- 1Upacara Pasupati di Hari Tumpek Landep
- 1..1Sarana Upakara Banten Pasupati
- 1..1..1Tebasan pasupati
- 1..1..2Banten prayascita untuk Pasupati
- 1..1..3Dapetan tumpeng 7, alas ngiu
- 1..1..4Sorohan alit untuk Pasupati
- 1..2Mantra-Mantra Untuk Pasupati
- 2Upakara Pasupati Tumpek Landep yang Lainnya
- 3Pasupati Lontar dan Sastra Lainnya saat Tumpek Landep
- 3..1Persiapan Sarana
- 3..2Pelaksanaan
Pasupati Lontar dan Sastra Lainnya saat Tumpek Landep
Persiapan Sarana
2. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Tirtha pemlaspas, yaitu :
- air bening (boleh ditempatkan dalam gelas atau mangkok yang baru),
- bunga lima warna, yaitu : putih, merah, kuning, hitam, dan mancawarna,
- samsam, yaitu dibuat dari daun dhadhap yang diisi dengan air cendana dan parfum, dan
- beras kuning
- Semua bunga, samsam, dan beras kuning tersebut dimasukkan ke dalam air.
4. Banten masegeh yang terdiri dari :
- segahan lima tanding yang berisi sepotong bawang dan jahe,
- sepasang canang,
- sepasang canang base tampel yang diisi beras sedikit,
- air bening (boleh ditempatkan dalam gelas dan disediakan mangkok dari daun pisang), dan
- tuak kelapa (boleh ditempatkan dalam botol).
Pelaksanaan
1. Menghaturkan asap dengan sikap duduk.
Pemangku memegang dupa yang sudah dibakar, kedua tangan diletakkan di depan dada. Membaca mantra :
Ong, asep menyan majagahu, asep cendana mewakji, mrik sumirit ambu nin menyan kasturi ka ksa lawan prthiwi.
Artinya:
Ong, asap menyan majagahu, asap cendana mewangi, harum semerbak bau menyan kasturi ke angkasa dan ke bumi.
2. Membuat tirtha pemlaspas
Caranya : mengambil persiapan yaitu air yang sudah diisi dengan bunga, samsam, dan beras kuning (seperti sebelumnya). Sikap memegang gelas seperti memegang dupa tadi. Membaca mantra :
Ong, hyang paramawisesa, mkrtisakti, ahkurip sahananin sarwa tumuwuh ring bhuwana kabeh, ring wetan gne daksina, nairtya pascima, wyawi uttara, isaña, madhya, ring sor, ring luhur kahurip de nira hyang paramawisesa mkrtisakti, mapupul dadi sawiji, matmahan sang hyang hayu saraswati asri, apasang hanâmrta kiwana ahurip jnarya bhatara guru asung nugraha, salwirin winakun mwang pinuja de ikhulun, pkrnajati tan pamiruddha.
Artinya:
Ong wastu siddhir astu namas swaha.’Ong, Hyang Paramawisesa yang berbadan sakti yang telah memberi hidup semua makhluk di dunia (baik yang ada) di Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur, Tengah, Bawah, dan Atas. (Semua makhluk itu) dihidupkan oleh Sang Hyang Paramawisesa yang berbadan sakti. (Semua makhluk itu) berkumpul menjadi satu menjadi Sang Hyang Ayu Saraswati yang cantik yang jika berpasangan dengan tirtha di sebelah kiri, maka dia menjadi hidup. (Tempat memujanya) di kaki Bhatara Guru yang memberi anugerah. Semua yang kubangun dan kupuja menjadi sempurna tanpa kekurangan. Ong, duhai sembah serta puja kepada Yang Sempurna’.
Selesai mengucapkan mantra lalu :
- mengambil samsam dan beras kuning yang ada dalam air itu, lalu dioles-oleskannya pada prasasti-lontar tersebut,
- memercikkan air yang ada dalam gelas tadi dengan menggunakan bunga pada sesaji dan prasasi-lontar tersebut.
Prasasti-lontar yang akan dipasupati sejak awal diletakan di dekat sesaji dengan memakai alas dulang. Membaca mantra :Ong, brahmamkrti, wisnumkrti, siwamkrti, pasupati bajrâgniyas-traya namah.
Artinya :
Ong, sembah kepada perwujudan Brahma, perwujudan Wisnu, dan perwujudan Siwa (yang ketiganya menjadi satu) Pasupati yang bersenjata panah bajragni.
mantranya :
pukulun hyang tiga wisesa mkrtisakti, manusa Katurin banten pamlaspas suddha parisuddha. Ong bhkmi ginawe suddha, suddha bhkmi suddha kayu, suddha dewata dewatamkrti hyang, suddha papa hana n swarga, akanti sor suddha, suddha mala, sari-sarin tuwuh.
Ong suddhya namah swaha.Artinya:
O Dewa yang menguasai tiga dunia yang berbadan sakti, manusia menghaturkan banten untuk membersihkan menjadi bersih (dan) bersih sekali.
Ong, bumi dibuat bersih, bumi bersih, pohon bersih, dewa yang perwujudannya sebagai dewa-dewa bersih dari noda, di sorga sampai bawah bersih, bersih dari nodanya noda, itulah inti sarinya kehidupan.
Ong, duhai sembah kepada Yang Bersih.
Caranya : mengambil sesaji yaitu segahan 5 tanding yang berisi bawang dan jahe, lalu diletakkan di atas lantai menurut arah mata angin dan yang sebuah lagi diletakkan di tengah. Canang, canang base tempel dan beras diletakkan di depannya, lalu diisi dupa yang sudah dibakar. Setelah itu diperciki air suci tadi. Membaca mantra :
ih sang bhuta saKa pati, sawa wigraha, iki tadah saji nira sowang, aja elik salah gawe, poma, poma, poma.Artinya:
Wahai yang merajai makhluk di sembilan penjuru, yang dapat menghasilkan segala macam (kesalahan) ini makanlah masing-masing sesajinya. Jangan dicela (bila ada) kesalahan pekerjaan, poma, poma, poma.
Membaca mantra :
Mm, brahma putri dewi, brahmanyo, brahmawandini, saraswati sdhya dhryanam, prajñanasaraswati.
Artinya :
Om, putri Brahma, istri Brahma, (adalah) Saraswati. Semua tujuan yang harus dipegang teguh untuk Saraswati Dewi Kebijaksanaan.