Isi Lontar Siwa Banda Sakoti


Jangan sampai jauh, keluar penglihatan pikiran beliau sebagai tempat berhenti nafas yang disebut Nirbana-Siwa, Gaib penglihatan, dari Windu nada, kalau sudah lepas dari kesengsaraan tercapai keutamaanyang disebut pertengahan Siwa-Jati, beliau berwujud ingat dan lupa- walaupun meninggalkan keputusan Danta-Karana. Sebagai pemuka penglihatan 10, tetapi harus tahu ke-budha-annya yang disebut Purwa-Banda-Koti, bagi orang bijak disebut perhitungan seribu menjadi satu. Seratus sepuluh menyatu dengan diri disebut Ekatwa, sebagai keputusan Hyang Sanjiwani yang berstana pada alam sorga dan disebut Wibuh-Jati. Dari Paramacintia, berstana di sorga sebagai jiwa para dewa yang berwujud Hyang Wisnu maya pada badan.

Hyang Parwajati, berstana pada jantung warnanya maya bening sebenarnya Hyang Iswara yang berwujud Hyang Tunggal Wisesa berstana pada tengah hati, sebenarnya Hyang Brahma yang mengeluarkan rasa, pikiran dan lain-lain sebenarnya beliau Hyang Jagat Pramana, berstana pada dasar rongga badan, rupanya seperti Sawanggara, bercahaya bening, sebenarnya beliau Hyang Sambu, mengeluarkan rasa kotor, pikiran tidak menyimpang, sebenarnya Hyang Ananta-Wisesa, berstana pada tengah Sumsum, warna seperti manik spatika adalah Hyang Sadasiwa, untuk rasa senang, pikiran kekal dan lain-lain adalah Hyang Tutur-Jati, urat putih, ingat, lupa dan lain-lain adalah Hyang Siwa berwujud Tutur Langgeng, yang disebut Hyang Wisesa, kasa sebagai isinya disebut masih, yang Maha Padmajati sangat dirahasiakan jangan terpeleset pemberiannya Hyang Resi Wedangga dari pemberian beliau Hyang Brahma-Kandali.

ONG Saraswati Byo Namah.

Apabila telah tercapai semuanya, maka tidak perlu diupacarakan dan beliau disebut Parama-Wisesa, Paribrahma namanya tidak kuatir pada perbuatan baik-buuk, tidak terikat dengan harta benda, bebas dari dosa, sangat kekal maka disebut Hyang Siwaadnyana.

Untuk itu ingatkan tempat Batara Siwa. Dan setiap yang sakit tempat beliau disebut Parisarira, setiap Suhiati sunia tempatnya yang disebut badan halus, karena beliau diberi nama Pawiweragiadnyana, sebenarnya beliau Batara Parama Siwa yang berstana pada tattwa. Pada yang sepi pada pertengahan baik-buruk beliau disebut sunyi, tidak ada suka duka dalam dirim sehingga patut disembah dan pemikirannya oleh Sang Pendeta.

Kalau Hyang Saptongkara, nabi kredikanta, sapta dwara hrumandia, wunwunan, sika-padasa sebagai stananya, karena sudah lepas dari gunadi sukla Brahmacari dan sebagai Arjuna yang tonggal di Goa kesamiadnyanannya dipercayai yang sudah tidak berwujud yang disebut Anasraya, 7 bulan bertapa, selesai memuja kelebihannya kelihatan berdiri, semadi nganasraya caranya bersila, mencakup tangan, ibu jari tangan ketemu, tertuju pada hidung yang disebut patitis, beliau Hyang Suksma dilebur, dan kembali. Untuk yang mengucapkan Ongkara yang berada di ujung nad ongkara sebagai keterangan nafas, suara, pikiran Ongkara pranawa putus, karena sudah berwujud niskala. Hyang Pranawa menunggal dengan niskala, itulah Hyang Sada Siwa, pranawa manunggal dengan Hyang Parama Siwa disebut Pinda dan tidak ada lagi nafas, pikiran dan suara.

Beliau Hyang Siwa-Jati dapat suara yang dibagi-bagi yang memenuhi dunia, itu sebabnya Hyang Siwa-Jati, melahirkan Hyang Siwasuda, Siwa suda melahirkan Hyang Siwanirawara, Siwanirawara melahirkan Hyang Siwa Ratnaraya, Siwa Tarnaraya melahirkn Hyang Siwa Gotra, Siwa Gotra melahirkan Hyang Wisnumayajati, Wisnumayajati menyebabkan utama sebagai jalan menuju moksa.

Lagi kadarman, beliau yang diutamakan oleh pendeta yang mengetahui pada tattwa Adnyana, berstana pada pikiran, beliau sebenarnya Siwa, pikiran yang utama, itu sebenarnya yang diajarkan dan bicarakan pada Aji Guru, yang kadang kala terlihat dan tidak ada siluman Hyang Wisnunya sebagai bayangan Hyang Taya, tetapi memenuhi badan. Keutamaan Hyang Nilakaling sebagai empedu dunia, beliau sebagai persimpangan dari Hyang Wisnumaya, karena gelar niskala-sekala yang siebut bayu prakasa, itu ada dalam diri tetapi jangan lalai / ragu.

Yang disebut badan, asalnya pikiran pada bagian tengah kerongkongan, empedu, hati, jantung, itti bagian tengah siang-malam sebagai Siwa jalan Sang pendeta yang sudah mengetahui moksa-karana, karena beliau yang menuju pada anta-karana, sebagai asal semua yang di atas. Jalan kegelapan yang mampu menyusup ke empedu karena sewaktu-waktu terbuka, maka kelihatan dan berwujud sakti-wisesa jika tetap di bwah tembus pertiwi, natap ke atas tembus angkasa, sehingga tidak dapat ditafsirkan.
Yang disebut nada adalah ujung rambut antianta-Siwa, nadanya pada ubun-ubun disebut Antianta-Siwa-Sunia. Nadanya pada muka disebut Parama-Sunia-Siwa, nadanya pada ujung hidung disebut Parama-Sunia-Siwa.

Kemudian windu ada dalam kepala disebut Mahatinta-Suksma-Siwa, windu pada mata disebut Paramatianta-Suksma-Siwa, windu pada mulut disebut Antianta-Suksma-Siwa, windu pada leher disebut Parama-Sunia-Siwa, windu pada pantat disebut Suksma-Siwa, pada ujung rambut disebut Adi-Sunia-Siwa,pada selebar kepala luar disebut Siwa-Sunia, pada nada ujung rambut disebut Parama-Siwa.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Buku Terkait
Baca Juga