Jenis-Jenis Upacara Mecaru dalam Bhuta Yadnya


11. Caru REsi Ghana

Caru ini berfungsi sebagai penyucian tanah pekarangan yang angker dan panas. Bila ada orang mati di tanah pekarangan itu, karena salah pati, diamuk orang, disambar petir, yang menyebabkan orang yang punya rumah mendapatkan bahaya dalam hidupnya.

Patut dipahami terlebih dulu bahwa Rsi Gana itu bukanlah caru, melainkan suatu bentuk pemujaan kepada Gana Pati (Penguasa/Pemimpin para Gana) sebagai Vignesvara (raja atas halangan). Upacara ini diselenggarakan dengan tujuan supaya manusia terhindar dari berbagai halangan.

Namun dalam penyelenggaraan upacara Rsi Gana memang tidak pernah terlepas dari penggunaan caru sebagai landasan upacaranya, sehingga seolah-olah Rsi Gana itu sama dengan caru ~ kebanyakan orang menyebut dengan istilah caru Rsi Gana.

Upacara Rsi Gana bisa diikuti berbagai macam caru. Adapun jenis caru yang mengikuti upacara Rsi Gana ini tergantung tingkatan Rsi Gana bersangkutan.

  • Rsi Gana Alit diikuti dengan caru ekasata yang lazim dikenal dengan sebutan ayam abrumbunan (seekor ayam dengan bulu lima jenis warna).
  • Rsi Gana Madya diikuti dengan caru pancasata (lima ekor ayam dengan bulu berbeda).
  • Rsi Gana Agung diikuti dengan caru pancakelud ditambah seekor bebek putih, menggunakan seekor kambing sebagai dasar kurban caru.

Jadi, pelaksanaan upacara Rsi Gana adalah bertujuan untuk memuja Dewa Gana Pati atau Ganesa yang merupakan Dewa Penguasa para Gana atau para abdi Dewi Durga, Dewa Siwa, dan Gana Pati sendiri.

Untuk Caru di halaman rumah; ayam berumbum/berbulu lima warna, kulitnya digantung dan dialasi kelabang berekor/sejenis anyaman dari daun kelapa, dagingnya diolah menurut urip dari lima warna, yang berwarna putih di Timur, urabnya berwarna merah putih, sate lambat asem 5 biji, dijadikan 5 bayuh. Di Selatan ayam biying berbulu kemerah-merahan, urabnya merah putih, sate lambat asem 9 biji, calon 9 biji, dijadikan 9 bayuh. Di Barat ayam putih siyungan urabnya putih merah, sesate lambat asem 7 biji, calon 7 biji, menjadi 7 bayuh, di Utara ayam hitam, urabnya merah putih, sate lambat asem 4 biji, calon 4 biji, menjadi 4 bayuh. Yang di tengah ayam berumbun, urabnya merah putih, sate lambat asem 8 biji, calon 8 biji menjadi 8 bayuh.

 

 12. caru penolak merana /penyakit tumbuhan dan manusia

Upakara caru di halaman dengan memakai ayam lima warna, kulitnya untuk layang-layang ditempatkan pada sangkwi berekor, dagingnya diolah ngider buana; untuk ayam putih dagingnya diolah menjadi lima bayuh, masing-masing berisi urab merah putih, sesate lambat asem 5 biji, calon 5 biji, letaknya di arah Timur. Untuk ayam siyungan dagingnya diolah menjadi sembilan bayuh, masing-masing berisi urab merah putih, sate lambat asem 9 biji, calon 9 biji, diletakkan diarah Selatan. Untuk ayam putih siyungan/putih kekuningkuningan dagingnya diolah menjadi 7 bayuh, masing-masing

berisi urab merah putih, sesate lambat asem 7 biji, calon 7 biji diletakkan di arah Barat. Untuk ayam hitam dagingnya diolah menjadi 4 bayuh, masing-masing berisi urab merah putih, sesate lambat asem 4 biji, calon 4 biji dan diletakkan diarah utara. Ayam berumbun dagingnya diolah menjadi 8 bayuh masing-masing berisi 8 biji sesate lambat asem, calon 8 biji tempatkan diarah tengah. Semua dari upacara itu diletakkan atau dialas dengan sangkwi. Bahan carunya anjing bang bungkem yang belum berumur dewasa, kulitnya digantung dipakai layang-layang, dagingnya diolah ditempatkan pada sangkwi yang berekor, olahannya adalah urab merah putih, sesate lambat asem 33 biji, dijadikan 3 karangan/kelompok, calonnya sesuai dengan urip arah mata angin, disertai kekapuhan takep-takepan. Nasi punjungnya putih, merah, kuning, hitam dan berumbun, dilengkapi dengan pras pengambyan tulung sesayut, tumpeng sesuai dengan arah mata angin.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Buku Terkait
Baca Juga