Tata Cara dan Doa Penyupatan saat Upacara Tumpek Kandang (Uye)


Upacara Tumpek Kandang

Pada saat Tumpek Kandang, wewalungan, hewan khususnya ternak dibuatkan otonan yang pada intinya umat memuja Sang Hyang Siwa Pasupati, manifestasi Tuhan sebagai rajanya semua makhluk hidup, dalam prosesi ritual itu umat memohon ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi agar ternak peliharaannya diberkati kerahayuan.

Adapun upakara / banten yang dipergunakan dalam upacara Tumpek Kandang terbagi menjadi tiga tingkatan antaralain ada tingkatan Alit (terkecil/nista), tingkatan Madya (Sedang), tingkatan, Agung (Utama), ketiga tingkatan banten tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

 

1. Banten Alit (terkecil/nista)

Pras Penyeneng, Guru, tegen-tegenan yang isinya nasi yang dibungkus dengan daun pisang, buah pinang yang lebih dari satu biji, kemudian dilengkapi dengan daksina yang berisi kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, telur, tipat, beras secukupnya, dan diatasnya ditaruh canang sari.

2. Banten Madya (sedang)
Sesayut, pengambean, pengulapan, pras pemyeneng, dan jerimpen, kemudian juga dilengkapi dengan daksina yang berisi kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, telur, tipat, beras secukupnya, dan diatasnya ditaruh canang sari. Selanjutnya wakul, wakul ini terbuat dari daun ron atau daun dari pohon sengon, kemudian tangkih yang dibuat dari daun kelapa atau janur yang isinya saur, kacang, dan telur, serta dilengkapi dengan sampian latih guak.

3. Banten Agung (utama)
Sayut pengambean, pras penyeneng, banten guru, sayut pengulapan, pucak manik,, banten penyegjeg, banten pengiring, sayut tebasan, sayut telepokan, tegen-tegenan, dan banten guling. Banten guru yang isinya tumpeng, telur, pisang empat biji, sampai dengan gambah, banten bguling yang berisikan aledan tajuh, tumpeng 2 buah, pisang, cemper, serta dilengkapi dengan sampian yang terbuat dari janur banten guling ini ditaruh disebelah guling.

 

Banten yang dihaturkan di sanggah kamulan atau pemerajan biasanya dibuatkan pejati yang terdiri dari daksina, ketipat kelanan, rayunan,banten pras, canang sari dan canang raka yang berisi buah-buahan,bunga dan jajanan.

Ketiga tingkatan banten tersebut mempunyai makna yang sama. Kualitas yajna tersebut akan terlihat tergantung dari pelaksanaan yajna tersebut.

Upacara ini dipimpin oleh Pemangku atau anggota keluarga yang dituakan (pengelingsir).

Adapun rangkaian dari pelaksanaan upacara Tumpek Kandang antara lain :

  1. Mempersiapkan tempat banten yang digunakan dalam upacara Tumpek Kandang, biasanya tempat banten ini ditaruh di sebelah atau didepan kandang hewan peliharaan yang dibuat dari pohon dadap atau bambu, kemudian menaruh banten diatas tempat yang telah disediakan.
  2. Mapakeling untuk nunas tirtha kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang bersetana di pelinggih Pura Dalem, dengan mengaturkan Pejati yang di pimpin oleh Jro Mangku Dalem dengan mengucapkan doa atau mantra sebagai berikut :

Mangkin Tumpek Uye otonan wewalungan, panjak due tangkil ngaturang pras pejati, jagi nglungsur wangsuhpada Betara ring Dalem Kauh. Siwa, Prama Siwa, Sadha Siwa. Ring rahina mangkin panjak due sami ngotonin wewalungn maduluran antuk jerimpen, pras penyeneng, canang sari lan pasucian, kayu sakti muah lengis asem ring wewalungane
Terjemahannya:
Sekarang adalah Tumpek Kandang, penyupatan terhadap hewan peliharaan, umat-Mu berdatangan untuk meminta air suci Bertara di Pura Dalem Kauh. Siwa, Prama Siwa, Sadha Siwa. Semua umat sekarang melaksanakan upacara tersebut dengan menggunakan sarana atau Banten jerimpen, pras penyeneng, canang sari dan pasucian, kayu sakti serta lengis asem, dimana hewan peliharaan tersebut dikandangkan.

Adapun mantram atau doa yang dipergunakan dalam upacara Tumpek Kangdang antara lain:

1. Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Alit

Om indata hita Sang Rare Angon anganturajken praspenyeneng, daksina, angaturaken ring Sang Angambel urip para wewalungane, amogitha anglungsur panugrahan ngicenin keslamatan lan kerahayuan kedirghayusaan.

Terjemahannya :
Semoga bahagia Sang Rare Angon mempersembahkan mempersembahkan daksina, mempersembahkan atas nama Tuhan yang memelihara hewan berkaki empat, memohon penganugrahan semoga memberikan keselamatan panjang umur.

2. Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Madya

Om Sri namah, namah swaha
Om puja sanjana astra, sastra pakulun angadeg Sang Rare Angon, reh manusan nira angaturin inggihan wewantenan sane katur sesayut pengulapan, pengmbean,lan pisang guru. yening wenten sekirang langkung, niki wenten berasa sokan, jinah satak laweh stukal sane katur ring peras agung, amogitha nunas pengampura. Om Ang, Mang, Namah Swaha.
Terjemhannya :
Ya Tuhan dalam menifestasi sebagai Sang Rare Angon, hamba-Mu mengaturkan kepada-Mu sesaji berupa sesayut pengulapan, pengambean, dan pisang guru, jikalau ada kurang lebih ini hamba mempersembahkan mempersembahkan pengambean, uang 200 kepeng benang segulung, dan kalau ada yang kurang hamba mohon maaf.

3. Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Agung (Utama)

Ong Ide te kita pada saking purwa desa sinangaken tapa muliha kita maring purwa desa, manebah te kita maring Sang Hyang Iswra lan Sang Rare Angon. Om sang namah linggan tan wus sang mangkana, pasang sarga kita ring Sang Hyang Iswara. Arwa tan te kita, arwa tan kita, menganti tikena Sang Hyang Rare Angon, angaturin Ida wewantenan sane katur sesayut pengambean, penyegjeg lan pengulapan, reh manusan nira angaturin amogitha nglungsur kerahayuan kerahajengan, lan keselamatan, kirang langkung atur tityang, tityang nunas pengampura, beras sokan , jinah satak lawes tukel sane katur ring pras agung.
Terjemahannya :
Ya Tuhan yang bersetana di timur, yang bersetana dan ber yoga dengan sangat mulia hamba dari arah timur, menyembah-Mu dalam wujud Sang Hyang Iswara dan Sang Hyang Rare Angon. Setelah itu memohon maaf kepada-Mu Sang Hyang Iswara sebagai Sang Rare Angon, menghaturkan kepda-Mu sesaji yang dipersembahkan sesayut pengambean, penyegjeg lan pengulapan, karena hamba-Mu mempersembahkan dengan kerendahan hati memohon keselamatan, kurang lebih atas permohonan hamba mohon maaf, beras sewakul, benagng segulung, uang 200 kepeng, yang hamba persembahkan dalam bentuk pras agung.

 




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga