Rangkaian Upacara dan Upakara Manusa Yadnya


Upacara dan Upakara Ngelepas Hawon (12 hari)

Setelah bayi berumur 12 hari dibuatkan suatu upacara yang disebut Upacara Ngelepas Hawon. Sang anak biasanya baru diberi nama (nama dheya) demikian pula sang catur sanak atau keempat saudara kita setelah dilukat berganti nama di antaranya: Banaspati Raja, Sang Anggapati, Banaspati dan Mrajapati.

Upacara ngelepas hawon (upacara roras lemeng), berfungsi untuk melukat, membersihkan bayi dari kotoran baik dari sekala maupun niskala. Upacara yang dilaksanakan sangat sederhana yaitu membuatkan si bayi penglukatan, membuat banten kumara, banten di ari-ari (sanggahnya) dan juga membuat banten tataban yang ditujukan untuk sang numadi.

Tempat upacara di rumah masing-masing dan sesajen juga ditempatkan pada tempatnya seperti banten kumara ditaruh di pelangkiran kumara. Banten untuk sang numadi yang ditatab sang bayi ditaruh di tempat tidur.

Banten nunas tirta penglukatan di dapur ada pula yang nunas tirta di sumur. Banten penglukatan dihaturkan pula di Betara Hyang Guru. Banten nunas tirta sangat bervariasi, bisa dengan canang saja diisi sesari dengan air mewadah gelas dengan doa sesuai kemampuan sendiri. Selanjutnya banten ini dihaturkan oleh siapa saja didalam keluarga selain ibu dan bapaknya yang dianggap masih leteh. Bayi tersebut dilukat baru kemudain dipercikan tirta. 

Sarana:

  1. Upakara yang kecil: Peras, Penyeneng, Jerimpen tunggal dll, semampunya.
  2. Upacara yang biasa (madia): Peras, Penyeneng, Jerimpen tunggal, di sini hanya ditambah dengan penebusan.
  3. Upacara yang besar: Seperti upacara madia hanya lebihnya jerimpen tegeh dan diikuti wali joged atau wayang lemah.

Waktu: Upacara ngelepas hawon dilaksanakan pada saat si bayi sudah berumur genap 12 hari.
Tempat: Upacara ini dilaksanakan di dalam rumah pekarangan yaitu di sumur (permandian), di dapur, serta di sanggah kamulan.
Pelaksana: Untuk melaksanakan upacara ini dipimpin oieh keluarga yang paling dituakan.

Tata cara :

Pelaksanaan upacara ini ditujukan kepada si ibu dan si anak. Upacaranya dilakukan di dapur, di permandian dan di kemulan berfungsi memohon pengelukatan ke hadapan Bhatara Brahma, Wisnu dan Siwa.
Inti pokok upacara yang ditujukan kepada si ibu adalah: banten byakaon dan prayascita disertai dengan tirta pebersihan dan pengelukatan. Sedangkan banten inti yang diperuntukkan kepada si bayi adalah, banten pasuwungan yang terdiri dari peras, ajuman, daksina, suci. soroan alit pengelukatan, dan lainnya.
Banten pengelukatan di dapur, permandian dan kemulan pada pokoknya sama, hanya saja warna tumpengnya yang berbeda. Yaitu:

  • tumpeng merah untuk di dapur
  • tumpeng hitam untuk di permandian dan
  • tumpeng putih untuk di kemulan.

Inti pokok banten pengelukatan tersebut antara lain: peras dengan tumpeng, ajuman, daksina, pengulapan, pengarnbian, penyeneng dan sorotan alit serta periuk tempat tirta pengelukatan.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Buku Terkait
Baca Juga