Lontar Usada Bali, Sumber Ilmu Pengobatan Penyakit Oleh Para Balian


Ciri-ciri Datangnya Kematian

Pada permulaan telah tersebut, bahwa adalah penting bagi balian, mengetahui, bahwa penggarapan boleh atau tidak dilangsungkan pengobatan oleh karena sesuatu akan datangnya kematian (Kodrat).

Untuk mengetahui hal ini ada suatu pertanda besar, yang sebagain juga berdasarkan gejala-gejala klinis; sebagian lagi berdasarkan rekanan mystis, sebagian juga berdasarkan ramalan secara gaib.

  • Jika denyut darah si sakit lemah, pada hal penyakitnya ti­daklah berat (tidak parah)
  • Jika orang mendengar gersik dalam usus muda dan usus tua menjelang waktu tidur, terus-menerus kembali-kembali terdengar, sedangkan saluran-saluran darah mata lemak nampaknya dan si sakit berasa ada asap pada wunwunannya (pabahan atau Siwadwara), maka itulah pertanda bahwa menyeringai, maka 10 hari lagi sampai sudah ajalnya;
  • Jika si sakit berasa ada semut-semut ber­jalan dalam badannya. Lagi jika ada ujung lidah ada perasa­an manis yang beberapa kali hilang adanya rasa itu disertai keluamya “air putih” dari kerengkangan, itu berarti si sakit esok harinya akan mati.
  • Jika seorang sakit tiap benda nampak baginya sebagai kem­baran, 5 hari kemudian ia akan mati;
  • Gersik mengalun atau men­desing, dalam telinga sebagai lautan mendesah, tanda 6 hari lagi mati;
  • Jika ada perasaan seolah-olah tempurung kepala retak dua punggung terbelah, lagi 4 harinya ia akan mati,
  • Jika ada bunyi terdengar oleh si sakit seolah-olah ada anjing meng­gonggong dan meraung 3 hari kemudian ia akan mati.
  • Jika bulu-bulu mata dan pelupuk-pelupuk mata tengah tertutup, bulu-bulu alis berdiri rambutnya kele­mak-lemakan, orang demikian pun segera mati.
  • Jika kelihatan keringat bertetesan pada leher seorang sakit, jika berjalan telapak kakinya meninggalkan bekas yang mon­cong, maka perhatikanlah matanya, jika bengkok nampaknya, dan saluran-saluran darah kecil-kecil pada bagian putih mata nampak kekuning-kuningan maka orang yang bersangkutan akan mati sebelum akhir hari ke-10; andai kata ia masih dapat hidup sebulan lagi, setelah sebulan itu ia akan mati, Sanghyang Tunggal sudah tidak kerasan dalam tubuhnya.

Di lain pihak dalam praktik balian Usada le­bih banyak berpedoman pada pandangan sendiri mereka berdasarkan pengalaman-pengalaman. Ciri-ciri dari kematian yang segera akan tiba, dihubungkan secara mistis dengan ajaran Panca Mahabhuta. ”jika orang mengetahui asal mula tubuh itu adalah” pertiwi, air, api, udara, angkasa”, maka orang dapat mempergunakan pengetahuannya untuk meramalkan masih beberapa lama jarak kematian sipasien itu :

  • jika tubuh dicubit tidak terasa sakit maka Dewa (pelindung), daging sudah meninggalkan tubuh dan masuk kembali kepertiwi, lalu orang harus akan mati;
  • jika orang tak mendengar apapun waktu mera­ba dan mengusap-usap tubuh si sakit, maka Dewa, pelindung darah sudah pergi dan kembali ke air orang segera mati
  • jika pada waktu menekan mata si sakit yang tertutup, tidak ada dilihat kesan cahaya, mata Dewa pelindung mata telah pergi dan kem­bali kepada api – orang itu segera mati;
  • Jika orang tak merasa sakit waktu digigit lidahnya, maka Dewa pelindung lidah (suwara) sudah kembali ke udara dan orang itu segera mati;
  • Jika orang me­lihat bayangannya sendiri dalam air dan bila seluruh sosok tu­buhnya nampak berubah, maka itu berarti : Dewa tubuhnya sudah hilang dan kembali kepada angkasa, kematian segera akan datang;
  • Jika orang melihat bayangan dalam air tetap tak ber­ubah, maka orang tak usah takut, ciri-ciri itu disebut Sanghyang Panca Sarira, Si sakit sendiripun dapat pula mendapat tahu tentang keadaannya atau mengajar diri sendiri; Jika orang ingin mengetahui, apakah dekat hari matinya maka ia harus berada waktu tengah malam di pekarangannya; yang harus menutup kedua liang telinganya dan mendengarkan pada suara yang berbunyi dalam kepalanya jika ia mendengar suara “tog – tog – tog – gor – sok” maka artinya Dewa pelindung rambut me­nangis dan lagi 4 harinya ia akan mati, jika bunyi gersik gersik terdengar sebagai suara, maka Dewa wunwunan menangis, lagi 2 harinya mati, jika orang mendengar bunyi genta, itu berarti bahwa Dewa pelindung otak menangis, orang esok harinya akan mati, jika segala sesuatunya hening (sunyi) dan orang tak men­dengar suara apapun itu berarti Sang Hyang Pramana (hidup orang) sudah bersembunyi, dan pada tiap waktu orang bisa mati”.
  • Jika orang ingin tahu pada bulan mana orang akan mati, maka ia harus pada tengah hari berada di pekarangan rumahnya dan memandang langit selama 1/4 jam; jika orang melihat, sesuatu benda hitam yang besarnya sebagai roda kereta (dokar) yang seolah-olah bergantung di awang-awang pada jarak empat depa, itu berarti orang lagi 4 bulan akan mati, jika jaraknya tiga depa, lagi 3 bulan, jika dua depa Iagi 2 bulan, satu depa lagi 1 bulan, jika jaraknya lebih kecil maka orang hanya 5 hari tinggal hidup; jika benda yang nampak itu hampir menyentuh tubuh orang itu, maka ia tiap atau sewaktu-waktu akan mati. Jika ia tidak melihat apa-apa, maka orang tak usah takut akan kehilangan jiwa.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga