tersebut di atas itu di susun di tumpuk menjadi satu (tadah bebangkit ireng yang di bawah tadah bebangkit putih), kemudian tipat bebangkit di alasi dengan tamas tadi, lalu tadah bebangkit yang telah di susun ini di alasi dengan sebuah tetempeh yang telah di isi beras, kencur, kunir, dan uang Sembilan keteng.

 

Bale Bebangkit

Bentuknya  seperti bale-bale bertiang empat, di buat dari pelepah (papah jaka), lalu di selubungi dengan jejahitan dari daun enau/ron, di buat persegi empat seperti taledan dan pada selubung ini di tempeli beberapa jenis jajan yang di sebut Jajan Pebangkit. kalau jajan pulogembal melambangkan/meliputi isi dunia, maka pada Pebangkit jajannya di lengkapi dengan benda-benda angkasa (planet).

Jajan – Jajan itu antara lain:

  • Marga,
  • Lawang,
  • Bulan,
  • Matahari ( surya ),
  • Lubeng Luwih,
  • Lubeng Kaang,
  • Korang,
  • Ancak,
  • Bingin,
  • Ubi,
  • Keladi,
  • Pepek,
  • Sunaran,
  • Lemah Peteng,
  • Tangkar Iga,
  • Gumi (berisi manusia /cili-cilian, tumbuh – tumbuhan, rumah-rumahan, berjenis- jenis binatang, ikan, dan lain-lainnya.

Perlu di ketahui bahwa jajan yang terakhir ini sering tidak di buat, tetapi ada jajan-jajan yang berbentuk tumbuh-tumbuhan, cili-cilian /deling, gumatat-gumitit (baling, capung, dan lain-lainnya, berjenis-jenis burung-burungan dan lain-lainnya), sehingga jajan-jajannya mendekati jajan Pulogembal.

Cara meletakkan jajan – jajan itu di dalam Balen Bebangkit adalah sebagai berikut:

  • Jajan Marga ditaruh di sebelah utara
  • Jajan Lawang ditaruh di sebelah selatan
  • Jajan Bulan ditaruh di sebelah Barat
  • Jajan Matahari ditaruh di sebelah Timur

Dan semua jajan-jajan yang lain di pasang di sebelah menyebelahnya di letakkan/di taruh.

Balen Bebangkit ini di taruh di atas Tadah Bebangkit, di isi sampiyan yang bentuknya seperti sampiyan peras hanya saja di buatkan lebih besar. di samping banten-banten yang sudah tersebut di atas tadi, bebangkit juga selalu di lengkapi/ di sertai dengan beberapa buah banten antara lain:

  1. Suci dua soroh,
  2. Guling Itik / Bawi,
  3. Gayah,
  4. Pulogembal,
  5. Taman,
  6. Tegtegan
  7. Kayu Sugih,
  8. Pekokoh,
  9. Tadah Alas,
  10. Jaga Resi,
  11. Kakelepikan,
  12. Tumpeng 35 / 40 / 44 buah, tergantung pada tingkatan bebangkitnya,
  13. Betel Penerus, dan masih banyak lagi yang lainnya.

 

Tingkatan Bebangkit

Banten Bebangkit dapat di bagi menjadi tiga tingkatan, antara lain:

  1. Bebangkit Gerombong, adalah tingkatan bebangkit yang paling kecil.
  2. Bebangkit Bogem /Mecagak adalah tingkatan bebangkit yang sedang /Madhya.
  3. Bebangkit Agung /Mekaras  adalah tingkatan bebangkit yang utama.

Adapun tetandingan banten bebangkitnya adalah sebagai berikut:

  1. Bebangkit Gerombong: Bale – balenya tidak beratap / di atasnya berlubang, tumpengnya berjumlah 35 buah, gayahnya di sebut gayah pupus, dapat di gunakan dalam upacara yang kecil / biasa.
  2. Bebangkit Bogem / mecagak: Bale – balenya beratap dan di atasnya di isi sumbu, sebagai tempat sampiyannya, tumpengnya berjumlah 40 buah, gayahnya di sebut gayah sari, dapat di gunakan dalam upacara yang sedang / Madhya.
  3. Bebangkit Agung / mekaras: Bale -balenya beratap dan bertumpang, pada pucaknya di isi sumbu sebagai tempat sampiyannya, dan di gantungi beruk berisi nira / tuwak, caratan berisi asaban baon warak ( asaban cula badak ), tetapi kalau tidak ada cula badak biasanya di ganti dengan air, kotak yang berisi perabot manusia seperti gergaji, mutik, paet, dan lain -lain yang semuanya dapat di beli di pasar. dan sebuah bakul kecil yang berisi sedikit beras, sirih, tampel, uang kepeng, kewangen, dan benang putih sedikit. pada bebangkit ini tumpengnya berjumlah 44 buah, gayahnya di sebut gayah utuh ( gayah yang memakai kepala babi ), bebangkit ini di gunakan pada upacara yang besar / utama.
  4. Bebangkit Selam: Bebangkit selem / selam, tetandingan ulamnya mempergunakan daging dari binatang / hewan yang di anggap suci, seperti: daging Itik, Kambing, Kerbau, penyu, dan sebagainya yang sejenis.
  5. Bebangkit Kapir: Bebangkit Celeng Kapir, tetandingan ulamnya mempergunakan daging babi. bebangkit ini sering di gunakan pada setiap upacara, kecuali pada upacara itu di sebutkan bahwa tidak boleh memakai daging babi.
  6. Bebangkit Ardanareswari: Bebangki ini merupakan bebangkit yang khusus, karena bebangkit ini menggunakan jajan dua buah / soroh bebangkit, yaitu yang satu soroh menggunakan jajan warna kuning. dan yang lagi satu soroh menggunakan jajan warna putih, banten bebangkit ini khusus di pergunakan di PASELANG, sedangkan tentang daging yang di gunakan pada bebangkit ini adalah daging babi dan daging itik.
  7. Jejatah / Sate Bebangkit : Mengenai bentuk dan tetandingan Jejatah / sate pada bebangkit, ada Sembilan jenis / model yang di pergunakan, dan biasanya di tempatkan pada sepotong pohon pisang, adapun jenis sesate tersebut adalah:
    • Sate Jepit babi, di tempatkan di sebelah timur
    • Sate Serapah, di tempatkan di sebelah barat
    • Sate Lembat, di tempatkan di sebelah selatan
    • Sate Leklet, di tempatkan di sebelah barat daya       
    • Sate di tempatkan di sebelah Utara
    • Sate di tempatkan di sebelah Barat Laut
    • Sate di tempatkan di sebelah Tenggara
    • Sate di tempatkan di sebelah Timur Laut
  1. Gayah Sari: Pada gayah Sari ini juga mempergunakan jenis – jenis tulang – tulang yang tersebut di atas, hanya saja pada puncak gayah ini tidak memakai kuwung, melainkan memakai bagia, bentuknya kira – kira seperti bunga maduri. gayah sari ini di pergunakan pada Bebangkit Bogem / Mecagak.
  2. Gayah Utuh: Gayah Utuh di buat biasanya mempergunakan satu ekor babi yang sudah di guling, karena hampir semua bagian – bagiannya akan di pergunakan. misalnya, isin jeroannya yaitu empedu, usus, paru – paru, dan lain-lainnya. dan badan luar babi yaitu ekor, kaki serta seluruhnya di pergunakan. adapun bentuk selengkapnya adalah sebagai berikut:
    Sebagai tempat gayah utuh ini adalah sebuah tatempeh / ngiyu, di atas ngiyu di isi kulit sesayut yang terbuat dari daun enau / ron, lalu di atas nya di taruh tulang – tulang yang di perlukan, sedangkan untuk tulang kepala, ekor dan ke empat kakinya di biarkan masih tetap utuh ( sama sekali tidak boleh di kurangi baik kulit, kaki dan anggota bada lainnya agar tetap utuh).  di atas kepala babi tersebut di tancapkan jenis –  jenis sate yang berbentuk senjata dewata nawa sangha, yaitu:
    • Sate yang berbentuk BAJRA, dengan puncaknya di isi papusuh / jantung jeroan babi, lalu di tancapkan di sisi Timur ( Purwa ).
    • Sate yang berbentuk DUPA, dengan puncaknya di isi Peparu jeroan babi, lalu di tancapkan di sisi Tenggara ( Agnehyan).
    • Sate yang berbentuk DANDA, dengan puncaknya di isi Hati jeroan babi, lalu di tancapkan di sisi Selatan ( Daksina ).
    • Sate yang berbentuk MOKSALA, dengan puncaknya di isi Usus jeroan babi, lalu di tancapkan di sisi Barat Daya ( Nairiti ).
    • Sate yang berbentuk NAGAPASA, dengan puncaknya di isi Ungsilan jeroan babi, lalu di tancapkan di sisi Barat ( Pascima ).
    • Sate yang berbentuk ANGKUS, dengan puncaknya di isi Limpa jeroan babi, lalu di tancapkan di sisi Barat Laut ( Wayabya ).
    • Sate yang berbentuk CAKRA, dengan puncaknya di isi Ampru jeroan babi, lalu di tancapkan di sisi Utara ( Uttara ).
    • Sate yang berbentuk TRISULA, dengan puncaknya di isi Empedu jeroan babi, lalu di tancapkan di sisi Timur Laut ( Ersaniya ).
    • Sate yang berbentuk PADMA, dengan puncaknya di isi Unduh – Unduhan jeroan babi, kemudian di isi daging garuda dan bagya, lalu di tancapkan di Tengah ( Madhya ).

Pada saat upacara di gelar biasanya gayah utuh ini di jadikan satu dengan berjenis – jenis sate yang di pergunakan di bebangkit, dan kadang – kadang juga di lengkapi dengan pariasi – pariasi seperti daging, lemak yang berbentuk candi bentar, wayang – wayangan, pohon – pohonan, umbul – umbul, payung di buat dari jejaringan, dengan hiasan – hiasan Lombok, kunir, dan lain – lainnya. sedangkan seluruh ususnya, di dalamnya di isi daging yang sering di sebut urutan, yang lalu di pasang melingkar bergantung / berbelit, sebagai pelengkap hiasan pada gayah utuh. ini biasanya lengkap di isi tergantung kemampuan / patus, dan keadaan materi yang di perlukan genap.

  1. Rarebasan:  Sebagai alasnya adalah kulit sesayut yang berbentuk tamas, kemudian di atasnya di isi Bayuhan 10, Pesan 10 bungkus, Pesan Urab Barak 10 bungkus, Pesan Urab Putih 10 bungkus, Deleg marus 10, Urutan 10 potong, sebuah urutan sebagai kalung gede, oret – oret 10 iris, Alir – alir.
  2. Sorohan Guling Bebangkit: Di samping daging – daging yang tersebut di atas, maka bebanten bebangkit juga di lengkapi dengan Guling. jika yang di pergunakan bebangkit Selem maka guling bebangkit yang di pergunakan adalah guling itik, dan juga sate – satenya mempergunakan olahan dari daging itik, serta tulang – tulangnya. tetapi jika bebangkit yang di pergunakan adalah bebangkit kapir maka guling bebangkit yang di pergunakan adalah guling babi atau kucit, dan sorohan banten bebangkit sering pula di sebut sorohan guling bebangkit. mengenai guling bebangkit pada babi biasanya mempergunakan bawi plen nerus gunung yang artinya babi atau kucit hitam yang belum di kebiri ( nerus butuhan ).

 




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga