Pengobatan Alternatif Berdasarkan Keyakinan & Kepercayaan


Salah satu kriteria yang digunakan seseorang untuk memilih jenis pengobatan ialah berdasarkan pada keyakinan akan keefektifan dari sistem perawatan kesehatan tersebut. Umumnya seseorang akan membandingkan keefektifan antara pengobatan yang satu dengan yang lain termasuk pengobatan tradisional dengan pengobatan medis-modern. Keyakinan tentang keefektifan suatu jenis pengobatan biasanya muncul dari pengalaman khusus, ataupun pengetahuan yang berkaitan dengan metode pengobatan tersebut, karena keyakinan atau kepercayaan dapat tumbuh jika berulangkali mendapatkan informasi yang sama. Keputusan untuk melakukan pengobatan juga dibuat berdasarkan pada pengalaman dan kebiasaan seseorang di masa lalu.

Oleh karena itu, keyakinan terhadap keefektifan pengobatan sifatnya sangat subjektif, bergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing individu. Demikian halnya dengan pasien-pasien yang mendatangi pengobatan transfer energi seperti penggunaan prana, memiliki keyakinan sendiri-sendiri tentang jenis pengobatan yang dianggap dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Ada kalanya pengobatan medis-modern dianggap gagal sehingga lebih memilih pengobatan alternatif, walaupun tidak semua pengobatan alternatif seperti di Bali dikenal dengan istilah Balian Usada yang tersebar di masyarakat mendatangkan kesembuhan. Keyakinan tersebut tumbuh berdasarkan pengalaman dan pengetahuan dari masing-masing informan.

Faktor ekonomi mempunyai peranan besar dalam pengambilan keputusan akan pemilihan jenis perawatan kesehatan. Beralihnya penggunaan medis-modern ke pengobatan alternatif dikarenakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan pasien ketika berobat ke rumah sakit, di samping itu walaupun banyak tersedia sarana-sarana kesehatan milik Pemerintah yang memberikan pelayanan gratis.

Selain faktor ekonomi juga ada karena faktor Sosial. Dalam rangka menentukan jenis pengobatan yang akan dipilih, seseorang akan mencari informasi mengenai keberhasilan terhadap orang-orang yang mengalami gejala yang sama ketika melakukan pengobatan tersebut sebelumnya. Informasi tentang pengobatan tersebut diperoleh para informan melalui dua cara, yaitu: dorongan dari kerabat untuk menggunakan pengobatan tersebut, sehingga tidak sanggup menolak saran tersebut, dan/atau informasi didapatkan dengan cara getok tular.

Keputusan akan jenis perawatan kesehatan dapat dipengaruhi oleh kerabat maupun orang-orang terdekat dari penderita sakit. Ketika salah satu anggota keluarga ada yang sakit, maka anggota keluarga yang lain serta orang-orang terdekat turut memberikan pilihan terhadap jenis pengobatan yang digunakan.

Faktor Jarak (jauh atau dekatnya) antara tempat tinggal dengan sumber perawatan kesehatan akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan jenis pengobatan yang akan digunakan. Pada saat mendapatkan informasi mengenai jenis pengobatan ini, mereka tidak segan untuk mencobanya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, termasuk jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan pengobatan yang lebih dekat dari sebelumnya.

Cara dan Proses Pengobatan Alternatif

Berdasarkan cara pengobatannya, pengobatan transfer energi apabila diklasifikasikan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1076/MENKES/SK/VI tahun 2003 termasuk dalam pengobatan tradisional berdasarkan kekuatan supranatural, karena pengobatan dan/atau perawatannya menggunakan tenaga dalam, meditasi, olah pernafasan, indera keenam, dan kebatinan.

Pada teknik pengobatan transfer energi, pengobatan dilakukan oleh penyembuh pada organ yang sakit dengan membersihkan atau menghilangkan energi yang berpenyakit atau tidak dibutuhkan oleh tubuh pasien, kemudian memberikan energi yang dibutuhkan oleh tubuh pasien, terutama pada organ atau bagian tubuh yang dirasa sakit.

Pemberian energi kepada seluruh bagian tubuh ini digunakan untuk memberikan keseimbangan pada tubuh. Pengobatan ini dapat diberikan kepada siapapun tanpa terkecuali, baik laki-laki atau perempuan, muda atau tua, kaya atau miskin, penyakit berat ataupun ringan.

Proses pengobatan transfer energi ini dilakukan oleh penyembuh dengan 2 cara, yaitu:

  1. Proses pengobatan jarak dekat, yakni dengan bertatap muka antara penyembuh dengan pasien
  2. Proses pengobatan jarak jauh, yakni antara penyembuh dan pasien tidak bertemu secara langsung dan berada di lokasi yang berbeda

Proses pengobatan jarak dekat dapat dijelaskan secara berurutan sebagai berikut:

  1. pasien diperkenankan untuk duduk santai di ruang pengobatan,
  2. penyembuh bertanya kepada pasien mengenai identitas dan keluhan mengenai kondisi kesehatan,
  3. pasien menceritakan keluh kesah mengenai kondisi kesehatan yang dialaminya saat ini,
  4. pasien diminta untuk menulis identitas dan keluhan kesehatan pada sebuah buku sebagai dokumentasi penyembuh,
  5. pasien diminta untuk duduk di bangku panjang atau kursi plastik tanpa sandaran yang telah tersedia di ruang pengobatan guna memudahkan proses terapi,
  6. pasien kemudian diajak oleh penyembuh untuk bersama-sama berdoa dalam hati sesuai dengan keyakinan masing-masing, memohon kesembuhan,
  7. persiapan untuk terapi, di mana kondisi tubuh pasien harus dalam kondisi rileks, dan santai,
  8. penyembuh lalu melakukan proses terapi dengan menyalurkan energi yang dibutuhkan pasien dan membuang energi yang tidak dibutuhkan pasien melalui telapak tangan yang disentuhkan atau terkadang seperti gerakan memijit dengan sedikit menekan pada bagian tubuh pasien yang dirasa sakit.

Selain pada organ tubuh yang sakit, pemberian energi juga dilakukan pada bagian tubuh yang berkaitan dengan organ yang sakit tersebut. Pemberian energi dilakukan secara berulang-ulang dan waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu lama.

Pada saat proses terapi, penyembuh juga memberikan sugesti kepada pasien agar selalu mempunyai keinginan dan keyakinan untuk sembuh. Telapak tangan yang digunakan untuk memberikan energi tergantung pada penyembuh, karena kedua-duanya (kanan dan kiri) dapat digunakan untuk menyalurkan energi, akan tetapi bagi penyembuh lebih baik menyalurkan energi dengan menggunakan tangan kanan.

Pada saat terapi, penyembuh juga melakukan deteksi pada tubuh pasien mengenai keluhan yang dirasakan oleh pasien. Setelah dilakukan pendeteksian dengan dicocokkan dengan keluh kesah pasien, penyembuh menceritakan mengenai masalah kesehatan atau penyakit yang diderita pasien saat ini. Setelah dilakukan transfer energi, penyembuh bertanya kepada pasien bagaimana keadaannya. Terkadang untuk beberapa keluhan kesehatan, pasien diminta untuk mencoba menggerakkan anggota badan untuk mengetahui perubahannya dengan diberikan sugesti positif.

Apabila dirasa masih terdapat gangguan, penyembuh akan memberikan energi pada bagian yang dirasa sakit dan kemudian menanyakan kembali kepada pasien sekaligus pasien dimohon untuk mencoba menggerakkan anggota badan sekali lagi, apakah keluhan yang dirasakan sebelumnya berangsur membaik. Setelah dirasa ada perubahan terhadap kondisi tubuh, pasien dipersilahkan untuk rileks sejenak.

Penyembuh mengambil air mineral gelas yang telah disediakan oleh penyembuh dan memberikan doa untuk diberikan kesembuhan kepada orang yang bersangkutan sekaligus memberikan energi kepada air mineral tersebut.

Pasien diminta untuk kembali berobat sekitar 3-5 hari kemudian, karena setelah berobat sampai pada saat akan kembali berobat, penyembuh selalu memantau kondisi pasien, dan seringkali melakukan pengobatan jarak jauh (tanpa bertemu secara langsung) yang biasanya dilakukan pada malam hari.

Dalam proses pengobatan jarak jauh, hampir serupa dengan proses pengobatan jarak dekat, akan tetapi yang membedakannya adalah pasien dan penyembuh tidak bertemu secara langsung dan sekaligus berada di lokasi yang berbeda. Pengobatan jarak jauh ini dapat dilakukan ketika penyembuh saling berhubungan dengan pasien, dalam hal ini dapat melalui kontak telepon atau melalui foto pasien, di mana foto tersebut didapat dari keluarga pasien ketika datang ke penyembuh atau melalui media elektronik lainnya, yang disertai identitas serta kondisi/keluhan kesehatan pasien.

Penyembuh dan pasien terhubungkan dengan mengarahkan pikiran penyembuh kepada pasien, karena energi prana pada umumnya dapat diarahkan dengan mengikuti ke mana pikiran atau perhatian penyembuh tertuju (jika penyembuh memusatkan perhatian kepada pasien, maka ia dapat membuang energi penyakit atau yang tidak dibutuhkan pasien dan menyalurkan energi yang dibutuhkan).

Jika pasien dalam keadaan tidak mengetahui bahwa dirinya dalam proses pengobatan, maka penyembuh berusaha membuat pasien turut merasakan adanya energi yang masuk ke dalam tubuhnya terutama pada organ/bagian tubuh yang sakit dengan ditandainya rasa nyeri atau otot tertarik atau kondisi yang berangsur membaik.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga