Fungsi dan Makna Perangkat Pemujaan Sulinggih (Tri Sadhaka)


A.6. Makna dan Fungsi Gandhaksata

Gandhaksata berfungsi untuk memberikan wewangan (sarwa miik),  yang bersumber dari wangi atau harumnya kayu cendana. Air gandhaksata yang ditempatkan di genah gandhaksata memiliki keharuman yang sangat khas. Bau wangi yang dikeluarkan oleh kayu cendana memiliki kekhasan tersendiri dan bersifat tahan lama.

Dengan adanya sarana perangkat pemujaan gandhaksata memberikan makna bahwa semua proses pemujaan berlangsung dalam kondisi yang bersih dan suci. Wewangian cenderung memberikan pengaruh baik, seperti pikiran menjadi tenang, damai, dan suci. Cendana atau ghanda yang berbau harum bermakna sebagai simbol keabadian atau kehidupan yang abadi. 

 

A.7. Fungsi dan Makna Sirowista

Sirowista merupakan perangkat penting dalam upacara berupa rangkaian beberapa rumput alang-alang (ambengan/kusa) yang diikatkan secara khusus dan disematkan bunga kembang sepatu. Simbolis sirowista memiliki peran dan fungsi sebagai alat pencuci dan pemusnah semua mala atau penderitaan.

Pemasangan atau penggunaan sirowista yang diikatkan di kepala umat mengandung makna yang religius. Dalam setiap upacara yang bertujuan menyucikan, rumput alang-alang selalu dipakai, dipilih, diikat ataupun tidak. Rumput alang-alang ini mempunyai tanda dan berpengaruh untuk kesucian, senjata alam gaib untuk memusnahkan segala papa.

Sirowista terdiri atas tiga lembar daun alang-alang (kusa) merupakan simbol Brahma, Wisnu, dan Iswara. Pada bagian atas terdapat simpul bulat (bundar) sebagai simbol akasa dan pada ujung daun alang-alang sangat tajam simbol nadha bermakna untuk meruwat segala keletehan (kekotoran) agar menjadi suci, mulia dan agung. Maksud penggunaan sirowista dalam upacara agama bersimboliskan sebagai destar untuk lambang kesucian, agar dapat ditakhtai oleh Sang Hyang Parama Siwa.

Pemasangan sirowista pada perangkat pemujaan Siwopakarana seperti pada siwambha bermakna agar air suci itu dapat diterima oleh siwatma yang bersifat suci. Simbolis sirowista sebagai alat pencuci dan pemusnah (pamarisudha) semua mala (penderitaan).

Dalam Wedaparikrama VII, mantra pemakaian sirowista pada siwambha sebagai berikut.

Sirowista maha diwyam, pawitram papa nasanam;
Nityam kusagram tisthati, Sidhantam pratigrhnati.

Artinya :
Sirowista, amat suci menyucikan dan menghancurkan semua penderitaan.
Ujung rumput alang-alang adalah tetap, membantu yang duduk di luar hati.

 

Lebih lanjut Sirowista adalah alat pembantu dalam upacara, berupa rumput alang-alang (kusa). Pada alang-alang itu diikatkan bunga kembang sepatu. Dalam setiap upacara yang bertujuan menyucikan, rumput alang-alang selalu dipakai, dipilin, diikat ataupun tidak.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sirowista mempunyai peranan dan pengaruh untuk kesucian, senjata alam gaib untuk memusnahkan segala penderitaan atau roh-roh jahat. Ujungnya yang tajam bermakna sebagai simbol pedang lambang kekekalan dan keabadian. Kekuatan gaib yang ada dalam sebuah sirowista berbahan alang-alang (kusa) sangat besar dan menjadikan perangkat pemujaan yang diberikan ikatan sebuah sirowista akan terhindar dari hal-hal tidak baik selama pemujaan berlangsung.


SUMBER
Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M.Si

PERANGKAT PEMUJAAN SULINGGIH



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga