- 1Tahapan Yoga Dalam Wrhaspati Tatwa
- 1.11. Pratyahara yoga
- 1.22. Dhayana yoga
- 1.33. Pranayama yoga
- 1.44. Dhrana yoga
- 1.55. Tarka yoga
- 1.66. Samadhi
- 2Susunan Yoga dalam Wrhaspati Tattwa vs Astangga yoga Patanjali
- 3Filsafat Yoga Dalam Wrhaspati Tatwa
- 3.1Karma Wasana
- 3.2Cetana dan Acetana
- 3.3Paramasiwa Tattwa
- 3.4Sadasiwa Tattwa
- 3.5Siwatma Tattwa
- 3.6Pradhana Tattwa dan Tri Guna
- 3.1Dharma Buddhi
- 3.2Jnana Buddhi
- 3.3Wairagya Buddhi
- 3.4Aiswarya Buddhi
- 3.5Panca Wiparyaya
- 3.6Tusti
- 3.7Asta Siddhi
- 3.1Panca Tan Matra dan Panca Maha Bhuta
- 3.2Sad Rasa dan Dasendriya
- 3.3Dasa Sila
- 3.4Asta iswarya
- 4Ajaran Siwa Siddhanta dalam Wrhaspati Tattwa
- 5Transformasi Prakerti Menurut Wrhaspati Tattwa
- 6Wrhaspati Tattwa vs Samkhya tentang Purusa dan Prakerti
Dharma Buddhi
Perbuatan mulia, yajna, tapa, dana punia, meninggalkan keluarga dan hidup dari sedekah, yoga, inilah yang disebut dharma. Sila artinya melakukan perbuatan yang baik. Yajna artinya melaksanakan pemujaan api,tapa artinya menjadi Wiku yang melakukan Tapa Brata.
Wiku artinya seorang yang di-diksita, yoga artinya mekukan meditasi. Itulah beberapa ciri dharma. Menurut Wrhaspati Tattwa orang yang telah mantap menjalankandharma akan mencapai sorga dan berinkarnasi menjadi dewayoni, beliau juga akan memperoleh kesenangan tanpa berbalik kedukaan (suka tanpa wali dukha). Ia juga memperoleh Siddhi.
Jnana Buddhi
Pengindraan langsung, menarik kesimpulan, ajaran-ajaran agama dari orang yang telah mempelajarinya, inilah tiga cara untuk memperoleh pengetahuan. Demikianlah orang yang mengetahui tentang tiga Pramana, yaitu: Pratyaksa, Anumana dan Agama. Pratyaksa artinya sesuatu yang dapat dilihat atau diraba. Anumana artinya seperti asap yang terlihat dari jauh, menandakan adanya api (api itu sendiri tidak tampak). Inilah yang disebut Anumana.
Agama artinya ajaran para guru. Orang yang mengetahui ketigapramana ini, Pratyaksa, Anumana dan Agama disebut dengan istilahSamyagjnana. Wrhaspati Tattwa menegaskan, buah dari Jnana yang telah dijalankan oleh seorang Jnanin adalah ia akan memiliki pengetahuan ataupun pandangan yang baik dan benar, pada tahapan yang lebih sempurna seorang Jnanin akan memperoleh pengetahuan yang sangat utama, inilah yang akan mengantarkan pada keadaan yang disebut Moksa, kembali ke alam Siwa. Kesadarannya menyatu dalam Tuhan.
Wairagya Buddhi
Ketidakterikatan terhadap kesenangan, baik yang dilihat maupun yang didengar, pada badan yang sehat dinamakan Wairagya. Ketidaksenangan kepada yoga tidak berarti ketidakterikatan (arti sebenarnya adalah orang yang tidak senang kepada yoga bukan yogin melainkan orang yang menganut Wairagya).
Ada kesenangan dari yang dilihat seperti halnya raja yang berkuasa, ada kesenangan dari yang didengar, seperti kahyangan yaitu tempat para Dewa. Kesenangan seperti itu, yang dilihat maupun yang didengar tidak diinginkannya. Bahkan menjadi rajapun ia tidak ingin. Lepas dari keinginan seperti itu dinamakan Wairagya. Melalui Wairagya, atmamencapai Prakrti Loka dan mengalami kesenangan ibarat orang tidur tanpa mimpi, sangat damai dan tenang.
Aiswarya Buddhi
Pada hakekatnya Aiswarya adalah prinsip kesimbangan. Keseimbangan dalam kesenangan disebut Bhoga. Bhoga dalam arti lain adalah segala yang dimakan dan diminum. Keseimbangan dalam kesenangan kecil disebut Upabhoga Dalam arti lain adalah segala sesuatu yang dipakai. Keseimbangan dalam kesenangan besar disebut Paribhoga. Dalam pandangan material Paribhoga berarti punya istri (berumah tangga) dan pembantu.
Wrhaspati Tattwa menyebutkan buah dari Aiswarya (Aiswarya Phala) adalah seseorang akan menikmati kesenangan penuh tanpa gangguan demikian pula perbuatannya. Padanya juga mendapat Anima dan kekuatan lain dan seseorang itu akan lahir dalam Dewayoni, akhirnya ia menjadi Dewa.
Panca Wiparyaya
Panca Wiparyaya adalah lima sifat yang tidak baik penyebab kesengsaraan. Penjabaranya adalah sebagai berikut.
- Tamah, pikiran yang menginginkan segala macam kesenangan.
- Moha, pikiran yang secara buta menginginkan delapan Aiswarya.
- Mahamoha, keinginan mencapai kebahagiaan Niskala bersama dengan delapan Aiswarya.
- Tamirsa, mendambakan kebahagiaan dikemudian hari.
- Andhatamirsa, menangisi sesuatu yang telah tiada atau hilang.
Tusti
Tusti berarti kepuasan. Ada orang yang berbuat sesuatu untuk mencari kepuasan. Tusti itu ada beberapa jenis, yaitu :
- Arjana, menadapatkan kesenangan melalui penumpukan harta benda.
- Raksasa, senang mempertahankan barang yang diperoleh.
- Ksaya, kesenangan dalam menghamburkan kekayaan (pemborosan).
- Sanga, kepuasan yang diperoleh ketika sesuatu yang didambakan berhasil diraih seperti kekasih dan benda.
- Himsa, membunuh semata-mata untuk kesenangan.
- Bhagya, puas dalam hati, meskipun tidak memperoleh kebahagiaan.
- Kala, ingin cepat mendapat sesuatu yang dikehendaki.
- Atma, pengetahuan yang menyelidiki Atma.
Asta Siddhi
Asta Siddhi adalah delapan pekerjaan mulia yaitu memberi, belajar, berguru, bermusyawarah, bersahabat (5 bagian ini disebut Bahya Siddhi) dan tiga pekerjaan yang merupakan pencegahan kesengsaraan (Adhyatmika Siddhi).
Bahya Siddhi meliputi :
- Dana, memberikan bantuan moril maupun materiil;
- Adhyayana, mempelajari kitab-kitab suci;
- Sadhana,kemampuan mendengarkan suara gaib (waskita) dan mampu membedakan barang kasar dan barang halus;
- Sadhaka, kecakapan dalam bidang spiritual dan
- Tarka, adil dan bermusyawarah.
Sedangkan Adhyatmika Siddhi adalah mampu mengatasi tiga macam kesengsaraan (Dukha Telu). Dukha Telu meliputi Adhyatmika Dukha (sakit dari pikiran), Adhidaivika Dukha (sengsara yang diakibatkan dari kutuk dewa, leluhur, orang suci dll) dan Adhibhautika Dukha (sengsara/sakit yang disebabkan jasad renik, roh jahat dan binatang).