Tradisi Pemujaan untuk Bhatara/i Śri Rambut Sedana


 

Mantra dan Sesontengan Pemujaan Bhatara Śri Rambut Sedana

Mantra adalah aksara suci yang dipergunakan oleh Sulingih, pemangku dalam mengantarkan upacara keagamaan yang bermakna untuk menghidupkan kekuatan sepiritual dalam kehidupan upacara Yadnya

Selain mantra, dalam kegiatan seremonial masyarakat Hindu di Bali juga dikenal adanya doa atau ucapan-ucapan tradisional yang menggunakan bahasa Bali. Doa pujaan yang umumnya menggunakan bahasa Bali halus itu di sebut dengan Saa atau Sesontengan.  Doa yang menggunakan bahasa hati atau bahasa ibu, bahasa yang paling dipahami oleh seorang disebut Saa.

Adanya penggunaan Saa disamping Mantra bagi kalangan yang belum terbiasa, akan mungkin saja dirasakan agak aneh dipandang dari segi bahasanya. Namun perlu dimaklumi bahwa penggunaan Saa sangatlah penting karena akan lebih memantapkan bagi yang melaksanakan upacara dan pemimpin upacara dalam menyelesaikan atau memimpin upacara seperti halnya Upacara pemujaan Batara Sri Rambut Sedana ini.

Penggunaan Puja-Saa atau yang disebut dengan Sesontengan dengan menggunakan bahasa sehari-hari dalam bentuk Prosa (Gancaran) masih bertahan sampai saat ini. Begitu juga dalam upacara pemujaan Batara Sri Rambut Sedana masih mempertahankan menggunakan Puja Saha karena lebih mengerti dari makna yang di sampaikan oleh pemimpin upacara 

 

Pada saat odalan di Pelinggih Bhatara/i Sri Sedhana, gunakanlah mantra ini :

Om Sridhana Dewika Ramya
Sarwa Rupawati Tatha
Sarwa Jnana Maniscaiwa
Sri Sridewi Namo’stute.
Artinya:
Hyang Widdhi, dalam kuasa-Mu sebagai Sridhana, pemberi kemakmuran, rejeki dan harta benda, Semua wujudMu sangat mempesona. Semua Pengetahuan berasal dari-Mu. Sri-Sridewi yang maha suci , hamba memujaMu.

Om Kuwera Dewa Ya Namah Swaha.
Artinya:
Ya Tuhan, dalam wujud-Mu sebagai Sang Hyang Kuwera, sebagai penguasa kekayaan, hamba bersujud pada-Mu.

Mantra yang digunakan dalam upacara pemujaan Batara Sri Rambut Sedana yang disesuaikan dengan banten yang digunakan atau menyertainya. Karena Mantra pada hakekatnya sebagai pengantar apa yang dipersembahkan kepada objek pemujaanya.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Baca Juga