Runtutan Upakara dan Pelaksanaan Ngaben


TATA CARA UPACARA NGAJUM KAJANG DAN PEMERASAN

  1. Pengabenan Sawa Prateka (ada jenasah) ditaruh dibersihkan dimandikan ditaruh di semanggen. Sawa Prateka (tanpa jenasah), dilakukan upacara ngendag dan ngangkid. Jika tidak diketahui kuburnya dilakukan upacara ngulapin.
  2. Sebelum pengajuman, lakukan upacara pengulapan dg sanggah Urip (tempat roh yang dipanggil akan diaben). Sanggah urip dibuat dari daun kelapa dumala, ditaruh pada adegan, ditaruh disebelah jenasah yang akan diaben di semanggen.
  3. Ngajum kajang di natar mrajan disaksikan leluhur dan Dewa Pitara, dipimpin sulinggih. Kajang dan adegan tidak kena kesebelan. Adegan adalah simbul atma dan ”atma tan kekeng kesebelan karena atma percikan dari Brahman.
  4. Kajang adalah selimut kebesaran dari atma yang akan dibawa ke sorga.
  5. Adegan dan kajang bukan bagian dari raga sarira (badan kasar/prakerti) yang kena kesebelan, melainkan bagian dr Antah Karana Sarira (purusa)yang bebas
    dari kesebelan.
  6. Pemerasan dilakukan di luar merajan, karena ada upacara simbolis sang atma turun ke alam manusia.
  7. Setelah kajang selesai di ajum maka Sulinggih mulai memuja pasupati kajang, kemudian dilanjutkan ngaskara dan upacara mepetik.
  8. Dilanjutkan dengan Pemerasan. Diikuti oleh seluruh keluarga sebatas buyut. Adegan dan kajang diarak mengelilingi upakara pemerasan sbg simbul Sang Hyang Atma turun ke dunia manusia bertemu dg keluarga.
  9. Selanjutnya adegan dan kajang diletakkan diatas peti jenasah.
  10. Menunggu pemberangkatan ka setra.

URUTAN JALANNYA NGAJUM KAJANG

Untuk menampilkan bagian ini, diperlukan
Login Membership




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Buku Terkait
Baca Juga