Jnana Tattwa, Dasar Semua Tattwa Siwa


Perbedaan Sanghyang Pramana dan Wisesa

  • Sanghyang Pramana lebih rendah dari pada Sanghyang Wisesa.
  • Sanghyang Pramana aktif dalam perbuatan baik atau buruk. Namun Sanghyang Wisesa tidak aktif, tidak berkata tanpa tujuan, tidak mengetahui akan baik dan buruk. Hanya tetap diam tenang, tak bergerak, tidak terguncang, tidak berjalan, tidak mengalir.
  • Atma itu berada di Turyapada, Jarapada, Suptapada.
  • Atma berada di Turyapada disebut Pramana Wisesa
  • Atma berada di Jarapada disebut Pramana
  • Atma berada si Suptapada disebut Wisesa. Yang menyebabkan Ahangkāra itu disebut Pramana ialah sebagai sarana untuk mengaku untuk menentukan sehingga atam itu mengalami sengsara atau Ātma itu menjelma berkali-kali. Ahangkāra itu ada tiga macamnya yaitu : tempatnya pada buddhi : ada buddhi sattwa, buddhi rajas, buddhi tamas. Itulah yang mengikuti apa yang diingini oleh Yoninya sebagai penjelmaannya. Yoni itulah yang menyebabkan kemoksan, sorga, demikian pula penjelmaan yang berulang-ulang.
  • Bila ada buddhi sattwa sangat menekankan kepada hakekat kebijaksanaan, mengamati baik-baik sastra, melaksanakan kesamyagjanan, maka kelahirannya Sanghyang Tripurusa. Kelahiran sattwa.
  • Bila buddhi sattwa sangat menekankan pada hakekat brata, tapa, yoga samadhi, maka pancarsi kelahiran sattwa yang demikian .
  • Bila buddhi sattwa menekankan pada hakekat puja, arcana, japa, mantra dan puji-pujian terhadap bhatara, maka saptarsi kelahiran sattwa yang demikian.
  • Bila buddhi satwa tidak mengindahkan baik dan buruk, namun kasih – sayang pada segala makhluk ; dewa rsi kelahiran sattwa yang demikian.
  • Apabila buddhi sattwa sangat menekankan pada hakekat dharma, kirti, yasa, kebijakan maka kelahiran dewa sattwa yang demikan.
  • Apabila buddhi sattwa, sangat menekankan pada hakekat keberanian, keperwiraan, ketangkasan, tidak memperdulikan bahaya, sangat rela ikhlas pada jiwanya, sombong hendak membunuh mengalahkan dirinya sendiri dengan kasih sayangnya, bhaktinya, tak bingung dalam berperilaku, hanya tenang pikirannya, pikirannya semata-mata jernih, bila akan melaksanakan ketetapan hatinya, keberaniannya, widhyadhara kelahiran sattwa yang demikian.
  • Apabila buddhi sattwa, sangat menekankan pada hakekat keindahan, ia senang mendengarkan bunyi-bunyian yang menyebabkan senangnya telinga, cinta pada tari-tarian, kidung, cinta bercengkrama, setiap yang indah menawan didatanginya, ia senang memandang bunga yang harum. Gandharwa kelahiran sattwa yang demikian. Adapun yang dijadikan dasar oleh para arif bijaksana untuk mencapai kemoksan oleh para rsi, dewarsi, saptarsi, terutama oleh sanghyang Tripurusa ialah, buddhi sattwa yang kenista, madhyama, uttama.
Buddhi Rajas
  • Ada buddhi rajas, diberi kata-kata yang tak layak, menjadi marahlah ia, maka tak mampu menahan, tidak keluar dalam penampilannya, karena sesungguhnya ada orang lain. Maka itu ia diam saja menahan dirinya. Karena sesak hatinya maka mengalir keluar dalam wujud tangis. Jika demikian kelahirannya Denawa rajas yang demikian.
  • Ada buddhi rajas, diberi kata yang tak baik menjadi marah, tetapi ia tidak tinggal diam, seketika ia menjauh dan berkata, katanya : “paling hebatlah padaku, ia kira aku orang penakut, hanya karena enggan untuk bertengkar karena aku sayang akan kebaikanku. Itulah kelahiran Daitya rajas yang demikian.
  • Ada buddhi rajas diberi kata-kata yang tidak baik, menjadi marah gemetar badannya, seketika ia menyerang, lancang. Kata-katanya : lancang tangan, lancang kaki, menjerit, meraung, berkata seenaknya saja, Raksasa kelahiran rajas yang demikian. Dewa kris pencabut nyawa adalah Raksasa. Daitya menjadi dewanya keris yang menjadi senjata seorang petani. Danawa adalah dewanya keris yang menjadi senjata seorang pendeta.
Buddhi Tamas
  • Tidak resah pada apa yang dimakan, ia merasa kenyang dengan secabik sayur, sekepal nasi, seteguk air, seteguk tuak, puaslah hatinya. Itulah kelahiran Bhutayaksa tamas yang demikian.
  • Bhutayaksa tempat tinggalnya di desa sebagai dewanya logam, tinggal pada lingga pratima, arca pujaan.
  • Bila ada buddhi tamas, memilih apa yang di makan, bukan emas yang diinginkannya yaitu yang paling tidak ditolaknya, apa saja yang gemerlapan tidak diingininya. Tidak masuk dihatinya, namun bila ia menemukan makanan, sejuklah hatinya. Kelahiran Bhuta dengen tamas yang demikian. Bhuta dengen tempat tinggalnya di wanglu, sebagai dewanya kayu banaspati (beringin).
  • Bila buddhi tamas, sama saja apa yang dimakan, tidak memilih apa yang diingininya, semua daging yang dipandang orang haram dimakannya saja, asalkan membuat kenyang, katanya, kelahiran bhutakala tamas yang demikian. Bhutakala tamas tempat tinggal di kuburan, perbatasan pemakaman, simpang empat.
  • Bila ada buddhi tamas, mau saja ia makan yang tidak enak yang menyebabkan ia kemudian gelisah resah, ke barat ke timur, tidak mengenal letih, kemudian sadarlah ia tertipu barang orang, yang menyebabkan ia menjadi manggul dan lesu namun masih tergila-gila. Dipasang juga telinganya, bila mendengar ada makanan kelahiran Bhutapisaca tamas yang demikian. Bhutapisaca tamas tempat tinggalnya di angkasa, berjalan-jalan, tidak bergerak (sasabawuh).
  • Bertemunya Bhutayaksa dengan dewarsi, saptarsi, pancarsi, tripurusa terang bercahaya buddhi itu, itulah atma mencapai Kamoksaan. Adapun bhuta dengan hanya daitya bertemu dengan daitya, wedyadhara, dewata, terang bercahaya besar buddhi itu, itulah yang menyebabkan atma mencapai sorga. Bhutakala bertemu dengan raksasa, gandharwa, terang bercahaya buddhi itu, itulah yang menyebabkan lahirnya sebagai manusia. Bhutapisaca bertemu dengan raksasa, terang bercahaya buddhi itu, itulah menyebabkan atma itu jatuh ke Neraka. Bhutapisaca, terang bercahaya besar buddhi itu, maka atma menjelma sebagai Binatang. Tripurusa ialah Bhatara Brahma, Wisnu, Iswara, bila ia kurang hati-hati, kurang yoga, pancarsi jadinya.
  • Pancarsi kurang yoga Sapta rsi jadinya
  • Saptarsi kurang yoga Dewa rsi jadinya
  • Dewarsi kurang yoga Dewata jadinya
  • Dewata kurang yoga Widyadhara jadinya
  • Widyadhara kurang yoga Gandharwa jadinya
  • Gandharwa kurang yoga Danawa jadinya
  • Danawa kurang yoga Daitya jadinya
  • Daitya kurang yoga Raksasa jadinya
  • Raksasa kurang yoga Bhuta Dengen jadinya
  • Bhuta Dengen kurang yoga bhuta kala jadinya
  • Bhuta kala kurang yoga Bhutapisaca jadinya
  • Bhutapisaca kurang yoga Manusia jadinya
  • Manusia kurang yoga menjadi binatang

Lima Binatang

  • Pasu (binatang) yang lahir di desa.
  • Mrga ialah binatang yang lahir di hutan
  • Paksi ialah segala yang terbang
  • Mina ialah yang lahir di air
  • Pipilika ialah nama binatang yang berjalan-jalan dengan dadanya.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga