Mitologi Palinggih Multikultur di Pura Gambur Anglayang


Palinggih Ratu Agung Melayu

Palinggih yang di Sungsung oleh Warga Arya Kenceng ini, tetap eksis menjadi salah satu simbolisme multikultur. Konon Palinggih ini adalah ucapan rasa terimakasih datang dari kelompok dagang yang notabene terdiri dari ras Melayu. Kelompok ini juga menjadi salah satu komunitas dagang, yang menumpang pada awak kapal yang mengalami kebocoran. Selain tertuju pada menjual prodak dagang yang ditawarkan, maka dikatakan pula bahwa ras melayu ini memiliki tujuan pokok untuk membeli bahan pangan yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar. 

Palinggih Ratu Agung Melayu diletakan sebuah patung manusia, yang mengenakan seragam keprajuritan lengkap dengan topi dan senjata api. Umat mempercayai bahwa, Palinggih maupun patung tersebut merupakan perwujudan simbolis dari pedagang etnik Melayu, yang ikut serta dalam kapal dagang yang mengalami kebocoran.

Salah satu pesan penting yang termuat dalam mitos Ratu Agung Melayu adalah tentang keberadaan Pajenengan Agung. Berdasarkan mitos yang diterima masyarakat, dikatakan bahwa pusaka suci ini merupakan suatu bentuk Pengrajeg Karya yang memiliki fungsi sebagai penjaga atau pelindung. Pusaka suci ini, juga harus selalu diletakan di Palinggih Ratu Agung Melayu ketika berlangsungnya Pujawali di Pura Gambur Anglayang. Pajenengan Agung itu sendiri, dianggap sebagai benda sakral dengan kekuatan supranatural, yang mempu berkontribusi untuk menata kebertahanan dan keamanan ritualisme.


Sumber
Palinggih Multikultur di di Pura Gambur Anglayang

I Made Adi Surya Pradnya



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga