Mitologi Palinggih Multikultur di Pura Gambur Anglayang


Palinggih Ratu Bagus Sundawan

Kelompok Palinggih multikultur dengan cerita mitos berikutnya, adalah Palinggih Ratu Bagus Sundawan. Konon, latar belakang dari pendirian Palinggih ini juga merupakan salah satu ungkapan rasa terimakasih dari kelompok pedagang yang menjadi awak kapal. Kelompok pedagang tersebut merupakan penganut agama Kristen yang datang dari daerah Sunda, Jawa Barat. Tidak jauh berbeda dengan pedagang lainnya, maka tujuan utama dari kelompok pedagang asal Sunda ini adalah untuk menawarkan produk khas Sunda, sembari mencari berbagai jenis bahan baku dan kebutuhan pangan lainnya.

Tanah Sunda sebagai daerah asal dari pedagang beragama Kristen ini, dijadikan sebagai dasar penamaan terhadap Palinggih Ratu Bagus Sundawan. Hal itu, dapat disimak dari pemakaian akar kata “Sunda”, yang terdapat pada kesatuan kata “Sunda-wan”. Hingga saat ini, istilah Ratu Agung Sundawan, juga masih eksis diketahui oleh masyarakat yang menganut faham Kristiani, baik yang berasal dai wilayah Sunda Jawa Barat, maupun beberapa umat Kristen yeng menetap di Bali.

Pada bagian Parba Palinggih terdapat sebuah ukiran yang secara sepintas memiliki kemiripan dengan wujud atau naunsa Bunda Maria, sebagai salah satu simbolistik agama dari agama Kristen.
Mitologi Palinggih Ratu Bagus Sundawan, dipegang erat baik oleh Krama Desa Tajun atau Punduh Tajun (penyungsung khusus Palinggih), Krama Panyungsung di Pura Gambur Anglayang, begitu juga masyarakat dari etnis Sunda dan agama Kriten lainnya.

Umat Kristen tetap datang untuk melakukan persembahyangan di Pelinggih Ratu Bagus Sundawan. Meskipun tidak dapat hadir pada setiap pelaksanaan Piodalan, akan tetapi ketika ada kesempatan untuk ikut bersembahyang, mereka datang dengan jumlah yang cukup banyak.


Sumber
Palinggih Multikultur di di Pura Gambur Anglayang

I Made Adi Surya Pradnya



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga