5. Jambu Biji
Nama Usada : Sotong bali, Sotong (Sukersa, 1995).
Taksonomi
- Divisi : Spermatophyta
- Sub Devisi : Angiospermae
- Kelas : Dicotyledonae
- Bangsa : Myrtales
- Suku : Myrtaceae
- Marga : Psidium
- Jenis : Psidium guajava Linn.
Kandungan Kimia
Daun dan batang jambu biji mengandung saponin, flavonoid dan tanin, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri, resin, tanin, mallic acid, selulosa dan minyak atsiri seperti a-pinene, ß-pinene, limonene, menthol, terpenyl acetate, isopropyl alcohol, longicyclene, caryophyllene, ß-bisabolene, caryophyllene oxide, ß-copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene dan curcumene.Buahnya terdapat kandungan vitamin C, vitamin A, zat besi, kalsium, fosfor, saponin yang tergabung dalam asam oleanolik, morin-3-O-a-L-lyxopyranoside and morin-3-O-a-L-arabopyranoside, flavonoid, guaijavarin dan kuersetin. Dalam buah jambu biji terdapat pula kandungan senyawa kimia seperti hexanal (65,9%), (E)-2-hexenal (7,4%), (E,E)-2,4-hexadienal (2,2%), (Z)-3-hexenal (2%), (Z)-2hexenal (1%), (Z)-3-hexenyl acetate (1,3%) dan fenol (1,6%), sedangkan ß-caryophyllene (24,1%), nerolidol (17,3%), 3-phenylpropyl acetate (5,3%) dan caryophyllene oxide (5,1%) merupakan konsituen minyak atsiri yang paling besar. Pada kulit buah jambu biji terdapat kandungan asam askorbat, kemudian pada.
Kegunaan secara Empiris Berdasarkan Usada Rukmini Tatwa
Dalam Usada Rukmini Tatwa jambu sotong digunakan untuk menimbulkan rasa gairah (libido) dan kenikmatan pada pria dan wanita saat melakukan hubungan seksual.
Cara Penggunaan
Beberapa campuran bahan selain jambu sotong seperti akar cabe jawa, minyak lenga, minyak susu sapi, kemudian dipipis halus
setelah itu ditempelkan disekitar organ genitalia laki-laki.
Anti Hipertensi
Telah dilakukan uji untuk anti hipertensi ekstrak etanol jambu biji yang diberikan pada Spontaneous Hypertensive Rats (SHR), dengan dosis 0,5g/kg BB/hari, 1 g/kg BB/hari dan 2 g/kg BB/ hari selama 28 hari. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada dosis 0,5g/kg BB/hari dapat menurunkan tekanan darah akhir dari 231 menjadi 179 mmHg, dan pada grup dosis tinggi dengan dosis 2 g/kg BB/hari dapat menurunkan tekanan darah akhir dari 246 menjadi 169mmHg. Hasil tersebut secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan grup kontrol (241-223 mmHg) dari awal hingga akhir percobaan. Kandungan polifenol dalam jambu biji dapat mencegah hipertropi pada jantung dan mencegah produksi spesies oksigen reaktif. Dengan demikian dapat dikatakan jambu biji memiliki efek anti hipertensi.
Anti Hiperglikemik
Ekstrak air kulit buah jambu biji memiliki efek sebagai penurun kadar gula darah, efek tersebut diuji pada tikus galur Wistar albino yang normal dan yang diinduksi diabetes dengan streptozosin. Uji tersebut dibagi ke dalam 3 kelompok, kelompok pertama pada tikus normal, kelompok ke-2 pada tikus dengan diabetes ringan, dan pada tikus dengan diabetes berat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan dosis 400 mg/kg efektif untuk menurunkan kadar gula darah pada tikus normal sebesar 21,2% dan 26,9% pada kelompok tikus dengan diabetes ringan setelah 3 jam pemberian glukosa selama Tes Toleransi Glukosa. Sedangkan pada tikus uji dengan diabetes yang lebih berat terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa maksimum sebesar 20,8% dan 17,5% untuk kadar gula darah setelah makan, serta diperoleh penurunan 50% kadar gula pada urin yang di uji dengan dosis yang sama.
Anti Inflamasi
Inflamasi merupakan suatu respon jaringan pada tubuh terhadap cedera dan infeksi. Daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) secara empiris berfungsi sebagai antiinflamasi. Efek antiinflamasi pada jambu biji telah diuji pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenan 1%. Dosis yang diberikan pada hewan uji dibagi menjadi 3 dosis yang berbeda yaitu 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB, semua perlakuan tersebut diberikan peroral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jambu biji mempunyai efek antiinflamasi pada dosis 0,775g/kgBB dengan persen daya antiinflamasi sebesar 47,18% dan pada dosis 1,551g/kgBB memiliki persen daya antiinflamasi sebesar 62,55%.
Anti Bakteri
Efek anti bakteri jambu biji telah diuji pada isolat klinikal bakteri Stapylococcus aureus yang mengalami multidrug resistent. Konsentrasi hambat minimum dari ekstrak metanolik dan ekstrak air jambu biji masing-masing sebesar 625 ug/ml dan 7,5 mg/ml. Sedangkan konsentrasi bakterisida minimum pada ekstrak metanolik dan ekstrak air jambu biji berturut-turut 1,25 mg/ml dan 12,5 mg/ml. Ekstrak metanolik pada konsentrasi bakterisida minimum menghambat pertumbuhan bakteri uji sebesar 80%.
Anti Diare
Telah diuji aktivitas antibakteri (penyebab diare) ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji daging buah merah (Psidium guajava L., Myrtaceae) terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, dan Salmonella typhi dan uji antidiare dengan metode proteksi terhadap diare imbasan-minyak jarak dan metode transit intestinal pada mencit. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah (KHM terhadap Escherichia coli (60 mg/ml vs >100 mg/ml), Shigella dysenteriae (30 mg/ml vs 70 mg/ml), Shigella flexneri (40 mg/ml vs 60 mg/ml), dan Salmonella typhi (40 mg/ml vs 60 mg/ml).
Tidak terdapat perbedaan bermakna pada konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare, dan kecepatan transit usus untuk kedua ekstrak uji dibandingkan dengan kelompok kontrol. Frekuensi defekasi mencit yang diberi ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih 150 mg/kg bb pada menit ke 180-240 menunjukkan perbedaan bermakna dibanding kelompok kontrol (p<0,05).