- 1Mengenal Konsep Dasar Kanda Pat / Catur Sanak
- 1.11. Konsep Kanda Pat Bhuta
- 1.2 2. Konsep Kanda Pat Manusa
- 1.3 3. Konsep Kanda Pat Dewa
- 2Kanda Pat di alam semesta dan pada tubuh manusia
- 2.3.1Angrangsukin Kanda Pat Dewa Bhuana Agung dalam Bhuana Alit
- 3Cara Menggunaan Mantra Rahasia Kanda Pat
- 4Ajaran Kanda Pat Sari
- 4.11. Anggapati
- 4.22. Mrajapati
- 4.33. Banaspati
- 4.44. Banaspati Raja
- 4.55. Bhuta Dengen
- 5Banten dan Tatacara Upacara Kandapat
- 5.5.1.1Mantra pemujaannya
- 5.5.1.2Mantra permohonan
- 5.5.1.3BANTEN / UPAKARA
- 5.5.1.4TATA CARA
- 6ciri-ciri kalau telah menyatu
- 7Kanda Pat Bhuta dalam Lontar Catur Sanak
- 7.1Tentang Keberadaan Kandapat Bhuta
- 7.2Katatwan Kanda Pat Bhuta
- 7.1Tata Cara Penggunaan Kanda Pat Bhuta (Pangregep)
- 7.1Kawisesan (Kesaktian) Kanda Pat Bhuta
- 8Suksmaning (Inti Ajaran) Kanda Pat
- 8.1.1.1Suksman sang hyang panca mahabuta
- 8.1.1.2Mapinunas ring catur sanak
- 8.1.1.3Suksman sanak manusa
- 8.1.1.4SUKSMAN SANG HYANG PANCA DEWATA
- 9Kupasan Lontar Kanda Pat - Catur Sanak
- 10Ajaran Rahasia Kanda Pat Rare
- 10.1.1Terbentuknya Bayi
- 10.1.2Para Dewa dan Resi dalam Pembentukan Bayi
- 10.1.3Panca Mahabutha yang membentuk bayi
- 10.1.4Panca tanmatra yang membentuk bayi
- 10.1.5Umur Manik Dalam Kandungan
Ajaran Kanda Pat Sari
Inilah ajarannya Kanda Pat Sari; Kanda = tutur = petuah = cerita = tetingkah = kesaktian = kesidian = kewisesan. Pat = empat Sari = utama jadi, Kanda Pat Sari berarti empat macam ajaran yang utama tentang ilmu kesaktian, kesidian dan kewisesan.
Pada waktu kita lahir ke dunia ini, pada saat yg sama lahir pula Sanghyang Panca Mahabutha, yang lahir bersama-sama dengan Sanghyang Tiga Sakti. Beliaulah Sanghyang Tiga Sakti amor ring Buwana Agung, kemudian dipuja oleh semua mahkluk hidup di dunia. Beliau di puja di Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem.
Sedangkan Sanghyang Panca Mahabutha menjadi pepatih di segala penjuru dunia. Sebagai pemelihara dunia. Dan semuanya mahasakti tidak terhingga. Bila di puja, diyakini dan diresapi, maka Beliau dapat ngrangsuk ke dalam badan. Dapat memberikan jalan menuju kebijaksanaan, kewibawaan, kesaktian, kesidian, kawisesan dan kemulyaan.
Inilah adanya Kanda Pat / catur sanak.
1. Anggapati
Yang Paling Tua berwujud Yeh Nyom, yang disebut Anggapati. Yang menjadi patih di pura ulun suwi bernama I Ratu Ngurah Tangkeb Langit, yang diikuti oleh Sang Bhuta Swadnya, Sang Bhuta Swasti, Sang Bhuta Tenggara, Beliau sbg dewanya sawah, gunung, sebagai pemelihara dunia dan dipekarangan Beliau berstana di tugu (yg bertempat di barat laut) sebagai dewanya segala hewan, bila di dalam badan beliau berstana di Kulit yg disebut Segare Tan Patepi dengan aksaranya “Sang” , berwujud Amerta Sanjiwani, rembesannya keluar dalam bentuk keringat. Faedahnya adalah untuk membasmi segala penderitaan, pada badan termasuk penyakit yang berat maupun penyakit yang ringan. Demikian pula apabila mendapat penderitaan karena melakukan sumpah Cor, dapatlah diampuni, penjelmaan beliau adalah berbentuk langit yg cemerlang, menjadi damuh (air gerimis yg jatuh dari langit pada dini hari) demikianlah saktinya I Ratu Ngurah Tangkeb Langit.
Sesaji/ bantennya :
Ketipat dampulan matenggek, taluh bokasem, segehan kepelan putih me be bawang jahe.
2. Mrajapati
Yang paling Wayanan ( yg lahir ke 2 ) berwujud Darah, yang bernama Mrajapati. Kemudian menjadi patih di pura Sada. Kemudian beliau bergelar I Ratu Wayan Tebeng, diikuti oleh Sang Bhuta Usadi, Sang Bhuta Keli. Beliau sebagai Dewatanya hutan, gunung, jalan, pintu keluarnya rumah (lebuh), pohon kayu, segala tumbuh-tumbuhan. Dalam badan beliau berstana di dalam Darah. Sebagai Amerta Kamandalu, rembesannya adalah Bayu. Aksarannya
“Bang”
Yang bernama Tampaking Kuntul Nglayang. Fungsinya adalah untuk menolak segala perbuatan jahat baik skala maupun niskala. Semua dapat di tolaknya. Penjelmaannya menjadi api unggun, gunung, hutan, jalan, pohon besar.
Sesaji/ bantennya :
Ketipat galeng dgn telur itik, segehan barak me be bawang jahe.
3. Banaspati
Yang lahir Madenan ( lahir no 3 ) berwujud Ari-ari yang bernama Banaspati. Menjadi pepatih di Pura Puseh. Beliau bergelar I Ratu Made Jelawung. Diikuti oleh Sang Bhuta Prajapati, Bhuta Bisrana. Beliau adalah dewatanya tanah tegalan, dewatanya perkebunan, dewatanya penginih-inih, dan segala yg berbuat jahat musnahlah adanya. Termasuk orang yang berbuat jahat di dalam pekarangan rumah, musnah adanya. Di dalam badan Beliau berstana di dalam Daging, dan di semua lubang yg ada di badan. Aksaranya adalah “Tang”
Kemudian disebut Galihing Kangkung. Rembesannya berbentuk rambut. Penjelmaan Beliau berwujud angin kencang, mahluk kecil (gumatat-gumitit), menjadi tegalan yg sangat luas, berwujud perkebunan yg pagarnya sangat sempurna, berwujud rumah besar yang bertembok tinggi.
Sesaji/ bantennya :
Ketipat gangsa, me be sate gede, segehan kepelan kuning me be bawang jahe.
4. Banaspati Raja
Yang lahir Nyomanan (lahir no 4) berwujud Lamad ( Lamas ) Bernama Banaspati Raja. Menjadi patih di Pura Dalem. Kemudian bergelar I Ratu Nyoman Sakti Pengadangan. Di ikuti oleh Sang Bhuta Grabwag, Bhuta Sundung, Bhuta Slusuh, Bhuta Sendra. Beliau sakti tiada tandingannya. Beliau sebagai pemelihara dunia. Sebagai dewatanya kuburan, dewatanya sungai, jurang, pangkung, dewatanya Detye, Tonya, Samar, dewatanya pantai, dewatanya semua jenis burung, dewatanya semua balian pengiwa dan penengen. Beliau menciptakan kekuatan mantra. Di dalam badan Beliau berstana di Urat. Beliau perwujudan Amerta Maha Tirta. Rembesannya menjadi Maolah. Aksaranya adalah “Ang”
Artinya Isin Buluh Bumbang. Penjelmaannya berwujud lautan, sungai, burung, berwujud seperti manusia, orang tua yg berkampuh poleng.
Sesaji/bantennya :
Ketipat gong me be taluh meguling, sesari 11biji uang kepeng, rokok, segehan kepelan selem me be bawang jahe.
5. Bhuta Dengen
Yang lahir Ketutan ( no 5 paling akhir ) Bernama BHUTA DENGEN. Menjadi pepatih di Pura Desa. Bergelar I Ratu Ketut Petung. Diikuti oleh Sang Bhuta Ngemban Nginte, Sang Ayu Draning, Beliau sebagai Dewatanya Balang Tamak Bale Agung, dewanya Pelangkiran, dewanya Pasar, dewanya Tukang, sangging, undagi, pande, dewanya bale banjar, dan dewanya segala jenis Ikan. Di badan Beliau berstana pada Tulang dan Sumsum, perwujudan Amerta Pawitra, rembesannya berwujud Rasa, aksaranya “ Ing”.
Yang di sebut Lontar Tanpa Tulis. Beliau sebagai pemelihara kandungan, pemelihara diri sendiri. Beliau di benarkan membunuh musuh yang jahanam pada diri. Penjelmaan Beliau berwujud Kilat, Bale agung, ikan, manusia laki-laki dan perempuan.
Sesaji/ bantennya:
Ketipat leket akelan, me be taluh bajongan, segehan brumbun me be bawang jahe.
Ini supaya di ingat, saktinya Beliau Sanghyang Pancha Mahabhuta, bila di kehendaki dan ingin memiliki kesaktian tersebut, wujudkanlah kekuatannya, masukkanlah di dalam badan, supaya menyatu dengan.