Daksina Linggih – Simbol (Nyasa) Tuhan dalam Tri Angga


Makna Filosofis Daksina Linggih

Daksina Linggih terdiri dari tiga bagian yaitu, Nista Angga, Madya Angga, dan Utama Angga.

Simbol dalam Nista Angga Daksina Linggih yakni, Bebedongan atau wakul bulat panjang serta ada bulat pinggirannya, yang melambangkan Pertiwi. Serobong wakul yang menjadi lapisan pada bagian tengah dari bebedongan, merupakan lambang Akasa yang tanpa tepi.

Selanjutnya simbol dalam Madya Angga Daksina Linggih terdiri dari: Tampak terbuat dari empat potong helai janur berbentuk kembang teratai persegi delapan, yang melambangkan kiblat mata angin mengarah pada delapan penjuru.

  • Telor itik lambang bhuana alit.
  • Beras adalah simbolis dari hasil bumi yang mejadi sumber penghidupan umat manusia di alam raya ini. Benang tukelan(benang Bali) adalah simbolis sebagai penghubung Jiwatman yang tidak akan berakhir sampai terjadinya Pralina(kematian).
  • Uang kepeng yang berjumlah 225 kepeng adalah simbol Bhatara Brahma yang merupakan inti dunia dan sumber kehidupan.
  • Angka 225 kalau di jumlahkan akan menjadi sembilan yang merupakan angka suci lambang Dewata Nawa Sanga yang berada di sembilan penjuru alam Bhuana agung.
  • Pisang dan kekojong adalah lambang manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari alam ini. Idealnya, manusia menghuni bumi ini dengan Tri Kaya Parisudha.
  • Porosan adalah sebagai lambang Tri Murti.
  • Kembang adalah sebagai lambang niat suci beryajňa pada Hyang Tri Murti(Brahma, Wisnu, dan Rudra).
  • Pesel-peselan adalah lambang idealnya hidup bersama di dunia ini untuk menyatukan berbagai bibit.
  • Bija ratus adalah lambang suatu kerja sama dalam menelorkan suatu ide bersama. Kumpulan ide-ide adalah bija dan diratus menjadi satu ide bersama.
  • Kelapa dari kulit hingga seluruh isinya adalah lambang Bhuana agung.
  • Unsur-unsur buah kelapa itu melambangkan Sapta Patala dan Sapta Loka.
  • Serabutnya melambangkan pengikat indria, tentunya harus dilepaskan dari unsur indria karena merupakan lambang Bhuana agung dan stana Hyang Widhi.
  • Buah kemiri(tingkih) dan pangi yang warnanya hitam adalah lambang Petala, dunia bawah relevan dengan Dewa Wisnu, sebagai simbol air yang selalu turun ke bawah.
  • Buah kelapa yang warnanya merah adalah lambang Jana Pada, dunia tengah relevan dengan Dewa Brahma simbol api yang selalu naik ke atas.
  • Sebuah telor yang warnanya putih adalah lambang Swah Loka, dunia atas relevan dengan Dewa Iswara, simbol angin, akasa, alamnya para Dewa Maha Loka. Pertemuan antara Dewa Wisnu dengan Ibu Pertiwi(air dengan bumi, tanah) maka lahirlah Boma(tumbuh-tumbuhan).
  • Disamping itu juga dilengkapi dengan butir-butir beras wija, merupakan lambang biji-bijian yang nantinya akan tumbuh dari dasar bumi membawa kemakmuran dunia.

Simbol pada Utama Angga Daksina Linggih, yaitu: Porosan, terdiri dari buah pinang, kapur dibungkus dengan sirih.

Dalam Lontar Yadnya Prakerti disebutkan: pinang, kapur dan sirih adalah lambang pemujaan kepada Ida Sang Hyang Tri Murti. Pinang sebagai lambang pemujaan kepada Dewa Brahma, Sirih lambang pemujaan kepada Dewa Wisnu dan kapur sebagai lambang Dewa Siwa.

Plawa atau daun-daunan, dalam Lontar Yadnya Prakerti disebutkan bahwa plawa adalah lambang tumbuhnya pikiran yang hening dan suci. Dalam memuja Sang Hyang Tri Murti haruslah dengan usaha menumbuhkan pikiran yang suci dan hening, karena dengan pikiran yang suci dan hening dapat menarik atau menurunkan karunia Tuhan.
Pikiran yang tumbuh dari kesucian dan keheningan akan  dapat menangkal pengaruh-pengaruh buruk dari nafsu duniawi.

Bunga dipergunakan sebagai sarana persembahyangan juga sebagai lambang persembahan yang tulus ihklas dan suci serta melambangkan sifat maha kasih dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Reringitan dan tetuwasan lambang dari kesungguhan hati dalam beryajňa. Bungan lambang dari kesucian hati untuk beryajňa. Daun-daunan lambang dari tumbuh berkembangnya pikiran suci. Buah-buahan, jajan pelengkap banten adalah melambangkan widyadara-widyadari. Bahan yang dipakai menunjukan sesuatu yang tulus dengan kerumitantetuesan dan reringitan yang menandakan kesabaran sebagai indikator ketulusan murni.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Blog Terkait