Bahan Obat-Obatan Untuk Penyembuhan Dalam Usada Bali


3. Uluhati merasa sakit

Apabila di uluhati merasa sakit dan pusar merasa seperti terputus-putus, serta magilohan, penyakit ini juga disebut Ti­JBb wangyu/ung. Adapun sarana pengobatannya, yaitu : kotoran subatah, injin 21 biji, bawang putih, air idu yang ber­warna merah dan jeruk, kemudian tutup pusarnya.
Disamping itu harus sembur ulu-hatinya dengan kulit pohon sentul, daun awar-awar (Latin: Ficus leucantatoma Peir), sentok,. lempoyang, cekur, tampar wantu, ketumbar. krawat, jerangau dan lada 3 biji.

4. Seluruh tubuh merasa meluwang dan merasa tiada bertenaga.

Penyakit ini juga disebut Tiwang Jejaringan. Adapun sarana pengobatannya, yaitu: kulit pohon pulai, daun kangkang yuyu, dicampur daun batik adap, kulit pohon wangkal (Latin: Albia prozzia Bonth), ketumbar, muat dan ginten hitam. Itu kesemuanya adalah alat untuk membedaki si penderita. Sedangkan untuk obat minumnya ialah daun pohon miana (Latin: Celcus scutellarioi dos Bonth) kunyit warangan, ari pohon derdaru masab, dicampur dengan beberapa tetes air limau dan minyak kelapa (lengis tanusan).

5. Seluruh tubuh terasa kaku dan tidak dapat berbalik

Penyakit ini juga disebut Tiwang Garba. Sarana pengo­batannya, buatkanlah bedak dengan kayu menumpang, daun benanga, altar lempoyang, ubi pohon balcung padi pulut gajih, bawang putih. Sedangkan untuk obat minurrmya, ialah ujung daun tenggulun 3 helai, daun dari kapas tawun, bawang dan adas pedas.

6. Perut bengkak hingga tiada dapat digerakkan

Adapun serana pengobatan bagi orang yang menderita penyakit di perut hingga membengkak dan jangkeh yaitu: kunyit warangan bawang putih, jerangau, asam yang telah lama dalam penyimpanan,daun. sunti 1 helai, disertai dengan rajah Badawang, lalu sembur dengan daun sunti, kemudian tampel penyakit si penderita tersebut.

7. Perut kembung hingga tidak dapat ber­gerak, dan gelisah

Penyakit ini juga disebut Tuju Ubel-ubel. Serana pengobatannya, ialah: kapanggian guru, kerikan kelapa gading yang telah dibakar, bawang, adas pedas. Kesemuanya bahan-bahan tersebut dihancurkan (ulig) kemudian terapkan pengobatannya kepada si sakit. Ada pula cara yang lain yaitu: kulit pohon dapdap tis, (Latin: Erythrina eno diphyla Hasak), dan kotoran yang melekat pada cabang atau pohonnya (Lublub), bawang, adas pedas, garam yang telah ber­campur arang, lalu pergunakan untuk mengobatinya.

8. Babayon ( memulihkan tenaga)

Matram babayon: “Bayu teka prarnana manjing Sanghyang Ayu, angadog Sanghyang Taya, cog Hyang Dewa asih, manusa asih angulihaken atmane si anu, mulih amo­peking sarwa sandine si anu, rnulih sarwa buku, mulih pepek pagoh, langgeng tunggeng enjeg Hyang teka manusa sih, Dewa sih, rnalih urip waras 3x “.
Sedangkan serananya, mesui (Latin: Mawia orarnatica Becc), engkahin tiga kali ubun-ubun kepalanya.

9. Nafas Sesak dan Batuk Berkepanjangan

Penyakit yang disebut penyakit napas sesak (dekah) dan batuk yang berkepanjangan (ngelkel), berikanlah minum obat yang dibuat dari kulit akar kemuning, kulit akar basa-basa, kulit akar pohon tektek, kunyit warangan (Latin: Curcumalonga L) yang bagian paling di tengah sebanyak 6 iris, musi, babeleng masing-masing 11 biji, 3 helai kapkap buhung, garam, asam. Setelah ditumbuk, zat-zat airnya dipanaskan dengan sebuah celebingkah yang telah dimasukkan ke dalam bara.

Semburlah pangkal lehernya dan pertengahan dadanya dengan daun sirih yang telah tua, ketumbar, musi, babeleng, untong kunir, lampoyang dan krawas.
Juga pertengahan dari pundaknya semburlah dengan kulit pohon kelor mungi disertai cekur , lempoyang, kunir, banglai, babelong, tampar hantu, pala dan sintok.

Sedangkan hulu hatinya semburlah dengan kulit pohon kelor, pala, sintok, masuwi (Latin: Mawia oramatica Becc), tampar hantu, cekur, banglai, lempoyang, campur garam dan daun limau kasturi.

Apabila si sakit tiada sembuh penyakitnya, berikanlah minum obat yang dibuat dari bilak, belingbing besi, keduanya beserta kulit pohonnya, serta dicampur dengan pulai, bangiang, limau, ketiga-tiganya secukupnya, konci, kunir beserta induknya (Bali: Inania), keduanya masing-masing 5 iris, untong isen kapur 3 potong, musi, b􀀏bolong;, masing­masing 7 biji, bawang putih, jerangau yang diambil pertengah­an. Kemudian setelah dihancurkan (Bali: Mecakcak) bangketo diisi air limau yang diperas, .garam yang bercampur dengan arang (Bali: uyah areng) lalu dadah selama aluwaban. Disertai juga menyembur dadanya dengan daun jajar tanah, daun pohon jambu ayer hutan, bawang dan beras. Perlu juga sembur hulu hatinya dengan limau kasturi secukupnya, banglai, sintok, pala, ujung dari ·pohon tenggulun, musi dan babolong.

Matram obat untuk sakit napas sesak : “OM AM UM MAM OM OM MAM, getih putih mati, ajur dadi upas putih, lebur punah 3, OM AM getih abang mati, lebur ajur dadi getih abang, lebur punah 3, OM OM getih kuning mati, ajur dadi upas kuning, lebur punah, 3. OM. OM getih ireng mati, ajur dadi upas ireng, lebur punah, 3. OM. OM getih amanca warna mati, ajur dadi upas amanca warna, lebur punah, 3. OM getih putih mapupul urip warna 3, getih abang mapupul urip waras 3, getih kuning ma­pupul urip waras 3, getih ireng mapupul urip waras 3, getih amanca warna mapupul urip waras 3. OM getih rakta, getih jingga, getih ijo, getih dadu, getih biru, pada ajur, pada madadi luju, pada lebur, pada pugpug, pada punah, 3, aja kita mangan ring kulit ring daging, aja kita mangan ring otot ring balung, di sumsum, di jero wotonge si anu.., aja kita mangan ring jajeron kabeh, aku amugpug punah kita kabeh, punah kita campah lesu, 3, waras si anu.. waras 3, kedep sidi mandi mantran­ku”.

10. Napas sesak. batuk hingga mengeluarkan darah

Apabila menderita sakit asma batuk hingga mengeluar­kan darah serta dada dibagian dalam secara gatal, penyakit ini juga disebut Tiwang Banyu Kasilawo, bertikanlah obat minum yang dibuat dari lengkuas makihkih, garam manyahnyah masing masing satu jumput, cuka madadah, bejek dan disaring. Selan­jutnya berikanlah minum kepada si sakit dengan berdikit-dikit.

Untuk menyembur pertengahan pundak dibagian da­ging duminin yaitu, induk kunir dicampur dengan ina kunci, lempoyang, cekur, ketumbar, muat, sintok, masuwi, pala dan krawan. Sembur untuk dadanya ialah; kunir matambus, di­campur dengan ketumbar, musi, krawas dan kemenyan. Sedangkan sembar untuk hulu hatinya yaitu: kulit pohon limau kasturi, banglai, pala, sintok dan lada.

11. Sakit Cekehan

Adapun sarana untuk pengobatan sakit cekehan, yaitu: daun pohon kemuning, temu tis, sembung gantung. Cara pengo­batannya bertahap dan disertai mantram yang isinya sebagai berikut: “Akasa, meda Sanghyang Widiadari, kedep anjenengin sedahan tamba, Sanghyang Gana anambanin, lah waras, 3, waneh lengakena“.

Sarana obat sakit cekehan, yaitu, arak, darah ikan, akar pohon baru, akar kasinen (Latin: Ehrotia), ginten, klabet.
Serana obat sakit cekehan, yaitu miana, (Latin: scutal­larici des bonth) yang berwama hitam, adas pedas, ginthen, bawang merah.

12. Sakit pinggang dan sakit dipangkal paha

Apabila mentlerita sakit pinggang, sakit dibagian pangkal paha dan dirayapi rasa semutan, serta tiada lancar mengeluarkan air kencing dan merasa panas. Penyakit ini disebut Tiwang Ampiaean-Brahma. Adapun obat yang untuk diminum­nya, ialah: lidah kucing, ujung dengan tis (Latin: Erythrina hypaphorus Boorl), bawang tambus, adas pedas dan beras.

Sedangkan ampasnya pergunakanlah menyembur diba­gian yang dideritanya. Apabila tiada sembuh penyakitnya, beri­kanlah obat minum yang dibuat dari: daun kayu menumpang, bawang disertai garam, lalu ampasnya pergunakan untuk sembur.

13. Kaku dan panas di seluruh pinggang

Apabila menderita penyakit panas kaku diseluruh ping­gang, dan seperti disengat-sengat rasanya, penyakit ini disebut Tiwang Teledu. Adapun obat yang harus diminumnya yaitu: buah delima yang masih terdapat bunganya dibagian pangkal buahnya, bawang tembus. adas pedas, empalas hari, dan ketum­bar sebanyak 3 biji. Setelah mecekcak, peras untuk mendapat­kan bangkete. kemudian ditetesi dengan air yang telah men­didih, sedangkan ampasnya ulig, pergunakan untuk mengurangi si sakit.

14. Panas di bagian pinggang dan bengkak di pangkal paha

Jika merasa panas di bagian pinggang dan bengkak di pangkal paha, serta gaduh-gaduh, penyakit ini disebut atau di­namakan Tiwang Ketunggeng. Sem burlah di bagian yang beng­kak dengan lengkowas yang te]ah metambus dengan bawang, dicampur dengan beras. Sedangkan untuk urapnya yaitu: ubi pohon botor, bawang yang telah metambus, kemudian ulig dan harus dicampur dengan tanah yang diambil dari bawah kekocor.
Apabila pinggang merasa kaku, bengkak di pangkal paha, seperti ada sesuatu yang merayapidan babiunan, penyakit ini disebut Tiwang Empas. Adapun obat yang diminum ialah paya puh, secukupnya, kunyit warangan, ketumbar, musi, air limau, garam yang telah bercampur arang. Untuk obat menyembur di bagian yang membengkak yaitu: cekur, lempo­yang, ketumbar dicampur dengan garam.

15. Sakit kepala suling dan bingung

Jika menderita sakit kepala, pandangan mata sunglong­sunglong, bingung, serta tiada dapat makan minum dan tiada kuasa untuk berjalan, penyakit ini disebut Tiwang Bakuke. Untuk mengobati penyakit tersebut di atas, perlu hidungnya tutuh dengan air limau yang ditaburi lada lalu diperas dan di­saring. Kemudian, air yang dihasilkan dari pemerasan tersebut (setelah jemih) pergunakanlah menutuh hidung si sakit.
Tutuh untuk matanya, ialah: daun kelor, bawang, ga­ram akupak. Sedangkan kepalanya suksuk dengan asaban kayu derdaru, dicampur dengan air limau, kemudian pijat sehingga di bagian belakang telinga. Sedangkan untuk bedaknya dibuat dari serba bahan-bahan yang mempunyai kegunaan rasa hangat/ panas.

16. Sakit kepala, pusing dan sering mengeluarkan kata-kata di luar kesadaran

Apabila menderita sakit kepala, pusing, serta sering mengeluarkan kata-kata di luar kesadaran dan hidungnya selalu mengeluarkan air, penyakit ini disebut Tiwang Cracapan. Adapun untuk tutuh hidungnya, yaitu: lengkuwas, banglai, lempo­yang, isi dari sebutir pala, bunga lawang, lada, musi, bawang putih. Kesemuanya bahan-bahan tersebut ditumbuk dengan men­campuri cuka, kemudian diperas dan disaring. Air hasil perasan itu (bagian yang jernih) pergunakanlah untuk putuh hidung si penderita. Sedangkan ampasnya ulig, untuk bedak, dengan mencampuri air limau.

Selanjutnya..


Sumber:
Terjemahan dan Kajian Usada
I. Gst. Bgs. Sudiasta & I Ketut Suwidja

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 1991/ 1992



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga