Bahan Obat-Obatan Untuk Penyembuhan Dalam Usada Bali


17. Pusing, bingung dan tiada tentu dapat berjalan

Jika badan lesu, kepala pusing, pandangan mata suling, bingung dan tiada kuasa untuk berjalan, penyakit ini disebut Tiwang Ulad-alid, kadang-kadang penyakit ini disebut juga penyakit kaki yang kedinginan terus. Adapun obat untuk mi­numnya dan tutuh untuk hidungnya, keduanya serana peng­obatannya sama, yaitu ,dengan: kepanggian tis, bawang, garam yang telah bercampur dengan arang. Sedangkan suksuk untuk kepalanya, yaitu: paya puh, lempoyang, banglai dan garam yang telah dibakar.

18. Badan kurus, perut begis, dengan rasa pagriyam dan sangat jauh pandangan matanya

Penyakit ini disebut Ti­wang Bangka Uleran. Adapun obat untuk diminumnya, yaitu: terasi yang telah dibakar, mabejek dengan bawang, jerangau · dan garam. Air untuk obat minum tersebut ialah: tuwak manis.
Obat untuk penglimpun perutnya, yaitu: asam yang di­campur dengan kapur, minyak kela,pa. Kemudian limpunang si sakit pada waktu bangun pagi.

19. Seluruh tubuh merasa gatal ngahngah

Jika menderita penyakit seluruh tubuh gatal dan ngah­ngah hingga menyebabkan tiada dapat tidur, penyakit ini di­sebut Tiwang Panjawuk. Adapun serana untuk pengobatan pe­nyakit tersebut yaitu: kulit kayu kenanga, daun pohon bengkel, tunas daun waru, lengkuwas, ketumbar, babolong dan sepet­sepet. Hancurkanlah kesemuanya dengan jalan dipotong-potong, kemudian nyahnyah lalu pergunakanlah menyembur semua yang dideritanya. Sedangkan obat untuk diminumnya, yaitu: paya puh, lempoyang, ketumbar, aruda, garam yang telah ber­campur arang, serta perasan air limau.

Apabila tiada sembuh penyakitnya, bukakan bedak dengan: kunir, ketumbar, paya puh, pamor bubuh dan dicampur dengan air limau kasturi.

20. Seluruh badan sebuh-sebuh

Apabila seluruh badan sebuh-sebuh pacebleng-bleng, hingga ke dalam daging, panas, gatal dan merasa sakit, penya­kit ini disebut Tiwang Embung. Serana pengobatannya yaitu: daun pohon peperon, daun kemuning, ketumbar, lengkuwas, bawang putih jerangau, kesemuanya aduk dan tektek, lalu dinyahnyah. selanjutnya semburlah ke seluruh badannya.

21. Sakit tiwang dan gatal

Serana untuk mengobati: daun delima, ambil bangketo dan air limau kasturi (cukup un­tuk sekali makan). Sedangkan mantramnya adalah sebagai berikut: “OM Ki Tiwang Lalipi, Ki Tiwang Tikus, lunga sira, mararasan katanggun jelit, katanggun batis paseleseh, 3

[ads]

22. Bayi terkena sawan dan tunggah

Adapun obat untuk seorang bayi yang terkena sawan, tunggah, kelihatan seperti tertidur lena, kulit keiihatan putih tiada berdarah dan sering tidur lalap, penyakit ini disebut Sawan Bangle. Sarana untuk menyembuhkannya ialah : miana yang berwarna hitam, garam, air limau bercampur dengan mi­nyak kelapa, bejok, kemudian saring. Seianjutnya air yang telah disaring itu (bagian yang jernih) pergunakan untuk tutuh hidungnya, sedangkan ampasnya ulir disertai dengan paya puh, musi, pala, karawas, sintok, tampar hantu, air asaban kayu derdaru dan perasan air limau, lalu bedakan seluruh tubuh si bayi. Mantram pengantar tuhtuh dan bedaknya sebagai berikut : “OM Sanghyang Tiga-jati, Hyang Brahma Wisnu, Y Leteg menteg maring kuwunganira, ija sira metu mungah mangih, OM bayu, OM sabda, OM Batara-Batari, Widiadara-Widiadara, Hyang Kuwari, Guru Putra Ciri Putri, Hyang Kumaragama, Hyang Kumarasini, Hyang Kumara-hidep. Hyang Kumara-tuntun, Hyang Kumara tunggal, tuntunan tunggalang bayi sabda ideping Iara, pataka ulihakona bayi prasanan ipun waluya, pada mulih, 3, maring raya waluyane I Yabang Si Bahi, waras, 3″

23. Bayi mising dan sawan

Sarana yaitu : pariya, lempoyang, kunir, sepet-sepet. tempar hantu, dan mata uang, lalu obati dengan cara bertahap.
Sarana pengobatan untuk bayi mising. yaitu kulit pohon jiwat, sepet-sepet, kemudian obati dengan bertahap.
Sarana pengobatan untuk bayi sawan, yaitu : pariya, lempoyang, aruda, bawang, adas-padas, dan air limau, lalu obati dengan cara berangsur-angsur.
Sarana pengobatan untuk bayi sawan. yaitu : lengkuwas, daun sirih yang telah tua, daun bawang. Kesemuanya itu rebus dan pergunakanlah menyembur si bayi.

24. Bayi mising darah dan nanah

Adapun serana pengobatannya, yaitu: ujung daun bidari cina sebanyak 7 buah, empelas hari, bawang-adas. Setelah ber­campur, berikanlah ninum kepada si bayi. Apabila keadaannya tetap tiada sembuh, serana pengobatannya yaitu: daun pohon kapas tawun, bawang, adas pedas, setelah bercampur dengan perbandingan yang seimbang, berikanlah minum kepada si bayi. Sedangkan ampasnya, pergunakanlah untuk urap si bayi.

25. Mata bayi ke luar pecehan (Kotoran Mata) hingga tidak dapat membuka mata

Adapun serananya yaitu: tetesilah mata si bayi dengan air pohon sempol (ganda suli kuning).

26. Bayi yang sering menangis

Serana pengobatan untuk bayi yang sering menangis, yaitu: daun lontar yang bertuliskan mantram, kemudian dibungkus dengan kain lalu diikatkan pada perut si bayi, Mantranya : “OM tuju teluh, pot syah waras“.

Serana pengobatan untuk bayi yang sering menangis, yaitu: tulislah sebuah mantram, kemudian tarus di bawah tem­pat tidur si bayi. Adapun isi mantram: “OM Si Byam ula syah, AH, TELAS

Ada pula serana yang lainnya yaitu: sumanggi gunung (Latin: Hydrocotyle podantha Molk.), asem kawak, lalu bedakkan kepada si bayi, disertai dengan pengucapan mantram sebagai berikut: “OM Bapa menget, lbu menget, teka inget syah waras“.
Serana pengobatan untuk bayi sawan. yaitu: dapdap tis (Latin: Erythirina euodiphyla Hassk), unteng bawang. Bangkete berikanlah minum kepada si bayi, sedangkan ampasnya, per­gunakanlah membedaki si bayi, disertai dengan ucapan mantram sebagai berikut: “OM Guru Dewa mantra nama guru, anuju pa­hurung am urung akalaning janma manusa, iduh bang iduh putih tatambanmu sidi mandi mantranku“.

27. Bayi yang selalu menangis siang dan malam

Serana: tulislah bagian belakang si bayi, dengan tulisan sebagai berikut: “OM salimpah­ salimpuh ya nama swaha“.
Ada pula pengobatan yaitu: masuwi, bawang, gula, campur dengan beberapa tetes minyak kelapa, lalu tempelkan di ubun-ubun si bayi, diikuti dengan pengucapan mantram se­bagai berikut: “OM Durga swaha, Buta wisesa“.

[ads]

28. Bayi Kurus karena Sering Sakit

Serana untuk penyembuhan bayi yang kurus karena penyakitan, buatkanlah ajimat dari timah yang berlukisan (Bali: marajah): “Biprayah bahrya“. Kemudian kalungkanlah di bagian lehemya, disertai dengan upacara; dua buah tumpeng, dagingnya, seekor ayam putih yang telah dipanggang, tuak, arak dan beberapa buah-buahan. Selanjutnya tatabin si bayi (setelah memakai ajimat) disertai dengan pasepan dan kemenyan.
Serana pengobatan untuk bayi kurus, yaitu kayu rekata, pangkal kayu api, bawang putih, jerangau, mata uang, lalu tem­pelkan di bagian perut si bayi,,disertai dengan pengucapan man­tram sebagai berikut: “OM idep aku Sanghyang Tunggal, angurip bayu lah waras“.

29. Bayi guwam

Adapun serana yaitu: bunga pohon paspasan, unteng hawang, air santan yang telah mendidih. Kesemuanya hahan-hahan itu ulig, kemudian hung­kus dengan daun pisang (Bali: tum) lalu direbus. Setelah masak, pergunakanlah mengohati si bayi.
Serana pengobatan untuk bayi guwam, yaitu: ubi dari pohon pas-pasan, akar pohon pandan, unteng bawang, ketan gajih, air santan yang telah mendidih, semua bahan-bahan itu dibungkus dengan daun pisang lalu dimasak, kemudian dioles­kan di mana guwam si bayi.
Ada lagi serana untuk mengobati bayi guwam, yaitu: daun pohon saga, bawang yang telah bercampur dengan adas pedas, kemudian ulig, lalu oleskan di bibir si bayi.
Sasuwuk guwam. Adapun serana pengobatannya, air yang masih bersih, lalu ditempatkan di dalam sibuh hitam, di­sertai dengan ucapan mantram yang isinya sebagai berikut: “lh maman, aku weruh ring kita, duk sira ring cangkem, guwam aran sira, duk sira ring gogorokan, wing aran sira, duk sira ring uwat, Sri Ahum aran sira, duk sira magenah ring silit, Buwang Ciha aranta, metu kitaring baga, ring silit, ring purus, sidimantranku“.

30. Bayi yang menderita sakit kaselag

Serananya yaitu: akar padang kawat, akar sem­bung ati, injin, bawang, adas pedas, lalu sembur dadanya.
Dan untuk upacaranya, yaitu tumpeng putih­ kuning, sedangkan dagingnya telur bagian kuningnya dan air arak.

Adalagi obat lainnya yang dapat digunakan yaitu: kunir masab dan asam yang telah dibakar. Untuk melakukan pengobatannya, telankanlah kepada si bayi. Semburlah dadanya dengan akar padang-kawat, ak,ar sembung ati, injin, bawang, adas-pedas. Sedangkan upacara; tumpeng putih kuning, telur bagian kuningnya dan arak.

31. Bayi Muntah-muntah seperti kepenuhan makanan ( Ngeluwah)

Sarana pengobatannya, berikanlah obat minum yang dibuat dari sepet-sepet dan injin, atau obat minumnya dibuat dari sembung ati, unteng bawang, garam yang telah bercampur arang (Bali: uyah areng).

32. Bayi yang mengeluarkan darah dari kemaluannya

Jika menderita penyakit yang mengeluarkan darah dari kemaluan, atau dari dalam pantat yang agak seret ke luarnya serta panas dan pedas rasanya, penyakit ini disebut lnja Sampu­an Brahma. Adapun obatnya berserana dengan obat minum yang dibuat dari akar pohon pisang gedang saba, akar pohon bayam, bawang yang telah bercampur dengan adas pedas, empelas hari, sepet-sepet disertai ketan gajih. Bangketo diisi dengan air bungsil macakcak, kemudian ,diperas· dan air yang ke luar dari hasil pemerasan itu ditelankan kepada si bayi, sedangkan ampasnya pergunakan urap.

Bayi yang mengeluarkan darah dan nanah pada waktu mengeluarkan kotoran, penyakit ini disebut lnja Wletih. Ada­pun obat untuk diminumnya dan serana pembuatannya dengan padang lepas, siliguwi, yang jantan dan betina, kutup buni, padang belulang. Kesemuanya bahan-bahan atau tum­buh-tum buhan tersebut diatas, pergunakanlah yang mempunyai akar masih muda, kemudian dicampur dengan bayam yang telah dibersihkan secukupnya, bawang yang telah bercampur dengan adas-pedas, sepet-sepet dan mincid deha. Setelah macakcak, tambus. Sebelum meminumkan kepada si bayi bangkete diisi dengan air bungsil (buah kelapa yang paling kecil). Sedangkan ampasnya, pergunakan mengurapi si bayi.

Apabila seorang bayi mengeluarkan darah dan nanah yang sangat deras dari pantat atau dari kemaluannya, penyakit ini disebut lnja Brahma Kreweng. Serana untuk obat minum­nya, ialah: kalimanja, bawang putih, adas pedas, sepet-sepet, bangkete untuk diminum, sedangkan ampasnya, pergunakan mengurapi si bayi.

33. Bayi menderita penyakit gatal

Serana untuk pengobatannya ialah: akar pohon nangka klepon, bawang dan adas-pedas, lalu semburlah perut si bayi.

Selanjutnya..


Sumber:
Terjemahan dan Kajian Usada
I. Gst. Bgs. Sudiasta & I Ketut Suwidja

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 1991/ 1992



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga