Balian Usada Bali

Analisis Penyakit Niskala dalam Sistem Tenung Bali


Pengobatan Metoda Wariga ( Diagnosis dan Terapi Waktu )

Pengobatan Wariga didasarkan pada prinsip “Desa, Kala, Patra” (Tempat, Waktu, Keadaan). Penyakit dipercaya muncul karena ketidakharmonisan pertemuan antara Waktu Kelahiran Pasien (Otonan) dengan Waktu Kejadian Sakit (Dina Sakit). Balian akan bertanya: “Kapan (hari apa) sakit ini pertama kali dirasakan?”

Jawaban ini akan dicocokkan dengan Lontar Wariga Gemet atau Lontar Tika untuk mengetahui :

  1. Penyebab sakit ( Witning Lara ).
  2. Bagian tubuh yang lemah.
  3. Jenis obat yang cocok.
  4. Arah mencari obat (Barat/Timur/Utara/Selatan).

 

A. Tenung Sakit Menurut Panca Wara (Siklus 5 Hari)

Panca Wara (Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon) adalah elemen paling krusial dalam diagnosis Wariga karena berkaitan dengan Panca Maha Bhuta (5 Elemen Alam) di dalam tubuh.

Berikut adalah tabel diagnosis standar Balian berdasarkan hari jatuh sakitnya pasien (Panca Wara):

Panca Wara Letak Sakit (Organ) Unsur Dominan Diagnosis Penyebab Umum Arah Cari Obat
Umanis Kepala & Saraf Udara (Angin) Gangguan pikiran, vertigo, atau teguran dari Hyang Guru (Leluhur). Timur (Kangin)
Paing Jantung, Mata, Darah Api (Teja) Panas dalam, demam tinggi, emosi tak terkontrol, gangguan Brahma. Selatan (Kelod)
Pon Ginjal, Perut, Sendi Air (Apah) Masalah pencernaan, ginjal, kencing batu, atau keracunan makanan. Barat (Kauh)
Wage Tulang, Otot, Paru Tanah (Pertiwi) Pegal linu, rematik, kaku, sesak napas. Utara (Kaja)
Kliwon Jantung & Roh (Pusat) Eter (Akasa) Non-Medis (Niskala) . Seringkali karena gangguan roh, cetik, atau energi gaib. Tengah / Pusat

 

Contoh Kasus:

Jika pasien sakit perut mendadak pada hari Senin Pon, Balian melihat unsur “Pon” (Barat/Air/Ginjal). Balian akan menyimpulkan sakit ini karena gangguan air atau salah makan. Obatnya harus dicari tanaman yang tumbuh di arah Barat rumah pasien.

 

B. Tenung Sakit Menurut Sapta Wara (Siklus 7 Hari)

Ini dikombinasikan dengan Panca Wara di atas untuk detail lebih tajam.

  1. Redite (Minggu) : Sakit karena panas matahari atau gangguan pada kepala. Dewa Surya.
  2. Soma (Senin) : Sakit yang sifatnya “kambuhan” (fluktuatif seperti bulan). Dewa Candra.
  3. Anggara (Selasa) : Sakit akibat darah, luka, atau benda tajam. Sifatnya panas (Api).
  4. Buda (Rabu) : Sakit pada saraf atau pikiran.
  5. Wrespati (Kamis) : Sakit yang berkaitan dengan organ dalam besar (Liver/Jantung).
  6. Sukra (Jumat) : Sakit yang berkaitan dengan kulit atau kelamin.
  7. Saniscara (Sabtu) : Sakit yang berat, lama sembuh, atau kronis.

 

C. Metode “Nebusin” (Ritual Penebusan Jiwa)

Dalam Wariga, jika seseorang sakit keras pada hari kelahirannya ( Otonan ) atau pada hari Kajeng Kliwon, dipercaya jiwanya sedang “ditahan” atau “lepas” dari badan.

Pengobatannya bukan dengan obat minum, tapi dengan ritual Nebusin (Menebus/Memanggil Jiwa):

  1. Menentukan Arah : Balian menghitung neptu hari untuk menentukan ke arah mana jiwa pasien “pergi” (misal: Ke perempatan jalan, ke kuburan, atau ke sungai).
  2. Sanggah Cucuk : Membuat tempat sesajen darurat di lokasi tersebut.
  3. Memanggil Nama : Keluarga pasien memanggil nama pasien: “Muliha (Nama), jani suba jumah, seger oger!” (Pulanglah, sekarang sudah di rumah, sehat walafiat!).
  4. Benang Tebus : Mengikatkan benang tridatu pada pergelangan tangan pasien sebagai simbol pengikat jiwa.

 

D. Dewasa Ayu (Waktu Terbaik Pengobatan)

Wariga juga menentukan kapan obat harus diracik dan diminum agar manjur.

1. Hari Baik (Dewasa Becik) untuk Berobat:

  • Dina Urip (Hari Hidup) : Hari dimana neptu (angka nilai hari) bernilai tinggi.
  • Tumpek Wariga : Hari khusus memohon kekuatan tanaman obat.
  • Buda Wage / Anggara Kasih : Hari yang memiliki kekuatan penyembuhan kasih sayang (metta).

2. Hari Buruk (Dewasa Ala) – Pantangan Berobat:

  • Pasah : Hari yang sifatnya “lepas/hanyut”. Baik untuk membuang sial, tapi buruk untuk menyimpan energi obat.
  • Dina Mati : Jika neptu hari itu bernilai 0 atau pertemuan energi yang mematikan.
  • Semut Sedulur : Pertemuan Wuku tertentu yang membuat penyakit bisa “beranak-pinak” atau menular ke anggota keluarga lain.

 

E. Rumus “Urip” Dalam Meracik Obat

Balian menghitung jumlah bahan obat berdasarkan Urip (Nilai Angka) dari arah mata angin untuk menyeimbangkan tubuh.

  • Timur (5) : Jika sakit kepala (Umanis), gunakan 5 jenis bahan atau kelipatan 5 (5 lembar daun).
  • Selatan (9) : Jika sakit demam (Paing), gunakan 9 iris bahan.
  • Barat (7) : Jika sakit perut (Pon), gunakan 7 jenis rempah.
  • Utara (4) : Jika sakit kaku/tulang (Wage), gunakan 4 jenis akar-akaran.
  • Tengah (8) : Untuk sakit komplikasi (Kliwon), gunakan 8 jenis atau campuran (disebut Reratusan ).

Dalam bab ini, simpulkan bahwa Wariga berfungsi sebagai :

  1. Peta Penyakit : Mengetahui letak sakit tanpa rontgen, hanya dari hari kejadian.
  2. Manajemen Waktu : Menentukan kapan waktu paling efektif menyerang penyakit.
  3. Personalisasi : Obat untuk satu orang berbeda dengan orang lain tergantung hari lahirnya, meskipun penyakitnya sama.

 



HALAMAN TERKAIT
Baca Juga