1. Adas
Kandungan kimia
Buah adas mengandung limonen, minyak lemak, stigmasterol, kamfena, limonen, arginin, umbeliferona, gula, saponin, flavonoid, polifenol, anetol, fenkon, pinen, dipenten, felandren, metilkavikol, anisaldehid dan asam anisat,limonen, estragol, terpinen, senyawa kumarin berupa bergapten dan xantotoksin, ß-sitosterol, a-amirin, asam klorogenat, dan kuersetin-3-O-ßglukoronida.
Kegunaan Secara Empiris dalam Usada
Adas digunakan untuk mengobati penis yang keluar nanah.
Cara Penggunaan
Untuk mengobati penis yang keluar nanah, daun pancarsona, daun bungli, adas, air tebu hitam, kemudian dipipis untuk dibedak.
Efek Farmakologi Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat Pada Usada Rukmini Tatwa.
Belum ditemukan kajian ilmiah mengenai efek farmakologi yang terdapat dalam Usada Rukmini Tatwa.
Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
- Antibakteri. Minyak atsiri biji dan batang adas (masing-masing dengan konsentrasi 40 dan 80 mg/L dalam nikotinamid) secara in vitro dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif (Escherichia coli, Serratia marcesence, Klebsiella pneumonia) dan gram positif(Staphylococcus aureus). Minyak atsiri ini memiliki aktivitas antibakteri paling maksimal terhadap Serratia marcesence.
- Antiulcer. Pada penelitian yang dilakukan pada tikus Sprague Dawley yang sebelumnya telah diinduksi dengan etanol, diketahui bahwa pemberian ektrak kering bagian aerial adas memiliki efek sebagai antiulcer paling maksimal pada dosis oral sebesar 300 mg/kg bb. Efek penghambatan luka dalam lambung dari ekstrak pada dosis ini cukup tinggi yaitu 68,2%, melebihi efek dari famotidin (dosis 20 mg/kg bb) yang hanya sebesar 34%. Mekanisme adalah dengan menurunkan peroksidasi lipid dan meningkatkan antioksidan nonenzimatik sehingga dapat meringankan luka lambung yang diinduksi etanol. Kamampuan ini kemungkinan disebabkan oleh anetol.
- Kontrasepsi alami. Penelitian buah adas sebagai kontrasepsi alami dilakukan pada tikus betina putih yang diberikan infus buah adas secara per oral (dosis infus setara dengan serbuk 73 mg/100 g bb) kemudian dikawinkan dengan tikus jantan. Dari hasil otopsi tikus betina pada hari ke-19 setelah dikawinkan menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase kehamilan.
- Hepatoprotektor. Pada penelitian yang dilakukan pada tikus Sprague Dawley jantan yang diinduksi dengan karbon tetraklorida diketahui bahwa minyak atsiri biji adas memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor pada dosis 0,3 ml/kg bb yang diberikan secara intraperitoneal sebanyak tiga kali seminggu selama tujuh minggu. Kandungan kimia d-limonen dan ß-mirsen pada biji adas dapat mempengaruhi fungsi dari hati. ß-mirsen dapat meningkatkan kadar dari apoprotein CYP2B1 dan CYP2B2 yang merupakan subtipe dari P450, dimana P450 merupakan enzim yang dapat mengkatalisis metabolisme oksidatif dari bahan kimia eksogen seperti obat-obatan, bahan yang bersifat karsinogen dan senyawasenyawa endogen seperti steroid dan prostaglandin. Sedangkan d-limonen dapat meningkatkan konsentrasi glutathione (GSH) yang merupakan antioksidan nonenzimatik pada hati.
- Antispasmodik. Pada penelitian klinis yang dilakukan pada wanita dengan umur 17-25 dan belum menikah, diketahui bahwa minyak atsiri biji adas dengan dosis 2% v/v mempunyai efikasi terhadap penurunan rasa nyeri sebesar 67,4%. Ini sebanding dengan pemberian obat NSAID (Nonsteroidal anti-inflammatory drugs) yang biasa digunakan untuk terapi nyeri. Rasa sakit yang terjadi pada saat haid terjadi karena hiperkontraktilitas dari otot uterin Minyak atsiri biji adas dapat menurunkan motilitas uterin yang diinduksi oleh oksitosin dan prostaglandin sehingga dapat menghilangkan nyeri pada saat haid.
- Antidiabetes. Pada penelitian yang dilakukan pada tikus albino diabetes yang diinduksi dengan aloksan, diketahui bahwa ekstrak air biji adas memiliki aktivitas sebagai antidiabetes pada dosis oral sebesar 300 mg/kg bb dengan mekanisme melindungi pankreas dari bahaya radikal bebas yang disebabkan oleh aloksan.