Aturan Menjalankan Ilmu Pengeleakan
Apabila sudah berhasil mendapatkan ilmu gaib tersebut, maka ada aturan yang harus dipatuhi. Orang yang memiliki ilmu gaib tersebut akan digjaya tidak terkalahkan, tidak bisa diungguli, dan semua akan tunduk kepadanya. Apabila mampu merahasiakannya, maka dalam 100 kali kelahiran akan menemui kebahagiaan dan kebebasan tertinggi. Dan bila meninggal dapat kembali ke sorga Brahmaloka, Wisnuloka, dan Iswaraloka. Tetapi bila ketahuan, apalagi sampai suka membicarakan, menyebarluaskan, dan tidak mampu merahasiakannya, maka dalam 1000 kali kelahiran akan menemui hina, neraka, disoroti oleh masyarakat, dan sudah pasti terbenam dalam kawah neraka Si Tambra Goh Muka.
Mantra- mantra ilmu leak, memiliki ciri-ciri khusus, yaitu hampir semuanya menyebutkan istilah-istilah tentang kemarahan, keangkuhan, kesombongan, ingin menguasai, paling hebat, paling kuasa dan semuanya bersifat keakuan atau ego yang sangat tinggi, bahkan Dewa pun diperintahkan untuk menyembah.
Ciri-ciri tersebut, memang benar adanya, sebab kekuatan dalam diri yang ada dalam mantra- mantra ilmu leak, sebenarnya motivasi dalam diri untuk kebangkitan rasa superior dalam diri yang dibentuk ego manusianya. Hal yang menggambarkan keegoan tersebut terbuat dalam Ilmu Pengiwa Cambra Berag :
Ong yang nini mala, tan sang angungkuli I Cambra Berag megulung kurung, tumurun ring Indraprasta, amungkah sakwehing guna kawisesan,muwah kasaktyan.
Yang Nini Saraswati pangaris wong angleak, apan aku angaji ing leyak, Ah 3x, wetu kawisesan, mlesat aku i cambra berag ring akasa, sumurup ring kuranta bolong, ring tengahing Sang Hyang Surya, apan aku I Cambra Berag amurtining lewih ring Sang Hyang Surya, mangendih gunankune ring tengahing Sang Hyang Surya, sing tumoning kasaktyaning hulun padha sinunglap, tuminghalin awak sariranning hulun, Ah 3x,
tuhun aku ka mrecapada, anuwut aku rante mas, tumurun ka mrecapada angepang-ngepang, I Cembra Berag magelung kurung, apan I Cambra Berag lewehing kasaktyane ring mercapada, tan hana waniya, apan aku saktining lewih pangleakane, sing teka pada anembah ring awah sariranku.
Mijil I Leyak Putih ring wetan, I Siwagandhu angadakang I Leyak Putih ne ring aku, mijil I Leayak abang ring kidul, I Calonarang angadakang I Leyak Barak nembah ring aku, mijil Leyak Kuning saking Kulon, sang paripurna angadakang I Leyak Kuning, nembah ring aku, mijil I Leyak ireng saka lor, sang nagalomba angadakang I Leyak Ireng, pada nembah ring aku, Ah 3x,
angadeg aku I Cambra Berag megelung kurung, sing kadleng pada nembah sakwehing mabayu tan kawasa angucap-ucap awak sarirankune, apan aku sakti, tan hana weni ring aku, sing teka pada nembah, sing teka pada dungkul,
Ah 3x, ANG UNG MANG
Ajaran I Cambra Berag merupakan ajaran pangiwa dalam ilmu leak, mantra dalam ajaran tersebut menunjukan kesombongan dan keangkuhan, dibuktikan dengan penyebutan kata aku, kata aku menunjukan ego, seperti kutipan baris akhir mantra di atas,” apan aku sakti, tan hana weni ring aku, sing teka pada nembah, sing teka pada dungkul” (karena aku adalah paling sakti, tidak ada yang berani dengan aku, semuanya menyembah kepada aku dan semuanya tunduk pada aku).
Kekuatan mantra ilmu leak hampir semuanya berisikan tentang pengider-ider, atau arah mata angin. Hal ini dilakukan agar kekuatan alam semesta dari berbagai penjuru dengan kekuatan berbeda-beda dapat merasuk dalam diri seseorang tersebut, sehingga akan menambah magis atau kegaiban yang memicu seseorang mencapai kesidhian.
Iki I Panca butha, nga. Yan dijaba mawak dhengen, mwah kadi iki, Sanghyang Iswara jumeneng ring papusuha, kairing dening butha putih -/- Sang Hyang Brahma jumeneng ring hati ingiring de butha /2a/bang, Sanghyang Mahadewa jumeneng ring ungsilan, kahiring dening butha jenar, Sanghyang Wisnu jumneng ring nail, hati, ampru, kahiring de Bhuta ireng. Sanhhyang Siwa jumeneng ring unduh-unduhaning hati, ingiring dening I Butha mancawarna, genahnya ring undhuh-undhuhaning hati. Telas mangkana dening pangeregepang
Itulah kekuatan pikiran didalam mantra, begitu pula dengan mantra-mantra terdapat dalam ilmu Leak mantra-mantra dipergunakan hampir sama dengan mantra yang sering diucapkan para rohaniawan, mantra ilmu leak menyebutkan beberapa istilah-istilah dalam Hindu terutama Dewa dan butha, serta paling terpenting adalah kesiapan diri seseorang untuk mempelajari ilmu leak ini.
** Penggunaan Ilmu Leak sangat tergantung pada individu masing-masing. Tergantung pada kesadaran seseorang, jika kesadarannya rendah, maka ini sudah tentu akan kehal tidak baik, dan begitu juga sebailknya, jika dia sudah melampaui kesadaran lebih tinggi terlebih dahulu sebelum mempraktekan ilmu ini, maka ilmu ini dapat dijadikan jalan penyatuan dan pembebasan.
Misalkan seperti mantra diatas : ” apan aku sakti, tan hana weni ring aku, sing teka pada nembah, sing teka pada dungkul”.. bagi kesadaran lebih tinggi.. mantra ini adalah ‘Aku’ sebagai Jiwa atau Aku adalah Dia. Hal ini akan membawa si praktisi menuju penyatuan dengan Brahman, bukan sebaliknya mendefinisikan diri dengan keegoan atau bahkan dengan tujuan berbuat berdasarkan keinginan emsosional kasar.
Oleh karena itu, mempelajari Ilmu Kanan (kesadaran) harus dilakukan terlebih dahulu, sebelum mencicipi Ilmu Kiri. Dengan kesadaran kontrol hal negatif dapat dilakukan.