Tenung dan Diagnosa Penyakit di Usada Rsi Bawa


26a. ya teka. Yan kebo, sampi ilang, nereti paranya, ring jurang pinggiring awan, mati ya. A, druwe ilang, wong wadon mangalap, bang bang awaknya, welut socanya, rengkuh lemes romanya, tatah-tatah sidhi gawe, ilang ya, yan nulu minggat, ai paranya, pinggiring awan. Bu, druwe ilang, wong lanang mangalap, pacari anggane, lemas romanya, welut socanya, akas rambutnya, alon warnanya, agung wetengnya,

ia datang. Jika kerbau dan sapi hilang, di barat daya, di jurang tepi sungai, ia mati. Pada hari Selasa sesuatu hilang, perempuan yang mengambil, agak kemerah- merahan badannya, welut matanya, agak lembut rambutnya, tatah-tatah apapun yang dikerjakan berhasil, hilang ia, jika cepat pergi, ai namanya, di tepi sungai. Ketika hari Rabu sesuatu hilang, lelaki yang mengambil, pacari badannya, lembut rambutnya, welut matanya, pendek rambutnya, lembut perilakunya, besar perutnya,

26b. liwat petang wengi, ilang ya, yan nulu minggat, rupanya pinangan. Wre, druwe ilang, wong lanang mangalap, rempi awaknya, semu suweta warnanya, abang candranya, kandil idepnya, agung sukunya, umahnya lor kamulaning wadon, daga iwak, wehana don, para kawon suwe katemu. Yan sampi, kebo ilang, pascima paranya pareking awan. Su, druwe ilang, wong wadon mangalap, sweta warna/-

 lewat empat hari, ia hilang, jika dicari kepergiannya, ternyata ia makan. Ketika hari Kamis sesuatu hilang, lelaki yang mengambil, kerus badannya, agak putih orangnya, merah candranya, kandil pikirannya, besar kakinya, rumahnya di utara kemulan orang istri, daga iwak, berikan don, orangnya sulit ketemu. Jika sapid an kerbau hilang, di barat dia berada dekat. Hari Jumat sesuatu hilang, perempuan yang mengambil, putih kulitnya,

27a. -/nya, welut sicanya, pascima umahnya, yan nulu minggat, nariti paranya, parek talaga, meh katemu ya. Sa, druwe ilang, wong wadon mangalap, daksina umahnya, a, masagi pangadegnya, jemprong muwanya sada bang, yan nulu minggat, ersanya paranya, marep purwa umahing wong. Yan sampi, kebo ilang, pascima paranya, pinggiring banyu, ewuh ya katemu.

welut matanya, di barat rumahnya, jika mencari kepergiannya, ke barat laut ia, dekat kolam, bisa-bisa dapat ditemui ia. Hari Sabtu sesuatu hilang, perempuan yang mengambil, di selatan rumahnya, masagi badannya, besar mukanya agak merah, jika mencari kepergiannya, kea rah timur laut ia, menghadap ke timur rumahnya itu. Jika sapid an kerbau hilang, ke barat perginya, di tepi air, sangat sulit ditemukan. Ini Tenung Sundari Terus namanya, sebagai wujud manusia menurut

27b. -/ptawara, nga. Ra, kajumput modangan lanang, yan wadon, muput ring pamulunya, sebaha warnanya, ambeknya marengang, malaksana doyan macacolongan, gawene abang wilidah. Ca, kajumput, gung amasagi, andap malanya, angrong romyak, pradnya prehi waya, tisayanya manis pangucapnya, kakence ilad-ilad, lanji ya ring luh pregawe mangurengut ring atine. A, kajumput, pawa/-

saptawara. Hari Minggu modangan lelaki, jika perempuan, muput pada kulitnya, sebaha wujudnya, sikapnya sembrono, perilakunya suka mencuri, apa yang dilakukan bersilat lidah (?). Hari Senin diambil, besar amasagi, rendah buruknya, angrong romyak, pintar prehi waya, ucapannya manis, kakence ilad-ilad, menarik di mata perempuan dan apa yang dikerjakan membuat orang tertarik. Jika Selasa diambil, badannya

28a. -/kanya aduwur, kaya ngindang pamulanya, akuning sada bang warnanya, ambenya kabeh tan karep gawene, adolnya atuku malane, lalangu wong lanji. Buka jumput, agung alemuh, aborongkol, jenar nguranta, ambeknya sorongkol, singkare budi nugi, rara weteng kasusuban, gawene awitan pipis. Wre, kajumput, sore anawur, manengah abecik pamulunya angambang papulu/-

tinggi, seperti terbang sosoknya, kuning agak kemerahan rupanya, ambenya banyak tidak ingin bekerja, deritanya ketika jual beli, lalangu orang yang laris. Seperti diambil, besar dan lembut, aborongkol, kuning nguranta, sikapnya sorongkol, singkare budi nugi, sakit perut seperti tertusuk sesuatu, kerjaannya berhubungan dengan uang. Hari kamis diambil, sore membayar, sedang dan bagus kulitnya, kambang papulutan

28b. -/tan ring akarma, gaweni amulak-malik pretiwi, sida wanining wong, sida kaweruhanya. Su, kajumput, tan agung tan alit, manengah abecik ambekanya, masang akarmaning dadalaning lawang, wang lanji gawe atondan. Sa, kajumput, pawakanya agung arempi, gawene asewaka bang bang awak warnanya celo doyanya cacolongan, ameweh pada sekarang larane agung. Nihan tenung tekanya gering, kangetakna panca

ketika melakukan sesuatu, perilakunya membolak balik tanah, orang bisa berani, pintar. Hari Jumat diambil, tidak besar tidak kecil, menengah dan bagus perilakunya, memasang akarmaning sebabnya pintu masuk, orang yang lanji melakukan atondan. Sabtu diambil, badannya agung arempi, perilakunya asewaka merah-merah badan celo dan suka mencuri, bertambah sampai saat ini sakitnya besar. Inilah Tenung datangnya sakit, ingat panca

29a. wara, u, Bhatara Guru, nglara, sa, ruwaning naga sari, sulatri pendem muwah, sa, juwuk linglang, wedanya; ca, sarwa suci ring awang-awang enggoning acaru. Malih sekul putih, siyap putih, raka sarwa suci mawadah talujungan, macaru ring natah marep wetan. Pa, Brahma nglaranin, toya bayu, caru rumbah gile ring lebuh acaru, tumpeng abang asiki, ayam buwiklawuk klawu, ca, ring Paibon, wadah tunggil kadi

wara, Umanis, Bhatara Guru yang memberi penyakit. Sarana: daun naga sari, sulatri pendem dan sarananya juga juwuk linglang, wedanya; Dengan caru, berbagai suci di awing-awang melakukan caru. Lagi dengan nasi putih, ayam putih, raka aneka yang suci beralas talujungan, melakukan caru di pekarangan menghadap ke timur. Paing, Brahma yang memberikan penyakit, air bayu, dengan caru rumbah gile di pintu pekarangan rumah melakukan caru, tempeng merah satu, ayam buwiklawuk klawu, lakukan caru juga di Paibon dengan alas yang sama seperti

29b. arep, ta, sa, baas wedakena. Pwa, Pitara mirudaya, sa, bubuh sumsum manyahnyah, raka sarwa suci, tunggal wadahnya kadi arep, ring setra acaru, ta, lumurudnya, sa, dapdap tis, Om tahulan matahulan, apan aku putun Sang Antaboga, waras dening idup putih, muwah, sa, celebingkah wedakna. Kacarik ring lebuh, ca, sambel muwang garem dadi awadah, tumpeng bang,

sebelumnya. Obatnya dengan sarana beras yang dijadikan lulur. Pada Pon, leluhur yang menyakiti, adapun sarananya: bubur sumsum yang disangrai, raka berbagai suci, sama alasnya seperti yang sebelumnya, lakukan caru di kuburan, obati dia dengan cara diurut dengan sarana dapdap tis, Om tahulan matahulan, karena aku adalah cucu Sang Antaboga, sembuh karena hidup putih, dan sarananya berupa celebingkah yang dijadikan lulur. Jika kacarik di pintu pekarangan rumah, adapun obatnya adalah garam jadikan satu alas, tumpeng merah

30a. 2, ayam wiring, 1, tumpeng injin, 1, ayam ireng, 1, rakanya kadi arep wadahnya, lumurudnya siliguwi muwah, sa, carman dapdap, bala, sulasih, adas, wedaknya. Ka, putih kuning, sawung goreng, rakanya kadi arep wadahnya, ta, nyuh gadang, sulasih, adas. Nihan tenung astawara, elingakena: u, tekaning lara, karajang Buta ring laba, ca, ayam pinanggang, sambat Buta Si Mangumangu, Si Begala, Si

2, ayam merah 1, tumpeng ketan hitam, ayam hitam 1, raka beralas seperti sebelumnya, obat urutnya dengan siliguwi, kulit pohon dapdap, bala, sulasih, adas, jadikan lulur. Keliwon (?), putih kuning, telur goreng, raka alasnya seperti sebelumnya, obatnya adalah kelapa hijau, sulasih, dan adas. Inilah Tenung Astawara, ingatlah: Jika saat Uma datangnya sakit, diserang Buta di laba, adapun carunya dengan mempergunakan ayam panggang, sebut Buta Si Mangumangu, Si Begala, Si

30b. Begali. Sri tekaning gering, Pitara manglaranin, ca, bubuh pirata, aja winaseh ring arep mabanten, 1, tekaning gering, karaja buta ring awak agung, ca, cambra bang bungkem ingolah manca desa mawadah lamak, sambat Si Diyarasaka, nga. Gu, tekaning gering, tuwan ring pomahan nglaranin, ca, sawung panggang mawadah tamas, soring padengenan acaru, sambat Si Panca Kalima. Ya, tekaning gering, Bhatara Desa ngla/-

Begali. Jika Sri datangnya sakit, leluhur yang menyakiti, adapun carunya dengan bubur pirata, jangan dibasuh di hadapan melakukan ritual 1, datangnya sakit, karaja buta di badan yang besar, dengan caru anjing bang bungkem yang diolah menjadi lima bagian menurut perhitungan arah mata angin beralas lamak, sebut Si Diyarasaka namanya. Jika saat Guru datangnya sakit, orang tua di keluarga yang menyakiti, adapun carunya dengan telor panggang beralas tamas, di bawah Padengenan melakukan caru, sebut Si Panca Kalima. Jika saat Yama datangnya sakit, Bhatara Desa




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga