- 1Sistem Penanggalan Kalender Bali
- 1.1Tentang Kalender Caka
- 1.2Unsur-unsur yang ada dalam Kalender Caka Bali
- 2Nama & Istilah Penanggalan Kalender Caka Bali
- 3Cara Menentukan Penanggalan Kalender Bali
- 3.2.1A. Cara menentukan umur sasih
- 3.2.2B. Cara menentukan susunan sasih
- 3.2.3C. Cara menentukan Tahun Caka (Nyepi)
Nama & Istilah Penanggalan Kalender Caka Bali
Selain perhitungan wuku dan wewaran ada juga yang disebut dengan penanggal dan panglong atau biasa disebut sebagai Pengalantaka. Pengalantaka adalah sistem penyesuaian tibanya Tilem dan Purnama menurut perhitungan matematis dengan kenyataan posisi Bulan terhadap Matahari dan Bumi. Sistem Pengalantaka menyebabkan umur Bulan tidak selamanya 30 hari, tetapi bisa 29 hari. Pengurangan itu bisa saja terjadi pada hari-hari dari Tilem ke Purnama yang disebut dengan Penanggal atau pada hari-hari dari Purnama ke Tilem disebut Panglong. Masing-masing siklusnya adalah 15 hari tetapi bisa juga 14 hari. Perhitungan penanggak dimulai 1 hari setelah hari Tilem (bulan mati) dan Panglong dimulai 1 hari setelah Purnama (bulan penuh).
Jika tidak diadakan penyesuaian yang disebut Pengalantaka maka suatu saat terjadi tanda dikalender Tilem, padahal kenyataanya posisi Bulan belum sepenuhnya Tilem karena masih nampak Bulan sabit di langit. Pengalantaka dilakasanakan pada setiap 9 wuku (63 hari) yaitu pada wukuwuku: Sungsang, Tambir, Kulawu, Wariga, Pahang, Bala.
Istilah yang digunakan :Purnama : Bulan penuh, Tilem = Bulan mati , Penanggal =Tanggal , Sasih = Bulan , Surya = Matahari , Candra = Bulan
Nama-nama Bulan
No | Bulan Bali | Bulan Masehi | Jawa |
1 | Kase | Juli-Agustus | Suro |
2 | Kare | AgustusSeptember | Sapar |
3 | Katiga | September- Oktober | Mulud |
4 | Kapat | OktoberNovember | Bakdo mulud |
5 | Kalima | November- Desember | Jumadil awal |
6 | Kaenen | DesemberJanuari | Jumadil akhir |
7 | Kapitu | Januari- Februari | Rejeb |
8 | Kawulu | FebruariMaret | Ruwah |
9 | Kasanga | Maret-April | Poso |
10 | Kadasa | April-Mei | Bodho |
11 | Jhista | Mei-Juni | Apit |
12 | Sadha | Juni-Juli | Besar |
Nama-nama Hari
No | BALI | MASEHI |
1. | Radite | Minggu |
2. | Soma | Senin |
3. | Anggara | Selasa |
4. | Buda | Rabu |
5. | Wraspati | Kamis |
6. | Sukra | Jum’at |
7. | Saniscara | Sabtu |
Seperti kalender Julian ataupun Gregorian, dalam satu minggu terdapat 7 hari dan inilah yang menjadi kesamaan di tiap-tiap kalender di Dunia. Dalam sistem kalender Bali, 1 munggu yang terdiri dari 7 hari disebut Saptawara. Saptawara sering digunakan bersama dengan Triwara (mingguan dengan tiga hari) dan Pancawara (mingguan dengan lima hari). Bagi orang Bali awam sekalipun, sudah mengenal kesepuluh jenis mingguan tersebut yang dinamakan Wewaran.
Adapun jenis-jenis Wewaran tersebut adalah :
Ekawara
- Luang (tunggal/kosong), Urip 1, Sang Hyang Ekataya, bertempat di Barat Daya
Dwiwara
- Menga (terbuka/terang), Utip 5, Sanghyang Kalima, Timur
- Pepet (tertutup/gelap), Urip 7, Sanghyang Timira, Barat
Triwara
- Pasah/Dora yang berarti tersisih, baik untuk Dewa Yadnya, Urip 9, Sanghyang Cika, Selatan
- Beteng/Waya yang berarti makmur, baik untuk Manusa Yadnya, Urip 4, Sanghyang Wacika, Utara
- Kajeng/Byantara yang berarti tekanan tajam atau dimakan (kaajeng), baik untuk Bhuta Yadnya, Urip 7, Sanghyang Manacika, Barat
Caturwara
- Sri (kemakmuran), Urip 4, Bhagawan Bregu, Utara
- Laba (laba/pemberian/keuntungan), Urip 5, Bhagawan Kanwa, Timur
- Jaya (unggul), Urip 9, Bhagawan Janaka, Selatan
- Mandala (daerah), Urip 7, Bhagawan Narada, Barat
Pancawara
- Umanis yang berarti rasa, Urip 5, Dewa Iswara, Timur
- Paing yang berarti cipta, Urip 9, Dewa Brahma, Selatan
- Pon yang berarti idep, Urip 7, Dewa Mahadewa, Barat
- Wage yang berarti angan, Urip 4, Dewa Wishnu, Utara
- Kliwon yang berarti budhi, Urip 8, Dewa Siwa, Tengah
Sadwara
- Tungleh (tak kekal), Urip 7, Sanghyang Indra, Barat
- Aryang (kurus), Urip 6, Sanghyang Bharuna, Timur laut
- Urukung (punah), Urip 5, Sanghyang Kwera, Timur
- Paniron (gemuk), Urip 8, Sanghyang Bayu, Tenggara
- Was (kuat), Urip 9, Sanghyang Bajra, Selatan
- Maulu (membiak), Urip 3, Sanghyang Airawana, Barat daya
Saptawara
- Radite/Minggu berarti soca, menanam yang beruas, Urip 5, Sanghyang Bhaskara (matahari), Timur
- Soma/Senin berarti bungkah, menanam umbi-umbian, Urip 4, Sanghyang Chandra (bulan), Utara
- Anggara/Selasa berarti godhong, menanam sayuran daun, Urip 3, Sanghyang Angaraka (mars), Barat daya
- Buddha/Rabu berarti kembang, menanam semua jenis bunga, Urip 7, Sanghyang Udaka (merkurius), Barat
- Wraspati/Kamis berarti wija, menanam yang menghasilkan biji, Urip 8; Bhagawan Brehaspati (jupiter), Tenggara
- Sukra/Jum’at berarti woh, menanam buah-buahan, Urip 6, Bhagawan Bregu/Sukra (venus), Timur laut
- Saniscara/Sabtu berarti pager, menanam tanaman sebagai pagar, Urip 9, Sanghyang Wasurama (saturnus), Selatan
Astawara
- Sri berarti makmur (pengatur) : Bhatari Giriputri
- Indra berarti indah (penggerak) : Sanghyang Indra
- Guru berarti tuntunan (penuntun) : Sanghyang Guru
- Yama berarti adil (keadilan) : Sanghyang Yama
- Ludra berarti peleburan : Sanghyang Rudra
- Brahma berarti pencipta : Sanghyang Brahma
- Kala berarti nilai : Sanghyang Kalantaka
- Uma berarti pemelihara/peneliti : Sanghyang Amreta
Sangawara
- Dangu artinya antara terang dan gelap, Bhuta Urung
- Jangur artinya antara jadi dan batal, Bhuta Pataha
- Gigis artinya sederhana, Bhuta Jirek
- Nohan artinya gembira, Bhuta raregek
- Ogan artinya bingung, Bhuta Jingkrak
- Erangan artinya dendam, Bhuta Jabung
- Urungan artinya batal, Bhuta Kenying
- Tulus artinya langsung, Sanghyang Saraswati
- Dadi artinya jadi, Sanghyang Dharma
Dasawara
- Pandita artinya bijaksana
- Pati artinya tegas/dinamis
- Suka artinya gembira/periang
- Duka artinya mudah tersinggung, tetapi berjiwa seni
- Sri artinya feminim, halus
- Manuh artinya menurut
- Manusa artinya mempunyai rasa sosial
- Raja artinya mempunyai jiwa kepemimpinan
- Dewa artinya mempunyai budhi luhur
- Raksasa artinya mempunyai jiwa keras dan tanpa pertimbangan
Wewaran dalam masyarakat Bali, digunakan dalam berbagai kegiatan masyarakatnya. Mulai dari bercocok tanam, bermasyarakat, upacara pernikahan ataupun ngaben, dan banyak lagi kegiatan-kegiatan masyarakat yang ditentukan oleh Wewaran. upacara keagamaan rutin yang dilakukan adalah hari terakhir dari pancawara yang disebut hari Kliwon. Dan juga pertemuan antara hari terakhir dari Pancawara dan Triwara yang disebut Kajeng Kliwon. begitupula setiap 5 minggu sekali, ada pertemuan dari hari terakhir dari pancawara dan Saptawara yang disebut Tumpek (Saniscara Kliwon). Selain Wewaran, perhitungan statis lainya adalah Wuku. Wuku secara etimologis berarti ruas, segmen. Satu Wuku terdiri dari 7 hari sesuai dengan perhitungan saptawara, dan satu tahun Wuku terdiri dari 30 minggu. Satu tahun Wuku, lamanya 210 hari, sistem perhitungan wuku ini masih berlaku di daerah Jawa, Bali dan Lombok. Setiap wuku diawali dengan hari Radite/Minggu dalam saptawara. penggunaanya dalam kehidupan masyarakat di Bali sebagai penentu hari baik-buruk suatu upacara keagamaan (yadnya).
Adapun nama-nama wuku tersebut antara lain:
- Sinta (Bali/Jawa) dari nama Dewi Sintakasih, Ibu raja Watugunung
- Landep (Bali/Jawa) dari nama Dewi Sanjiwartya, permaisuri raja Watugunung
- Ukir (Bali) Wukir (Jawa) dari nama Raja Giriswara
- Kulantir/Kurantil dari nama Raja Kuladewa
- Tolu dari nama Raja Talu
- Gumbreg dari nama Raja Mrebwana
- Wariga/Warigalit dari nama Raja Waksaya
- Warigadian/Warigagung dari nama Raja Wariwisaya
- Julungwangi/Mrikjulung dari nama Raja Mrikjulung
- Sungsang dari nama Raja Sungsangtaya
- Dungulan/Galungan dari nama Raja Dungulan
- Kuningan dari nama Raja Puspita
- Langkir dari nama Raja Langkir
- Mdangsya/Mandhasia dari nama Raja Mdangsu
- Pujut/Julung Pujut dari nama Raja Pujitpwa
- Pahang dari nama Raja Paha
- Krulut/Kuruwelut dari nama Raja Kruru
- Mrakih/Mrakeh dari nama Raja Mrangsinga
- Tambir dari nama Raja Tambur
- Mdangkungan dari nama Raja Mdangkusa
- Matal/Maktal dari nama Raja Matal
- Uye/Wuye dari nama Raja Uye
- Mnail/Manail dari nama Raja Ijala
- Prangbakat dari nama Raja Yuddha
- Bala dari nama Raja Baliraja
- Ugu/wugu dari nama Raja Wiugah
- Wayang dari nama Raja Ringgita
- Klawu/Kulawu dari nama Raja Kulawudra
- Dukut/Dhukut dari nama Raja Sasawi
- Watugunung dari nama Raja Watugunung sendiri.
Perhitungan Wuku, digunakan bersama dengan wewaran, dan dari pertemuan-pertemuan hari tersebut, akan menentukan hari baik atau buruk untuk melakukan suatu kegiatan dan upacara. dalam kehidupan masyarakat Bali, gabungan antara perhitungan Wewaran dan Wuku itu biasanya dirumuskan dalam tabel bergambar yang disebut dengan Tika.