Balian Usada Bali

Analisis Penyakit Niskala dalam Sistem Tenung Bali


Sakit Kepongor Dewa dan Bhatara

Jika sakit akibat Pitara didasari oleh kerinduan atau kebutuhan, sakit akibat Dewa atau Bhatara (Kepongor Dewa) didasari oleh prinsip penegakan hukum kosmis (Rta). Dewa adalah entitas dengan vibrasi energi yang sangat tinggi dan suci. Ketika manusia melakukan pelanggaran berat terhadap kesucian (Kesucian Pura, sumpah, atau tata krama spiritual), gesekan energi yang terjadi bersifat “membakar” (Panes).

Penyebab umum meliputi : kelalaian merawat Pelinggih (tempat suci), Cuntaka (kekotoran spiritual) yang dibawa ke tempat suci, atau Sesangi (kaul/janji) yang tidak dibayar.

Karakteristik Klinis Kepongor Dewa

Gejala penyakit dewa jauh lebih intens, mendadak, dan dramatis dibandingkan gangguan leluhur. Lontar Usada menggambarkan gejalanya sebagai serangan terhadap kesadaran pusat (kepala dan jiwa) :

1. Sindrom Panas (Heat Syndrome)

Istilah “Panas” di sini merujuk pada sensasi subjektif dan objektif:

  • Hipertermia Niskala : Pasien merasa tubuhnya terbakar dari dalam. Kulit mungkin terasa panas menyengat saat disentuh, namun termometer medis mungkin tidak menunjukkan demam tinggi yang konsisten. Panas ini sering berpusat di kepala atau dada.
  • Sakit Kepala Hebat : Nyeri kepala yang dirasakan bukan sekadar pusing, melainkan sensasi tekanan ekstrem, seolah kepala akan pecah. Ini diasosiasikan dengan energi Dewa yang menekan cakra mahkota ( Sahasrara ) yang tertutup atau kotor. 

2. Gangguan Mental Mendadak (Buduh)

Kepongor Dewa sering bermanifestasi sebagai gangguan kejiwaan akut :

  • Perubahan Kepribadian : Seseorang yang pendiam tiba-tiba menjadi agresif, berteriak-teriak dengan suara yang bukan miliknya, atau menunjukkan kekuatan tenaga yang melebihi kapasitas fisiknya.
  • Histeria Religius : Pasien mungkin tiba-tiba menari-nari, melantunkan mantra, atau meminta sesajen tertentu. Dalam kondisi ini, Balian harus membedakan antara Kerauhan (kerasukan suci) dan hukuman. Jika kondisi ini menyiksa dan merusak fisik, itu adalah Kepongor (hukuman). 

3. Anomali Fisik Menyerupai Atribut Dewa

Sebuah wawasan menarik dari Lontar Bhatara Guru adalah bahwa penyakit kadang memimik ciri fisik dewa yang marah.

  • Kasus Bhatara Guru : Bhatara Guru (Shiva) dideskripsikan memiliki cacat fisik : kaki lemah, leher berbelang, dan taring. Seseorang yang terkena kutukan spesifik dari manifestasi ini bisa mengalami kelumpuhan kaki mendadak ( paralysis ) atau masalah pada leher/tenggorokan tanpa penyebab trauma fisik. Gejala ini sering membingungkan secara medis karena mirip stroke atau cedera saraf tulang belakang namun pemeriksaan MRI sering kali bersih.

3. Penyakit Akibat Janji (Sesangi)

Kategori khusus dalam gangguan Dewa adalah penyakit akibat utang janji. Ciri khasnya adalah :

  • Sakit Berulang di Waktu Tertentu : Penyakit yang kambuh setiap kali pasien mencapai kesuksesan tertentu atau pada tanggal tertentu.
  • Penyakit “Pengikat” : Jenis penyakit yang membuat pasien tidak bisa pergi jauh dari rumah (misalnya agorafobia mendadak atau sakit kaki kronis), memaksa mereka tetap dekat dengan Pelinggih rumah yang menuntut perhatian.

4. Identifikasi dan Pencegahan

Kondisi “korsleting energi” karena tubuh manusia yang kotor tidak kuat menerima energi dewa yang suci, atau kesalahan prosedur dalam pemujaan ( Cuntaka ).

Untuk menampilkan bagian ini, diperlukan
Login Membership

Penyakit ini muncul sebagai bentuk peringatan (awig-awig) karena kesalahan dalam ritual, kesucian (cuntaka), atau karena “ditunjuk” untuk menjadi pelayan spiritual (Pemangku/Dasaran).

Ciri-ciri Fisik :

  • Sakit kepala yang sangat hebat, terutama di bagian ubun-ubun atau dahi.
  • Demam tinggi yang datang tiba-tiba tanpa sebab medis yang jelas (kadang sembuh sendiri lalu kambuh lagi).
  • Badan gemetar atau kaku mendadak.

Ciri-ciri Perilaku :

  • Sering berbicara melantur ( ngorta ) tentang hal-hal suci atau dewa-dewa.
  • Terkadang bisa menari atau menyanyi kidung secara tidak sadar.
  • Suka menyendiri di tempat suci (Pura/Merajan).
  • Sakit akan sembuh sementara jika diajak sembahyang.

Hindari kesalahan spiritual berat (cuntaka di pura), melanggar sumpah/sesangi, atau kelalaian merawat tempat suci.

Ciri-Ciri :

  • Kepala : Sakit kepala hebat serasa mau pecah, pusing berputar mendadak.
  • Suhu Tubuh : Merasa panas membakar dari dalam ( Panes ), namun suhu tubuh normal jika dicek termometer.
  • Mental : Perubahan perilaku drastis, mendadak gila ( Buduh ), berteriak-teriak, atau histeria religius.
  • Waktu : Sakit kambuh pada hari-hari suci tertentu (Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon).

Solusi/Pengobatan :

  • Guru Piduka & Bendu Piduka : Menghaturkan banten khusus ini di Pelinggih/Pura untuk memohon maaf atas kemarahan Dewa.
  • Bayar Sesangi : Segera melunasi kaul/janji yang pernah diucapkan.
  • Prayascita : Upacara pembersihan diri dan lingkungan dari kekotoran spiritual.

 



HALAMAN TERKAIT
Baca Juga