- 1Upacara Pasupati di Hari Tumpek Landep
- 1..1Sarana Upakara Banten Pasupati
- 1..1..1Tebasan pasupati
- 1..1..2Banten prayascita untuk Pasupati
- 1..1..3Dapetan tumpeng 7, alas ngiu
- 1..1..4Sorohan alit untuk Pasupati
- 1..2Mantra-Mantra Untuk Pasupati
- 2Upakara Pasupati Tumpek Landep yang Lainnya
- 3Pasupati Lontar dan Sastra Lainnya saat Tumpek Landep
- 3..1Persiapan Sarana
- 3..2Pelaksanaan
Upacara Pasupati di Hari Tumpek Landep
Salah satu hari suci agama Hindu yang cukup istimewa adalah Tumpek Landep yang jatuh setiap 210 hari sekali tepatnya pada setiap hari Saniscara Kliwon wuku Landep.
Secara umum untuk merayakannya, masyarakat Hindu menggelar kegiatan ritual untuk benda-benda dan teknologi, yang berkat jasanya telah mampu memberikan kemudahan bagi umat dalam mencapai tujuan hidup. Utamanya adalah benda-benda pusaka, semisal keris, tombak, sampai kepada kendaraan bermotor, komputer, dan sebagainya.
Disamping hal tersebut, sesungguhnya hari suci Tumpek Landep merupakan hari Rerahinan gumi dimana umat Hindu bersyukur kepada Ida Sang Hyang Widhi yang telah memberikan kecerdasan, pikiran tajam serta kemampuan yang tinggi kepada umat manusia (Viveka dan Vinaya), sehingga mampu menciptakan berbagai benda yang dapat memudahkan hidup termasuk teknologi. Mesti disadari, dalam konteks itu umat bukanlah memuja benda-benda tersebut, tetapi memuja kebesaran Tuhan.
Menurut keyakinan Hindu khususnya di Bali segala sesuatu yang diciptakan oleh Ida Hyang Widhi mempunyai jiwa, termasuk yang diciptakan oleh manusia mempunyai jiwa/kekuatan magis dengan cara memohon kehadapan Sang Pencipta menggunakan upacara Pasupati. Seperti contohnya yaitu benda yang disakralkan berupa Pratima, keris, barong, rangda, dan lain-lain.
Penggambaran hubungan manusia dengan Tuhan dapat melalui permohonan doa, dalam kesucian pikiran ada kekuatan magis. Secara simbolik upacara Pasupati berarti memberkahi jiwa (kekuatan magis) pada benda-benda budaya yang mempunyai nilai luhur.
Dalam rangka sakralisasi maupun penyucian suatu benda seperti keris, barong, arca, pratime, pis bolong dan lain-lain harus melalui upacara prayascita dulu yang bermakna menghilangkan noda/kotoran yang melekat karena proses pembuatan benda tersebut.
Upacara pasupati sebagai media sakralisasi, bervariasi menurut desa, kala dan patra masing-masing desa di Bali.
Sarana Upakara Banten Pasupati
Adapun sarana/upakara yang dibutuhkan dalam pasupati saat Tumpek Landep, yang paling sederhana adalah canang sari, Dupa Pasupati dan tirtha pasupati.
Yang lebih besar dapat menggunakan upakara Banten Peras, Daksina atau Pejati.
Dan yang lebih besar lagi biasanya dapat dilengkapi dengan jenis upakara yang tergolong sesayut, yaitu Sesayut Pasupati dengan kelengkapan banten prayascita, sorohan alit, banten durmanggala dan pejati.
Tebasan pasupati
- Kulit sayut
- Tumpeng barak
- Raka – raka dan jaja
- Kojong balung/prangkatan (5 kojong jadi 1) yang berisi kacang, saur, Gerang, telur dan tuung (terong)
- Sampian nagasari, penyeneng, sampian kembang (terbuat dari don andong)
- Pejati dan peras dengan sampian dari don andong, canangnya menggunakan bunga merah
- Lis/buu alit (dari don andong)
- dupa 9 batang
- ayam biying mepanggang
- segehan bang
Banten prayascita untuk Pasupati
- tumpeng mepekir, 5 buah
- tulung, 5 buah
- siwer 1, dengan tanceb cerawis
- tipat pendawa
- kwangen dan don dadap 5, masing 2 ditancapkan di tumpeng
- raka-raka dan kacang saur
- sampian nagasari
Dapetan tumpeng 7, alas ngiu
- taledan 2 – masing -masing di isi : taledan pertama: tumpeng 2, raka-raka kacang saur dan sampian nagasari. taledan ke dua: tumpeng 3, tulung, bantal, tipat penyeneng, raka2 kacang saur dan sampian pusung
- sayut 2 – masing -masing di isi : sayut pertama; gibungan lempeh 1, raka2 kacang saur dan sampian nagasari dan sayut berikutnya; gibungan lanying 4, raka2 kacang saur dan sampian nagasari
- di tengah2 isi cawan, isi base tampin, beras, benang tebus, pis bolong3, penyenyeng
Sorohan alit untuk Pasupati
- taledan mesibeh/mesrebeng
- kulit sayut 2 , di sampingnya
- kulit peras di tengah2 antara sayut
- ujung peras isi katak-kituk, sesisir pisang, sedikit jajan, nasi dan saur, isi plaus kecil, smua dsb nasi sasah, sidampingnya isi pisang tebu raka-raka
- belakang nasi sasah isi tumpeng, 11 buah
- kulit sayut isi nasi pulungan 4
- kulit sayut lagi satu, sisi gibungan alit 1
- di kulit peras isi tulung, 3 buah
- isi kacang saur raka-raka
- sampian pusung 2, di taruh bagian depan
- di atas sayut sampian naga sari, 2 buah
- atas kulit sayut sampian nagasari 1
- penyeneng, tatakan celemih, isi base tampin, beras, benang tebus
- lis / buu alit
- banten bersihan
- Banten durmanggala dengan klungah nyuh mulung (gadang)
- Banten Pejati untuk melengkapi Banten Pasupati sebagai hulu upacara pasupati tersebut.
Mantra-Mantra Untuk Pasupati
Login Membership