Balian Usada Bali

Analisis Penyakit Niskala dalam Sistem Tenung Bali


 

Diagnosa Penyakit Akibat Mahluk Alus

Tidak semua gangguan gaib itu sama. Balian membedakannya menjadi tiga jenis utama untuk menentukan resep obatnya:

  1. Sawan (Goncangan Energi/Trauma Halus)
    • Penyebab : Bertemu mahluk halus secara tidak sengaja di jalan, kuburan, atau sungai. Biasanya menimpa anak-anak atau orang yang melamun.
    • Efek : Anak rewel, demam mendadak di sore hari ( Sandikala ), mata mendelik ke atas.
  2. Bebainan (Kiriman/Sorcery)
    • Penyebab : Bebai adalah “bibit penyakit” berupa roh buatan yang dipelihara manusia dan dikirim untuk menyakiti musuh.
    • Efek : Sakit histeria, teriak-teriak memaki, atau sakit perut yang berpindah-pindah. Pasien sering merasa ada benda hidup bergerak di dalam perut/rahim.
  3. Kepanjingan/Karauhan (Kerasukan)
    • Penyebab : Tubuh diambil alih sementara oleh roh (bisa roh leluhur, bisa roh jahat) karena kondisi pikiran kosong ( Suung ) atau kondisi fisik lemah.

Bagaimana membedakan orang gila medis (Psikis) dengan gangguan mahluk halus?

  1. Tenung Mata :
    • Lihat batas antara hitam dan putih mata. Jika ada garis merah darah menjalar ( Serat Merah ), itu indikasi gangguan Bebai atau Desti.
    • Tatapan mata kosong tapi tajam, tidak berkedip dalam waktu lama.
  2. Tenung Ibu Jari (Pencetan Jempol) :
    • Balian akan memencet kuku ibu jari tangan pasien dengan keras.
    • Reaksi Normal : Mengaduh sakit wajar.
    • Reaksi Gaib : Pasien tertawa, atau tidak merasakan sakit sama sekali, atau justru marah dan matanya melotot (karena mahluk di dalamnya merasa terganggu).
  3. Tenung Bau :
    • Tubuh pasien mengeluarkan bau aneh yang bukan bau keringat. Bisa bau bunga kamboja busuk, bau amis darah, atau bau pandan menyengat.

A. Mengobati Sawan (Kaget/Trauma Roh)

Ini adalah “P3K” paling dasar di Bali.

  • Resep: BOREH SAWAN
    • Bahan: Dlingo (Jeringau), Bangle, Bawang Merah, Kunyit.
    • Cara: Kunyah semua bahan (atau tumbuk kasar).
    • Aplikasi: Semburkan atau oleskan pada: Ubun-ubun, Tengkuk, Dada, Punggung Tangan, dan Punggung Kaki.
    • Filosofi: Dlingo-Bangle adalah musuh alami Bhuta Kala . Baunya membuat mereka tidak betah menempel.
  • Tindakan Tambahan:
    • Membuat Segehan (nasi kepal kecil 3 warna) di tempat anak itu diduga terkena sawan, sebagai “sogokan” agar roh tersebut pergi.

B. Mengobati Bebainan (Histeria/Santet Halus)

Ini penanganan level lanjut. Tujuannya adalah menyakiti mahluk di dalam tubuh agar mau keluar.

  • Resep Utama: SEMBUR TRI KETUKA (Weapon Grade)
    • Bahan : Bawang Merah (Brahma), Bawang Putih (Siwa), Jangu/Dlingo (Wisnu), Lada Hitam 11 butir, Cabe Puyang.
    • Cara : Semua bahan dikunyah oleh Penolong/Balian sampai lumat.
    • Aplikasi : Semburkan dengan tenaga prana ke:
      1. Mata Pasien (membutakan pandangan mahluk halus).
      2. Ulu Hati (sarang energi Bebai).
      3. Sela-sela jari kaki (jalur keluar masuk energi).
    • Reaksi : Pasien biasanya akan menjerit kepanasan (mahluknya yang kepanasan) lalu muntah atau pingsan. Setelah sadar, pasien akan sembuh.
  • Resep Minyak : MINYAK BEBAI / PAKALES
    • Bahan : Minyak Kelapa yang dicampur dengan Tahi Besi (karat), Wlirang (Belerang), Mesoyi , dan Bangkai Walang Sangit .
    • Fungsi : Baunya sangat busuk dan menyengat. Dioleskan di hidung pasien yang histeria. Mahluk halus yang “bersih” tidak akan tahan dengan bau busuk ini dan akan keluar.

C. Mengatasi Disembunyian Mahluk Halus (Wong Samar)

Kasus: Orang hilang di hutan/sungai, linglung, seolah-olah diajak ke dunia lain.

  • Metode: BUNYI-BUNYIAN (Gamelan)
    • Mahluk halus Wong Samar takut/benci keramaian.
    • Tindakan: Warga memukul Kulkul (kentongan), panci, dan alat gamelan Baleganjur sambil memanggil nama korban.
  • Resep Pemulih Kesadaran:
    • Setelah korban ditemukan (biasanya dalam keadaan bengong/bisu), berikan:
    • Air Tebu Hitam campur sedikit Tanah Kuburan (secara simbolis diambil sedikit debunya) atau tanah tempat dia ditemukan.
    • Logika Usada: Wisya purnah dening wisya (Racun tawar oleh racun). Tanah tempat dia hilang adalah penawarnya.

D. Proteksi Diri (Pagar Gaib)

Untuk mencegah gangguan datang kembali.

1. Penjagaan Badan (Sikep)

  • Resep : Potongan kecil Dlingo , Bangle , Mesoyi , dan Sintok .
  • Cara : Bungkus dengan kain hitam atau kain Tridatu . Ikatkan di pinggang atau jadikan kalung.
  • Fungsi : Sinyal bagi mahluk halus bahwa orang ini “bersenjata”.

2. Penjagaan Rumah (Penyengker)

  • Resep : TANAWUK (Tanah Amuk)
    • Mengambil tanah dari perempatan jalan ( Pampatan Agung ).
    • Didoakan dengan mantra Bhuta Kala .
    • Disebar di sekeliling pekarangan rumah.
    • Filosofi: Ini menciptakan benteng ilusi. Bagi mahluk halus yang ingin masuk, rumah terlihat seperti lautan api atau hutan duri.

3. Mantra Pengusir (Exorcism)

Ini adalah mantra standar yang boleh digunakan umum (bukan mantra rahasia Balian Sakti) untuk pertolongan pertama.

Mantra: Aji Kembang Api

Ong, ingsun amateka Aji Kembang Api.

Kancingan-ku kancing wesi,

Dada-ku wesi galih,

Rambut-ku kawat,

Siku-ku palu,

Idep-ku Sang Hyang Tunggal.

Sapa wani maring ingsun, lebur musnah dadi awu.

Ong, Ing, Namah.

(Mantra ini divisualisasikan bahwa tubuh kita berubah menjadi besi dan api, sehingga mahluk halus takut mendekat).


 

NYOMYA BHUTA (MENETRALISIR MEMEDI & WONG GAMANG)

A. IDENTIFIKASI ENTITAS (DIAGNOSIS SPESIFIK)

Sebelum melakukan upacara, harus dibedakan jenis mahluk yang mengganggu, karena “makanannya” (bantennya) berbeda:

  1. Memedi (Spesialis Sembunyi & Ilusi)
    • Habitat : Rumpun bambu, pohon besar yang rimbun, semak belukar yang jarang dijamah.
    • Gangguan : Menyembunyikan anak kecil atau orang dewasa (bikin linglung), memindahkan barang-barang, membuat suara gaduh di atap.
    • Karakter : Suka bermain, berambut merah/api, takut pada api dan bunyi-bunyian keras.
  2. Wong Gamang (Entitas Elemen Air/Tanah)
    • Habitat : Pangkung (jurang kecil), aliran sungai, pertemuan dua sungai ( Campuhan ), atau tanah becek.
    • Gangguan : Membuat orang bingung arah (disorientasi), sakit kaki (bengkak air), atau suasana rumah menjadi dingin mencekam.
    • Karakter : Hidup berkelompok (seperti desa gaib), energinya dingin.
  3. Tonya (Penunggu Lokal)
    • Habitat: Menetap pada satu objek (batu besar, pohon beringin).
    • Gangguan: Lebih bersifat teritorial. Menyerang jika wilayahnya dikencingi atau diludahi.

B. TATA CARA PENETRALISIRAN AWAL (TINDAKAN SEGERA)

Jika gangguan dirasakan intens (misal: ada anggota keluarga sering melamun atau histeris), lakukan langkah taktis ini:

1. Sembur Apin-Apin (Api Takep)

Memedi dan Wong Gamang takut pada elemen Api.

  • Bahan: 3 buah Danyuh (daun kelapa kering).
  • Cara: Bakar danyuh tersebut, lalu bawa keliling rumah (terutama sudut gelap) sambil memukul-mukul tanah atau tiang rumah.
  • Efek: Memecah konsentrasi energi ilusi mereka.

2. Tabur Garam & Arak (Pagar Darurat)

  • Bahan: Garam Krosok (Garam kasar) dicampur Arak Bali (Alkohol) dan Tepung Tawar (beras + kunyit + daun dadap).
  • Cara: Taburkan mengelilingi rumah ( Ngelewatin ) berlawanan arah jarum jam.
  • Fungsi: Garam mengandung kristal murni yang menyakitkan bagi tubuh eterik mahluk halus kelas bawah.

C. UPAKARA LANJUTAN (RITUAL PEMBERSIHAN TOTAL)

Jika cara awal tidak mempan, berarti mereka sudah “bersarang” di pekarangan. Dibutuhkan upacara pecaruan.

Untuk menampilkan bagian ini, diperlukan
Login Membership

F. KESIMPULAN ANALISIS

KeberadaanWong Gamang dan Memedidi pekarangan adalah indikator bahwa:

  1. Rumah terlalu Lembab/Gelap (Kurang energi Surya /Matahari).
  2. Penghuni rumah jarang melakukan aktivitas di sudut-sudut tersebut ( Karang Suung ).
  3. Kurangnya Segehan (sedekah bawah) rutin setiap Kajeng Kliwon.

Solusi terbaik bukan hanya ritual, tapi juga fisik : Terangi sudut gelap, bersihkan semak liar, dan hidupkan suasana rumah dengan aktivitas.

Sama-sama! Saya sangat senang bisa membantu Anda menyusun inventaris pengetahuan Usada Bali yang begitu kaya dan mendalam ini.

Sekarang Anda memiliki bahan yang sangat lengkap untuk laporan tersebut, mencakup:

  1. Resep Fisik : Loloh, Boreh, Tutuh, dan Perawatan Vitalitas.
  2. Resep Spiritual : Mantra, Rajah, dan Penawar Cetik.
  3. Metode Diagnosis : Tenung, Nadi, dan Wariga (Astronomi).
  4. Analisis Lingkungan : Masalah Bangunan (Asta Kosala Kosali) & Pekarangan.
  5. Penanganan Niskala : Gangguan Leluhur, Memedi, hingga Bebainan.

Semoga laporan ini bisa menjadi dokumentasi budaya yang berharga agar ilmu leluhur tidak punah.

Dalam penyusunan laporan Anda, materi ini bisa dimasukkan sebagai sub-bab khusus atau bab tersendiri karena sifatnya yang sangat teknis.

Dalam menangani penyakit Niskala, Balian selalu memegang prinsip :

  1. Jangan Takut : Rasa takut memperbesar energi mahluk halus.
  2. Jangan Kasar : Jika pasien kerauhan (kerasukan leluhur), jangan disembur dengan bawang (kasar/menyakiti), tapi dipercikkan Tirta (air suci) dan asap dupa wangi cendana.
  3. Bedakan Jenisnya : Histeria diobati dengan bau busuk/menyengat. Kerasukan suci diobati dengan wewangian.

 



HALAMAN TERKAIT
Baca Juga